Camelia merapatkan kedua kakinya dengan tangan yang saling bertaut saat pertandingan kembali dimulai dan Regas kembali mengalihkan fokusnya pada pertandingan.
Pertandingan itu terus berlanjut hingga puluhan menit kemudian. Pertandingan bola basket itu akhirnya selesai dengan skor selisih jauh dan dimenangkan oleh team kelas 12, sesuai prediksi kebanyakan murid di SMA BIMA JAYA. Siapa yang bisa menandingi pertahanan Regas cs? Sejauh ini kekuatan team basket SMA BIMA JAYA memang masih berada dalam genggaman Regas cs. Dan team kelas 11 terlihat menerima kekalahan mereka dengan lapang dada.
Kedua team itu kini terlihat saling berjabat tangan sambil tertawa puas dengan pertandingan yang telah mereka lewati, walau mereka juga harus bersedih karena beberapa dari mereka harus meninggalkan team bola basket.
"Kak, turun yuk! Lula mau ngasih minuman buat Kak Dafrin." Kalula memperlihatkan dua buah botol minuman isotonik yang ada dikedua tangannya.
"Eh? Lo kapan belinya? Perasaan tadi lo gak megang botol minuman deh." Tanya Camelia dengan kening berkerut.
Kalula terkekeh pelan, "Kakak sih fokus ngelihatin anak-anak basketnya, sampe gak nyadar tadi ada yang lewat buat jualan minuman. Kalula beli dari orang itu." Ucap Kalula, "Yaudah, Yuk turun. Oh iya, yang ini biar Kak Lia aja yang ngasih buat Kak Regas." Lanjutny sambil memberikan sebotol minuman isotonik ketangan Camelia.
Camelia membulatkan matanya mendengar ucapan Kalula. Namun gadis itu tak bisa membantah saat sang adik mulai menarik tangannya dan menuruni aula penonton menuju lapangan utama.
"Selamat Kak atas kemenangan kalian." Kalula berucap dengan binar bahagia menatap kelima pria muda yang tengah berbincang dihadapannya.
"Makasih, La. Minumannya buat Kakak yah?" Bayu maju mendekati Kalula yang lantas membuat Dafrin menyenggol bahunya hingga ia bergerak menjauh.
"Makasih, La." Dafrin tersenyum sambil mengacak-acak surai Kalula pelan, mengabaikan tatapan kesal Bayu.
"Ini buat, Kakak." Kalula malu-malu memberikan minuman itu pada Dafrin yang tersenyum lebar menerima pemberiannya.
"Asik, Dafrin aja nih yang dapet? Kita gak, La? Yah sedihnya gak dapet minuman dari Lula~" Sahut Raden dengan tatapan jahil. Kalula lantas tersenyum malu dengan tatapan tak enaknya.
"Maaf, Kak. Eum, Kakak mau tunggu bentar gak? Lula beliin minuman dikantin deh." Ucap Kalula hendak bergerak untuk menuju kantin sebelum Dafrin menahan lengannya.
"Gak usah didengerin. Raden cuma bercanda." Ucap sang pria sambil melirik temannya kesal.
Raden terkekeh pelan sambil mengusap tengkuknya yang meremang.
Camelia menatap drama dihadapannya dengan senyuman geli, tanpa menyadari jika seseorang tengah menatapnya dengan lekat dan berusaha mendekatinya.
"Sayang~ selamat atas kemenangan kamu!"
Tiba-tiba suara riang Cassie terdengar memenuhi area lapangan sekolah hingga membuat semua yang ada disana menoleh menatap sang gadis yang datang bersama Diandra mendekati gerombolan Regas yang berada dipinggir lapangan.
Regas yang berjalan hendak mendekati Camelia sontak merasa terkejut saat sebuah beban berat jatuh kepelukannya dengan serangan ciuman bertubi-tubi dikedua pipinya membuat Regas risih.
"Apaan sih, Cass! Lepas!" Ucap Regas kesal sambil mendorong tubuh gadis itu menjauh dari tubuhnya.
Bukannya marah, Cassie malah tersenyum semakin lebar dihadapan mereka dengan binar cerah dikedua matanya.
"Selamat yah udah menang dipertandingan basket terakhir kamu, sayang. Kamu hebat banget bisa nyumpang point lebih banyak dari yang lain. Oh iya, ini minuman buat kamu, abisin yah." Cassie segera menarik tangan Regas dan meletakkan botol minuman itu ketelapak tangan Regas yang menerimanya dengan sorot datar.

KAMU SEDANG MEMBACA
CAMELIA [END]
Teen FictionDON'T PLAGIAT! Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka, gadis cantik dengan hati lembut itu harus berakhir tragis dalam sebuah insiden kecel...