抖阴社区

                                        

Akara berlari kecil lalu memetik setangkai bunga matahari dan kembali ke tempatnya tadi. Ia menyerahkan bunga itu pada Tara, "Ini aku kasih bunga ini dulu sebagai hadiahnya. Besok aku kasih hadiah yang ketinggalan di rumah."

Tara tersenyum lebar lalu menerimanya, "Wah, bunganya bagus. Warnanya cerah kayak matahari."

"Kan namanya memang bunga matahari."

Tara mengangguk paham, "Aku suka. Makasih, ya."

"Iya, sama-sama. Karena kamu suka, aku bakal bawain bunga matahari setiap ulang tahun kita."

Tara mengulurkan jari kelingkingnya, "Beneran? Janji, ya?"

Akara menautkan jari kelingkingnya dengan milik Tara, "Iya, aku janji."

Tara lagi-lagi tersenyum mengingat kenangan manis yang dilakukan Akara. Dia selalu menepati janjinya. Bunga matahari yang seharusnya terlihat indah, kini sudah hampir hancur. Tara mengumpulkan semua kelopak bunga yang berjatuhan di jalan dan memasukannya ke dalam kantong plastik itu. Lalu dia memutuskan untuk pulang.

~000~

Sesampainya di rumah, Tara terkejut melihat mobil Rika yang terparkir di depan rumahnya. Kenapa Mama malah kesini? Batin Tara.

Ia segera masuk ke dalam rumah dan menemukan Rika yang sedang duduk di sofa ruang tamu. "Mama kok malah kesini?" tanyanya.

Rika tersenyum. "Iya, di rumah Mama sepi. Makanya Mama kesini."

Tara mengangguk, "Tara ke kamar dulu, ya. Kalau Mama mau nginep langsung ke kamar tamu aja."

"Kamu gak makan dulu?" tanya Rika. Dia sudah membawakan makanan kesukaan Tara.

Tara menggeleng, "Enggak, Ma. Tara mau istirahat, capek banget hari ini."

Rika mengangguk paham lalu membiarkan Tara pergi ke kamarnya.

~000~

Sesampainya di kamar, Tara tak langsung istirahat seperti apa yang dia bilang sebelumnya. Dia duduk di kursi belajarnya lalu membuka buku bersampul biru milik Akara yang dia temukan tadi. Sungguh, dari dulu dia sangat penasaran dengan isi buku itu.

Banyak sekali halaman yang sudah terisi, Tara bingung harus memulai darimana. "Gue mulai dari yang terakhir aja, deh. Gue penasaran, apakah ada rencana busuk yang lagi dia rencanain setelah nabrak Bunda."

Tara membuka halaman terakhir yang ditulis oleh Akara. Ia membaca dengan seksama setiap tulisan itu.

24 Januari

Malam ini terjadi lagi. Mama selalu salahin Gue, padahal gue gak melakukan kesalahan yang dia maksud. Mama selalu nuduh Gue sengaja biarin Tara celaka. Padahal itu kan memang murni kecelakaan. Tara ditabrak mobil, terus gue salahnya dimana dah?  Dan parahnya hari ini Gue tau sebuah fakta yang bikin hati kecil gue retak mau ancur. Gue masih ingat kata Bunda.

Katanya "Kamu memang lahir dari rahim saya, tapi kamu bukan anak saya"

Berarti gue anak yang gak dianggap? Ternyata itu jawaban dari semua sikap Mama selama ini. Dan gue juga tahu kalau Tara itu saudara kembar gue. Kita kembar? Haha kocak, gak nyangka banget asli!

PROMISE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang