"Meski harus bersujud dibawah kakimu, aku akan melakukannya, demi sebuah maaf yang dapat kau berikan padaku."
__Jaemin__
..
Na Jaemin - [Dom]
Huang Renjun - [Sub]
???
JaemRen area, yang tidak suka boleh menjauh. Bijaklah dalam memilih bacaan kalian...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter 15 Open. "Don't live life with regrets and make every minute count because everything happens for a reason."
"Setiap kehidupan terdiri dari kesalahan dan pembelajaran, menunggu dan tumbuh, berlatih kesabaran dan gigih." ~Renjun.
..
"Mark, maaf jika paman harus menyampaikan berita tidak mengenakan ini. Tetapi, paman terpaksa menyetujui semuanya. Karna bagaimana pun juga, kepentingan perusahaan adalah yang paling utama." Ucap lelaki paruh baya, yang kini duduk berhadapan dengan mark, dikediaman keluarga seo.
Ya, beberapa bulan telah berlalu, pasca kejadian menyakitkan untuk mark dan johnny. Kehidupan mereka terus berlanjut, meski kesedihan atas kehilangan sosok haechan masih tertinggal apik dihati mereka. Bahkan tidak sampai disitu saja, dikala luka keduanya belum mengering. Semesta kembali menunjukan kemarahannya, seakan belum puas memberikan teguran atas kelalaian, dan kesalahan yang pernah terjadi sebagai pembalasan.
Hari ini, salah satu rekan johnny, sang pemilik saham terbesar selain johnny diperusahaan, hadir dikediaman seo. Dia menyampaikan berita, jika dia tidak bisa lagi menjadi pendukung disisi johnny. Karna setelah diadakan rapat umum pemegang saham, para jajaran direksi meminta agar kepemimpinan segera diambil alih, guna menstabilkan kondisi perusahaan yang sedikit kacau sejak ditinggal oleh johnny. Dia yang semula bertahan, dan meyakinkan jika johnny akan kembali pulih, mulai tidak bisa menahan gejolak permintaan jajaran direksi lain. Maka dari itu, guna mendapat kebaikan bersama, dia menyetujui untuk memilih pengganti johnny sebagai pemimpin perusahaan. Karna mereka menolak mark, yang semula diajukan untuk mengantikan posisi sang ayah.
"Paman sudah berusaha bertahan sekuat paman, tetapi suara mereka lebih besar dibanding paman dan ayahmu. Paman juga tidak bisa memikirkan sisi paman sendiri, karna bagaimana pun juga, banyak sekali orang yang bergantung pada perusahaan. Dan paman, tidak bisa menutup mata akan hal tersebut." Lanjutnya berucap, membuat mark mengangguk paham.
Lagi, penyesalan yang hebat menyeruak dihati mark. Jika saja, dia bisa menjalankan tugas dan kewajiban yang diberikan sang ayah dulu, pasti ceritanya akan menjadi berbeda. Mark sendiri sadari, tidak mungkin para pemegang saham itu percaya akan kinerjanya, jika dia sendiri tidak mampu menghasilkan apa pun yang dapat dibanggakan sebagai penilaian. Tidak seperti sang ayah, yang mampu memajukan perusahaan tersebut, hingga berada dititik ini. Meski sang ayah memiliki saham yang besar disana, tetapi kembali lagi, suara terbanyak yang bersatu lah yang pasti akan memegang peran penting.
"Aku paham paman, terimakasih atas bantuan paman selama ini. Dan maafkan aku, jika aku tidak bisa mengemban harapan dad dan paman. Aku yakin dad juga pasti mengerti, terlebih lagi dia turut merintis segalanya dari nol, dad pasti memilih keputusan terbaik untuk perusahaan." Jawab mark, sambil menatap lekat pada sosok yang duduk berhadapan dengannya.