Bimantara berarti "Jiwa yang tangguh" makna ini menggambarkan sosok Nathan Astara.
Kisah ini berisikan vignet atau potongan kecil dari kisah hidup Nathan yang penuh luka.
Disalahkan, diasingkan adalah hal biasa dalam hidupnya. Berteman baik dengan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
¤¤¤
Tiga hari telah berlalu sejak Daffian menjadi wali murid untuk adiknya. Tidak ada peningkatan yang begitu terlihat antara hubungan Nathan dengan abang sulungnya. Tapi Nathan tetap senang karena abangnya mau menjadi walinya tempo lalu.
Sepulang sekolah hari ini Nathan tidak langsung pulang kerumah. Anak itu memilih pergi kesebuah tempat, ia ingin beli sesuatu sebelum pulang. Jadi sampai di depan gapura kompleks Nathan dan Enzo pisah.
Nathan memarkirkan sepedanya didepan sebuah toko. Anak itu masuk kedalamnya, suara musik langsung menyapa telinganya, toko ini cukup ramai menjelang sore ini.
Nathan berjalan dideretan paling ujung, toko ini menjual berbagai asesoris dan barang yang sering laki-laki gunakan. Seperti topi, gelang, kalung, sepatu, jam tangan, kaos, jaket kulit hingga helm juga ada. Toko ini mempunyai dua lantai.
Nathan memilih-milih model gelang yang banyak jenisnya disana.
Pandangan Nathan jatuh pada gelang kulit.
"Ini aja kali ya, bagus terus kayanya juga kuat tahan lama" Gumam Nathan.
Lalu Nathan mengambil dua buah gelang kulit itu, tentunya berbeda warna. Yang satu full hitam, satunya coklat.
Setelah merasa cocok Nathan lantas menuju kasir, apalagi kalau gak buat bayar.
Setelah membayar harga gelangnya, Nathan kembali menggayuh sepedanya menuju toko kue. Nathan mau beli cake kecil, kalau kalian penasaran untuk siapa Nathan membeli gelang dan juga kue, itu untuknya sendiri.
Kecuali gelang satunya, Nathan hendak menghadiahkannya untun Nicho. Kan tanggal lahir mereka sama, jadi Nathan mau kasi kakaknya kado. Gelang satunya lagi buat dirinya sendiri, karena Nathan itu jarang dapat kado, jadi bungkus kado sendiri aja buat ngehibur dirinya. Kue juga gitu beli sendiri, nanti Nathan juga tiup sendiri.
Dia udah biasa kaya gitu, kalau dulu Bibi suka bikin cemilan untuk gantiin kue, sekarang Nathan udah bisa beli kue buat dirinya sendiri.
Jadi Nathan memang gak mudah, tapi Nathan bukan anak yang gampang nyerah gitu aja. Dia anak yang terus berusaha buat ngehibur dirinya sendiri, karena dengan cara itu Nathan bisa tetap semangat untuk jalani hari-harinya.
•••
Malam tiba dan Nathan baru saja selesai membungkus kado gelang untuk kakaknya. Rumah sudah sepi sejak sore, mungkin seperti biasa ayah dan abang-abangnya akan merayakan ulang tahun Nicho diluar bersama saudara yang lain. Nathan jelas tak akan diajak, sudah sejak dulu begitu.
Nathan memasukan kartu ucapan miliknya dalam amplop kecil, lalu tersenyum menatap kadonya.
Nathan membawa langkahnya menuju lantai dua, membuka pelan pintu kamar Nicho yang dulunya juga kamarnya, tapi sekarang ya sudah tidak lagi.