抖阴社区

Bagian 30

12.5K 381 62
                                        

¤¤¤ADA PENGUMUMAN DIBAWAH⚠️¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤
ADA PENGUMUMAN DIBAWAH⚠️
¤¤¤

Nathan baru saja selesai kemoterapi hari ini. Bisa dikatakan ini minggu kedua Nathan menjalani kemoterapi. Tidak berbeda jauh dengan yang minggu bulan lalu, Nathan dibuat lemas dan juga muntah. Tapi anak itu mulai terbiasa dengan efek samping dari pengobatannya.

Daffian kini tengah memijat kaki adiknya yang tengah terlelap, seusai muntah dan juga melepas infus obatnya.

Ruang rawat ini berbau obat-obatan bercampur harum bayi, karena Daffian membaluri adiknya dengan minyak telon. Agar perut adiknya lebih baik.

Ponsel Daffian bergetar, menampilkan pesan dari Joyan. Pemuda itu menghela nafas sejenak sebelum membalas pesan itu. Pandangan Daffian beralih pada adiknya yang terlelap, memandangi wajah pucat itu. Sejak jatuh sakit, sepertinya Daffian tidak pernah lagi melihat bibir adiknya bewarna normal selain pucat.

"Harus sembuh..." Lirih Daffian lalu mengecupi punggung tangan adiknya yang baru saja ia raih.

Mata Daffian tertuju pada ponsel adiknya, pemuda itu jadi ingat saat Nathan membahas fotonya yang adiknya itu simpan.

Daffian mengambil ponsel itu, lalu menghidupkannya.

"Astaga gak dikunci" Lirih Daffian menggeleng pelan saat melihat ponsel itu tidak dilindungi oleh sandi atau pin.

Senyum Daffian langsung terbit saat melihat isi galeri adiknya, penuh dengan screenshot sosial medianya dan juga milik Joyan serta Nicho. Tapi lebih mendominasi dirinya, bahkan hal yang tidak penting di story-nya juga turut disimpan oleh adiknya.

Raut wajah Daffian langsung berubah, saat ada pesan masuk. Tanpa ragu pemuda itu membuka pesan itu, dada Daffian rasanya sesak sekali membacanya, dengan gerakan cepat Daffian menggulir pesan-pesan yang lalu. Membacanya dengan teliti, isinya semuanya hampir sama, namun yang membuat Daffian sakit pesan itu datangnya dari Nicho.

Kenapa adiknya yang satu itu tega mengatakan hal-hal seperti itu pada Nathan. Mereka kembar seharusnya tidak sejauh ini keretakan keduanya.

Daffian terkesiap saat Nathan bergerak dan terbangun. Melupakan sejenak pesan itu, lalu beralih menatap adiknya.

"Kenapa? Ada yang sakit lagi?" Tanya Daffian lembut.

Bukannya menjawab Nathan malah terlihat mual. Daffian yang paham dengan cepat mengambil baskom stainles. Memegangi baskom itu saat Nathan memiringkan tubuhnya kesamping. Mungkin sudah tidak bisa menahan mualnya.

Air yang sempat Nathan teguk tadi keluar, bersamaan dengan sisa makanan yang lainnya. Tangan Daffian satunya memijat lembut tekuk adiknya.

BIMANTARA [END]?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang