抖阴社区

12. Teror

9 0 0
                                        

Pagi ini kelihatannya tenang dan damai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini kelihatannya tenang dan damai. Semalaman walau tidurnya tidak begitu nyenyak tapi Asharia berhasil istirahat dengan baik. Otaknya masih kepikiran seputar e-mail yang tempo hari dia terima. Namun, pagi ini setelah melihat wajah Mama dan Papanya, Asharia menjadi lebih tenang. Benar, dia tidak sendirian di sini. Ada kedua orang tua yang akan selalu menjadi pendukungnya.

"Oh ya, Asha mau liburan ke luar negri sebentar, Nak? Kalau mau ajak Bella dan Niko nggak papa." Ujar Cakra. Ia menawarkan penawaran yang cukup menggiurkan bagi Asharia untuk healing sejenak dari Jakarta. Lagipula, ini juga bisa jadi reward trip untuk Bella dan Niko yang sudah setia menemani dirinya di masa sulit ini.

"Iya, New York kedengerannya oke. Kamu bisa jalan-jalan di sana selama satu Minggu." Tambah Mila.

Kedua orangtuanya tampak sangat antusias untuk membuat Asharia angkat kaki dari Jakarta. Bukan apa-apa, tapi kondisi internet benar-benar menyerang Asharia secara mental. Putri mereka pun tidak bisa leluasa pergi ke tempat umum di Jakarta. Situasi ini pasti juga membuat Asharia frustasi untuk beberapa alasan. Cakra dan Mila benar-benar tahu bahwa Asharia merupakan social butterfly yang tidak bisa dikurung dalam rumah seperti ini. Tapi, karena kejadian ini Cakra pun tidak punya pilihan lain selain banyak melarang putri semata wayangnya pergi keluar terlalu sering. Lagipula, Asharia sendiri juga tidsk memiliki hasrat untuk keluar rumah. Ia sudah takut duluan untuk bertemu orang lain di tempat umum.

"Tapi kan Asha harus ada investigasi. Lagian juga manajemen belum kasih Asha libur, otomatis tetep harus bolak balik ke kantor juga buat ngurusin royalti dan launching." Jawab Asharia. Ia ragu apakah pergi liburan di situasi ini merupakan sebuah solusi dan apakah itu adalah keputusan yang tepat.

"Nanti kan Papa bisa bicara dengan polisi yang bertugas. Lagipula, Robby nggak mungkin nggak dengar permintaan Papa. Dia juga khawatir kok dengan Asha." Ujar Cakra.

"Emang bisa?" Asharia mendesis.

"Ganesha bisa, Nak." Jawab Cakra singkat.

Mau manajemen tempat Asharia bernaung bahkan hingga kepolisian pun, ketika mendengar permintaan dari seorang Ganesha mereka tidak akan bisa menutup mata begitu saja. Cakra hidup dengan memahami bahwa kekuatan itu penting. Siapapun yang kuat akan bertahan, dan yang lemah akan dieliminasi. Tapi, jika ini terdengar ke telinga publik maka tentu akan jadi masalah lagi. Keluarga Ganesha menyalahgunakan kekuasaan untuk membiarkan putri mereka pergi ke luar negri.

tok ... tok ...

"Masuk." Cakra berujar saat mendengar ada suara pintu diketuk. Tak lama, salah satu pekerjanya pun masuk ke ruangan makan sambil membawa satu kotak pink yang dihias dengan pita.

"Permisi, Tuan, Nyonya, dan Nona. Ada paket untuk Nona Asharia." Ujarnya. Asharia pun mengernyit. Ia tidak merasa mengorder paket apapun. Namun, dari box dan dekorasinya sepertinya hadiah. Apakah dari Bella? Atau Niko?

ANTE MORTEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang