"Mereka bertiga suka Vera?" celetuk Liam. Reygan menatap Liam dengan sinis, mengapa temannya memikirkan hal sejauh itu, bahkan di luar prediksi BMKG.
"Ada hubungannya?" Liam menggeleng.
▪︎■▪︎
Jam istirahat telah tiba, Aluna berjalan menuju kantin sekolah untuk mengisi perut kosong. Namun, dua tangan menarik Aluna dari sisi kanan dan kirinya. Mereka menyeret tubuh Aluna menuju kamar mandi. Aluna kira perundungan itu akan ditunda untuk hari ini, ternyata dirinya salah, perundungan itu masih terus berlanjut.
"Gue pengen lihat pembelaan dari lo," ucap seorang gadis yang berdiri di kamar mandi seraya menyilangkan kedua tangannya.
Aluna menatap tajam tanpa membalas perkataan gadis itu. Kedua siswi yang menarik Aluna tadi membawa dua ember air dari dalam toilet, dan mengguyur tubuh Aluna hingga basah kuyup. Mereka tertawa terbahak-bahak melihat penampilan Aluna yang seperti 'gembel' menurut mereka.
"Zoya," panggil salah satu dari mereka kepada gadis yang menyilangkan kedua tangannya. Zoya mengerti kode dari mereka, ia berjongkok di hadapan Aluna dan tersenyum miring.
"Seberapa lama lo dapat bertahan, manusia lemah," ucap Zoya seraya menjambak rambut Aluna yang basah.
Zoya, mengusap dagu Aluna, kemudian menampar pipi Aluna dengan keras. Monna, gadis yang mengguyur Aluna, menutup kepala Aluna menggunakan ember yang ia bawa. Kemudian Kenzy, menendang kepala Aluna sekeras mungkin hingga tersungkur. Lagi-lagi tawa iblis itu mengganggu telinganya.
Aluna membuka ember di kepalanya, kemudian melemparnya tepat pada wajah Zoya. Aluna berdiri menatap mereka dengan tajam. Monna dan Kenzy tidak tinggal diam, mereka mendorong Aluna dan menamparnya berkali-kali.
Zoya tidak terima wajahnya dilempar ember oleh anak baru yang sangat songong. Zoya melempar kembali ember tersebut ke wajah Aluna hingga meninggalkan robekan cukup dalam di dahi Aluna. Raut marah iblis terlihat di wajah Zoya. Gadis itu murka pada Aluna, ia seolah akan menerkamnya sekarang juga.
"Damn human!" umpat Aluna.
Aluna menendang mereka secara bergantian dengan gaya memutar, lalu menarik rambut mereka bersamaan, dan mendorongnya hingga tersungkur membentur dinding. Aluna tersenyum smirk.
"Lo salah kalau menganggap gue lemah," ucap Aluna sebelum beranjak dari kamar mandi.
Aluna keluar dari kamar mandi dengan darah yang bercucuran. Kepalanya terasa berat, tubuhnya pun terasa lemas. Aluna bukan orang lemah, ia tidak peduli sebonyok apapun tubuhnya, ia akan bertahan.
Reygan menarik lengan Aluna dan membawanya menuju UKS. Aluna hanya terdiam pasrah dengan yang dilakukan oleh Reygan. Kali ini, laki-laki itu akan menyombongkan apalagi pada dirinya? Kemampuan untuk mengobati pasien? Sungguh multitalenta.
Tunggu, mengapa Reygan tiba-tiba menariknya ke UKS? Apakah ia melihat Aluna sedang di bully? Dasar penguntit cupu.
Reygan mengambil kotak P3K, Aluna hanya diam, melihat apa yang akan Reygan lakukan. Laki-laki itu mengambil tissue untuk membersihkan darah yang bercucuran. Kemudian ia membersihkan luka yang cukup dalam menggunakan kapas serta alkohol dengan perlahan dan berhati-hati.
"Lo terlanjur masuk ke dalam perangkap."
Aluna menatap Reygan heran, apa maksud laki-laki itu? Kata-kata Reygan membuat Aluna berpikir bahwa Reygan adalah ketua mereka. Bagaimana tidak berpikir seperti itu, Reygan sangat disegani, Reygan tidak pernah mendapat giliran, Reygan juga tidak dirundung ketika mencari masalah. Wajar saja Aluna curiga.
Aluna harus menyelidiki siapa laki-laki di hadapannya ini. Bagaimana pun caranya, Aluna harus mengetahui latar belakang Reygan. Dan ia juga harus menyelidiki mengapa perundungan itu terjadi di sekolah ini, dan siapa ketuanya.
"Maksud lo?" tanya Aluna.
Reygan menghentikan aktivitasnya sesaat, kemudian menatap Aluna dengan lekat, "Sekolah ini bahaya bagi orang awam kayak lo."
"Kenapa lo obatin gue?" tanya Aluna.
"Gue gak suka dibilang pengecut," balas Reygan yang masih fokus mengobati luka Aluna.
Liam memasuki ruangan UKS dengan membawa satu botol minuman serta satu kotak makanan. Liam mengulurkan makanan dan minuman itu pada Aluna, sedangkan Aluna menatapnya dengan heran. Apa yang merasuki dua orang di hadapannya ini? Mengapa mereka tiba-tiba peduli?
"Belum sempat makan kan?" tanya Liam. "Buat lo, sebentar lagi bel masuk."
Liam duduk disisi Aluna dan menatap luka Aluna sebelum akhirnya ditutup dengan perban. Reygan merapikan dan menyimpan kembali P3K, kemudian memberikan jaket yang ia pakai pada Aluna.
"Habiskan makanannya, bel masuk lo harus di kelas," ucap Reygan sebelum pergi dari UKS.
Liam tersenyum tipis pada Aluna, "Pakai jaketnya, biar gak dingin," titah Liam.
Aluna semakin dibuat heran dengan tingkah mereka yang menunjukan sedikit prikemanusiaannya. Dan, pertama kali ia melihat Liam tersenyum padanya. Mungkinkah sifat sombongnya hanya ditunjukkan pada orang baru saja?
"Jangan lupa masuk kelas," ucap Liam tersenyum, setelah itu pergi.
▪︎■▪︎
Dibuat 29 Januari 2023
Dipublish 6 Maret 2024Entah apa yang merasuki mu, hihihi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Misstruck [END]
Mystery / ThrillerDi zaman ini, perundungan dianggap hal biasa. Perundungan dianggap sebuah candaan belaka. Mereka mempermainkan korban layaknya boneka. Mereka mengukir banyaknya luka. Tidak peduli banyak korban yang celaka. Dasar manusia penghuni neraka. Mereka haru...
Misstruck 9
Mulai dari awal