抖阴社区

DUA PULUH ENAM

200 9 3
                                        

Happy Reading
.
.
.
.

Bel istirahat sudah berdering sejak lima menit yang lalu. Setelah selesai dari toilet, Elina langsung berjalan kembali menuju kelasnya. Sebenarnya tadi Lisa sudah mengajaknya pergi ke kantin, tapi karena Elina tidak lapar, dia menolaknya dan lebih memilih kembali ke kelas untuk membaca novel.

Gadis itu menghentikan langkahnya sesaat saat melihat di kelas sekarang hanya ada Ardian yang sedang bermain ponsel. Elina hendak pergi namun dia langsung mengurungkan niatnya. Langkah kakinya membawa dia mendekati bangkunya lalu duduk. Elina membuka buku novel lalu mulai membacanya.

“Sorry kalau menurut lo gue terlalu egois.”

Tidak ada balasan. Ardian kembali membuka suara.

“Gue gak bermaksud buat nyakitin hati lo.”

Masih tidak ada balasan.

“Maaf juga gue gak bisa nepatin janji gue.” Ardian terdiam sesaat. “Janji buat bantu lo keluar dari masalah ini.”

Elina mulai melirik ke Ardian. Gadis itu mengedarkan pandangannya dan tidak ada orang lagi selain dia di dekat Ardian. Cowok itu juga sedang tidak menggunakan earphone. Bahkan Ardian sudah mematikan ponselnya, entah sejak kapan.

“Kamu ngomong sama aku?” Elina menunjuk dirinya sendiri.

“Di kelas cuma ada kita berdua,” jawab Ardian.

“Kamu punya attitude yang baik, kan? Biasakan kalau lagi ngomong sama orang tatap orangnya. Minimal jangan membelakangi, lah.” Elina kembali membaca novelnya.

Gadis itu sedikit terkejut saat Ardian tiba-tiba duduk di bangku depannya persis. Tidak hanya itu, Ardian juga memutar tubuhnya agar menghadap ke Elina.

“Kenapa pindah?”

“Apanya?”

“Duduknya, lah.”

“Lo belum jawab permintaan maaf gue.”

“Minta maaf apa?”

“Lo gak denger?”

“Yang tadi? Denger, tapi gak terlalu jelas,” jawab Elina. “Aku kira kamu lagi ngomong sama orang lain.

“Sorry kalau menurut lo gue terlalu egois. Gue gak bermaksud buat nyakitin hati lo. Maaf juga gue gak bisa nepatin janji gue.” Ardian terdiam sesaat. “Janji buat bantu lo keluar dari masalah ini.”

Ardian mengulangi lagi permintaan maafnya. Dia tidak berharap lebih. Apapun respon Elina nanti, Ardian siap menerimanya.

Elina masih berusaha mencerna omongan Ardian. Rasanya sulit sekali untuk memaafkan cowok itu. Terlalu banyak kata-kata dia yang berhasil membuat hatinya sakit.

“Lo boleh marah sama gue. Lo boleh nampar gue. Lo boleh ngelakuin apapun yang lo mau ke gue kalau itu memang bisa bikin lo maafin gue.”

“Emangnya dengan aku ngelakuin itu, aku bisa ngelupain kata-kata kamu yang udah nyakitin hati aku? Enggak, kan? Yang ada itu malah bikin aku terlihat semakin egois.”

“Tapi itu bisa bikin lo lebih tenang.”

“Kamu gak tau apapun tentang aku. Apa yang bisa bikin kamu tenang, belum tentu bisa bikin aku tenang juga. Setiap orang punya caranya sendiri untuk bahagia atau meredam emosinya. Jadi jangan pernah samakan diri kamu sama orang lain.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

? Terakhir diperbarui: Jan 07, 2024 ?

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ELVANO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang