抖阴社区

satu.

740 106 131
                                        

Yuda, POV.

Argyuda Kiminggra.

Gue kembali dengan perjalanan cerita yang baru.

Kalau dulu gue punya panggilan spesial dari seseorang yang menyebut nama gue Gyuda. Maka sekarang lo bisa panggil nama gue seperti orang-orang pada biasanya.

Yuda.

Karena panggilan Gyuda berasal dari orang di masa lalu maka biarkan itu menjadi sapaan masa lalu. Karena gue disini, siap menyambut segala hal yang lebih baik tentang masa depan.

Iya, masa depan. Tanpa mau disangkutpautkan lagi dengan yang dulu-dulu. Apapun itu.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Mau jadi pengacara."

Adalah sebuah jawaban konsisten dari gue setiap kali ditanya sewaktu kecil dulu 'cita-cita kamu apa?'

Orang dewasa yang mendengar biasanya akan membalasnya dengan pertanyaan lanjutan semisal; "Kenapa pengacara? Emang tau pengacara kerjanya apa?"

Argyuda kecil yang naif kala itu menjawab, "Ngasih pembelaan buat orang-orang yang butuh bantuan hukum."

Jawaban itu sesungguhnya terlalu cerdas untuk dilontarkan oleh anak usia 8 tahunan. Bahkan temen-temen main seusia gue saat itu nggak ada yang tau persis pengacara itu tugasnya apa selain bantuin penjahat biar lolos dari penjara.

Di usia SD, gue udah sekritis bapak-bapak yang demenannya nonton berita. Gue sering liat tokoh-tokoh keren di dalam berita yang kemudian secara tak sengaja menjadi bahan inspirasi untuk pekerjaan gue di masa depan. Suatu ketika, bertemulah gue dengan salah satu episode Kick Andy tentang kisah inspiratif seorang pengacara publik di sebuah LBH besar. Baru kali itu gue menyimak episode berdurasi satu jam dengan sangat khidmat.

Tapi saat masuk SMP gue sempat merasa gak pede buat nyebutin cita-cita lagi. Soalnya sering banget diejekin temen-temen sekelas karena cita-cita yang 'aneh' dan selalu dianggap template menurut orang-orang. Namun ketika nyokap meninggal saat gue SMA, tekad itu kembali muncul untuk mantap menjadi seorang pengacara. Sebuah kejadian yang membuat hati gue sedih karena tidak ada yang mau membela kasus nyokap atas kecelakaan yang menyebabkan satu orang meninggal dan nyokap gue sekarat. Belum sempat menebus kesalahannya di dunia, nyokap memilih menjalankan hukumannya di akhirat, karena gak berapa lama dia pun meninggal dunia.

Jangan tanya bokap gue peduli apa enggak, jelas jawabannya enggak. Ya wajar sih, soalnya mereka sudah bercerai saat kejadian, pun bokap gue sudah punya istri lagi. Gue gak akan menyalahkan sikap bokap dalam hal ini, karena gue memaklumi ketidak-peduliannya mengingiat segimana egoisnya nyokap gue dulu saat mengkhianati bokap.

Atas cita-cita itu, gue gak harus gembar-gembor melulu dan cukup bicara lewat aksi nyata sampai akhirnya semua itu terbukti. Gue menjadi pengacara termuda yang bukan hanya lulus pascasarjana melainkan juga telah menggandeng gelar postgraduated alias doktor karena telah berhasil menyelesaikan program S3 - Doctoral Program, Civil Law dari Harvard Law University. Kemudian langsung bergabung disebuah Firma Hukum nomor satu di Indonesia kala itu.

CHANCE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang