抖阴社区

18# Mimpi Buruk?

13 10 5
                                        

"Banyak yang meminta untuk bicara, tapi yang kutahu hanya cara meredam suara dengan kebisuan. Lalu kata mereka aku tak berguna? Sementara kata Tuhan aku tak diciptakan dengan sia-sia."

***

Halo Hiders!!

Balik lagi di misteri Waktu Dalam Semesta!!

Semoga kalian nggak bosen bacain setiap part-nya ya..

Maaf juga kalo sering publish sebelum part-nya selesai😊

Happy Reading Hiders 🤗

Jangan lupa follow buat yang belum dan jangan lupa meninggalkan vote dan komen di setiap part-nya yaa 🙌

***

Hujan yang mengguyur kota Jakarta tadi malam membuat kedua perempuan ini baru saja tersadarkan dari lelapnya. Kelaya dan Kavela membuka kedua matanya, matahari sudah masuk lewat ventilasi di ruangan itu. Sebelum seseorang masuk.

"Vel. Tadi mamanya Sika nelpon mama, nanyain Sika lagi bareng kamu nggak." Elara meletakkan tasnya ke atas meja di depan sofa dan duduk di depan Vela.

Kavela menggelengkan, "Nggak kok, Ma. Terakhir kemarin sih ketemu Sika, soalnya dia yang anterin aku ke rumah sakit," jawabnya.

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kavela tidak memikirkan lebih jauh tentang pertanyaan mamanya. Ia lalu bersiap untuk pulang bersama dengan Kelaya. "Lo mau barengan atau pesen taksi sendiri, Ya?" tanya Vela saat berjalan keluar rumah sakit.

"Gue naik ojek aja deh, Vel. Lo hati-hati ya pulangnya nanti," balas Kelaya.

"Iya, lo juga. Gue duluan." Kavela masuk terlebih dahulu ke dalam taksi yang sudah berada di depan mereka berdua.

Saat di perjalanan, sebuah pesan masuk pada layar ponsel Kavela. Reya.

Vel, ketemu di cafe ditra sekarang!!

Perempuan itu menutup layar ponselnya dan memberitahukan kepada sopir taksi itu untuk menuju tempat yang diberitahukan Reya. Sepertinya ada hal penting yang mau perempuan itu sampaikan kepadanya. Dan Kavela pun melaju cepat di perjalanan.

Ia berjalan memasuki cafe dan disusul lelaki yang baru saja sampai beriringan di belakangnya. "Gue tadi jemput lo ke rumah. Tapi kata Mbak Narsih lo belum pulang, pas gue ke rumah sakit lo udah naik taksi." Lelaki itu saat ini berada di sampingnya.

"Iya, gue tadi nggak keburu pulang."

"Ohh, ya. Lo ke sini juga?" lanjut Vela bertanya.

"Iya gue juga di suruh sama Reya ke sini," jawabnya.

Sesaat mereka sampai menghampiri Reya, sudah ada Afita dan Fandra di sana. "Tumben, Rey." Kavela menarik kursi di depannya.

"Sika sampai sekarang belum pulang ke rumah. Dan mobilnya ditemuin pihak kepolisian di pinggir jalan, tapi nggak ada orangnya." Pernyataan perempuan itu membuat terkejut Kavela dan beberapa teman yang lain. Reya mau menindaklanjuti kasus hilangnya Sika karena orang tuanya sangat terpukul, begitu juga mereka.

"Kita yang terakhir kemarin ketemu sama Sika, terutama lo, Vel." Reya menunjuk ke arah Kavela di depannya.

"Sika ada ngasih tahu lo nggak, kemarin dia mau pergi kemana?" lanjut Reya bertanya. Perempuan itu sudah terlanjur panik, ia tak berhenti bicara tentang kasus ini. Sebab ini sudah jauh dari batas wajar menurutnya.

Waktu Dalam Semesta (TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang