抖阴社区

Ekstra Part 1

3.6K 122 30
                                        

Tidak ada kata sederhana untuk pernikahan yang dilangsungkan di sebuah gedung serbaguna terkenal di ibu kota.

Dari gerbang gedung, janur kuning berjejer menghiasi pagar besi dan pembatas jalan.

Ucapan selamat berupa karangan bunga ditujukan kepada anak laki-laki dari pengusaha ternama di Jakarta berbaris rapi di sepanjang jalan utama menuju gedung serbaguna itu. Deretan mobil mewah berjejer di parkiran sebagai pertanda bahwa pesta pernikahan ini bukanlah berasal dari kalangan biasa-biasa saja.

Dalam sebuah mobil mewah, seorang lelaki duduk diam bersama ayahnya. Ada duka mendalam yang dia simpan di sana, tapi dibalut dengan senyum kepalsuan.

"Siap?" tanya seorang Pria dengan setelan jas lengkap. Di kepalanya bertengger kacamata hitam membuat rambut-rambut yang hampir memutih itu terlihat luar biasa.

"Siap gak siap harus siap, bukan?"

Dewa mengangguk, semarah apa pun dia sama anak lelakinya, tetap tidak menutupi perasaan sayang kepadanya. Rasa kasihan pun begitu besar, Dewa sudah tahu kalau anaknya seperti ini, dan dia harus terluka karena cinta pertamanya.

"Jangan jauh-jauh, jangan macam-macam juga. Ikuti papa aja."

"Nanti ada Mas Fajar, Alif, sama Nika. Boleh aku berbaur sama mereka?"

"Hubungi Papa kalau kamu gak kuat."

Dewa menepuk pundak Brian, dia benar-benar menyesal sudah bikin onar dengan anak lelakinya. Melihat Brian terluka, rasanya begitu sakit, dia bahkan sudah berjanji untuk tidak memaksakan kehendak lagi pada anak-anaknya.

Setelah menuliskan namanya di meja penerima tamu, Brian mendapatkan secarik kartu yang bisa ditukarkan dengan souvernir di akhir acara nanti. Degup jantungnya menggila, isi kepalanya riuh, lebih meriah dibandingkan sorak sorai tamu undangan yang tertawa karena lelucon MC di panggung.

Langkahnya ringan, terlebih saat melihat Ben senyum dan bersalaman dengan tamu.

Kepalanya berdengung, jalannya limbung, Brian berpegangan pada pagar pembatas antara jalan menuju pelaminan dan meja Prasmanan.

Tangan kokoh seseorang merengkuh tubuh ringkih itu.

"Ah ... Terima kasih," ucap Brian. Dia mengerjapkan matanya. Berusaha tetap berdiri tegak.

"Sakit? Ke pinggir aja, yuk," ajak lelaki itu.

"Tidak apa-apa, saya di sini nunggu papa saya. Itu dia udah dekat."

Brian tidak bohong, Dewa memang datang menghampirinya. Jangan dikira lelaki itu akan melepaskan anaknya berjalan seorang diri. Dia tahu, kata gak apa-apa yang keluar dari mulut anak lelakinya itu adalah dusta.

"Makasih," ucap Brian. Lelaki itu membungkuk takzim, lalu pergi berbaur dengan pria pria lain berseragam sama.

Ah ... Petugas Wedding organizer

"Kalau gak sanggup, ayo kita pulang," ajak Dewa.

"Tanggung, Ben udah liat Brian tadi." Memang benar, dari panggung pelaminan, Ben melihat saat Brian masuk, saat dia berpisah dengan papanya, saat dia limbung hampir pingsan.

My Way to Find You ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang