抖阴社区

49. Stay with me

1.7K 139 13
                                        

Sudah satu jam dua dokter itu belum juga keluar dari ruang ICU. Hikaru terus saja berdoa agar Tuhan tidak membawa sang kekasih.

"Ku mohon bertahanlah Axel, jangan menyerah." Tangisan Hikaru terus saja terdengar di koridor ruang ICU.

"Jakson!" Mereka melihat kearah dua wanita yang berlari kearah mereka.

Clarissa menghampiri Jovan dengan air mata yang mengalir. "Bagaimana keadaan putra sulung ku mas?"

"Dokter belum keluar dari ruangan, sebaiknya kita bersabar." Jovan memeluk sang istri untuk memberikan ketenangan agar wanita itu tidak terlalu panik.

"Bagaimana kalian bisa tau kami ada di sini? Dan di mana twins?" Tanya Jovan.

"Kami di beritahu paman Van kalau Axel ada di rumah sakit ini. Dan twins di jaga oleh kepala maid Axel." Jovan mengangguk mengerti dengan ucapan sang istri.

Hikaru hanya memperhatikan interaksi itu. Dia saat ini sedang memikirkan kondisi Axel, yang sedang bertaruh antara hidup dan mati.

Hingga akhirnya, dokter Arvind dan dokter Arnold keluar dari ruang ICU. Mereka langsung menyerang kedua dokter itu dengan begitu banyak pertanyaan.

"Dokter bagaimana keadaan putra ku?"

"Apakah dia baik-baik saja?"

"Bagaimana dengan racunnya?"

Kedua dokter itu terlihat lelah dengan pertanyaan yang bertubi-tubi dari keluarga pasien mereka.

"Tolong tenang." Ucap dokter Arvind.

Keadaan hening, kedua dokter itu menghela nafas panjang. "Maaf, akan tetapi kondisi tuan muda Axel masih belum stabil. Apalagi dengan penyakit asma yang di deritanya. Dia masih harus berada di ruang ICU, karena masih harus kami pantau." Penjelasan dokter Arnold membuat mereka semua semakin sedih.

"Apakah kami boleh melihatnya?" Tanya Hikaru dengan suara yang terdengar lirih.

Dokter Arvind mengangguk. "Tentu, tapi tidak bisa semua. Mungkin hanya satu orang saja, agar pasien tidak terganggu."

"Baiklah, kalau begitu Hikaru yang lebih dulu masuk." Hikaru menatap Clarissa yang tersenyum padanya.

"Bunda."

Clarissa tersenyum lembut dan menagkup wajah Hikaru yang terlihat sangat manis. "Kamu harus jadi yang pertama."

Hikaru memeluk Clarissa dan dibalas dengan pelukan hangat dari sosok ibu itu.

Dan akhirnya Hikaru lah yang pertama menjenguk sang kekasih. Ia memasuki ruangan itu, dan melihat kearah bangsal. Disana terlihat Axel yang terbaring lemah dengan begitu banyak alat penopang hidup yang menempel ditubuhnya.

Air mata Hikaru kembali tak terbendung. Siapa yang tidak akan merasakan sakit, ketika orang yang paling di sayang, sedang bertahan untuk tetap hidup.

Hikaru mengambil kursi dan duduk di sebelah kiri bangsal Axel. Ia meraih lengan Axel yang terdapat jarum infus dengan perlahan dan hati-hati.

"Axel~." Hikaru berucap lirih, berharap sang kekasih mendengar panggilannya.

Perlahan kelopak mata Axel terbuka, dan memperlihatkan sorot mata yang redup. Seakan-akan ia menyerah.

"A-aru." Panggil Axel dengan nada yang terdengar lirih.

Hikaru mengangkat kepalanya saat ia mendengar suara Axel. Ia tersenyum sendu menatap sang kekasih, yang sepertinya menahan rasa sakit.

"Hikaru, aku m-merasa sangat sakit." Mendengar ucapan lirih dari Axel. Segera Hikaru menekan tombol yang ada di sebelah bangsal.

"Aku, t-tidak kuat lagi. A-aku ingin menyerah." Hikaru menggeleng ribut mendengar ucapan Axel yang ingin menyerah.

[Bl] I'M A LOSER (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang