抖阴社区

                                        

Setelah berkarir gemilang, gue sempat hiatus dari dunia advokat karena proses panjang perjalanan hidup yang -lo semua udah tau spill di cerita sebelumnya-. Namun sekarang gue kembali sebagai pengacara level senior partner di salah satu Firma Hukum besar di Kanada.

"... stating that the defendant Sammy Lincoln has been legally and convincingly proven guilty of committing the crime of harassment and embezzlement. As charged by the Public Prosecutor; sentencing the defendant to 5 (five) year imprisonment. And mandatory compensation in the amount of..."

Gue tersenyum puas ketika mendengar dakwaan hakim barusan. Hukuman yang cukup adil untuk seorang pelaku penggelapan dana terhadap upah karyawan di sebuah pabrik karet yang dilakukan oleh petinggi perusahaannya. Seluruh karyawan yang saat itu menghadiri sidang akhir seketika bersorak kegirangan karena pada akhirnya harga diri mereka dibayarkan dan hak mereka dikembalikan pula pada mereka.

"Serius, pak? Bapak nolak menangani kasus megasuper itu?"

Di tempat yang berbeda, kini gue duduk berhadapan dengan seorang laki-laki yang sering mengikuti gue kesana-kemari. Kita baru pulang dari Pengadilan Negeri yang terletak di 180 Queen St W - Toronto, dan memilih singgah sejenak di coffee shop yang tak jauh dari kantor Firma Hukum tempat kita bekerja. Laki-laki muda itu mempertanyakan kenapa gue menolak sebuah kasus besar yang ditawarkan pada gue belakangan ini, dan atas pertanyaannya itu gue hanya mengangguk sambil menyeruput teh lemonade berry. Laki-laki yang bertanya tadi mendongak tak menyangka karena jawaban yang dia dapat.

"Sayang banget, pak. Padahal kalau memenangkan kasus itu untungnya besar-besaran loh, pak."

"Apa?" Gue bertanya, "Coba kasih tau saya untungnya apa?"

"Pertama, reputasi bapak akan semakin top markotop, kedua, kliennya adalah perusahaan besar yang menawarkan angka gila-gilaan, ketiga, jabatan bapak di Firma Hukum otomatis akan semakin melejit."

Handika Putra Sinaga namanya. Laki-laki yang baru saja menyuarakan pendapatnya itu adalah lawyer internship yang baru bergabung menjadi team lawyers bimbingan gue setahun belakangan ini. Dia lulusan S1 Fakultas Hukum UI yang lolos Pendidikan Profesi Advokat dan mendapat kesempatan mengikuti pemograman dari Kemendikbud.

"Selama ini bapak selalu fokus sama kasus pro bono atau prodeo aja, jarang sekali mengambil kasus level fee. Fee ya, pak, bukan free."

Benar. Apa yang dikatakan oleh laki-laki yang sering dikatain mirip tupai itu adalah benar adanya. Kasus-kasus berbayar memanglah sangat menjanjikan jika gue terlibat sebagai pembela. Namun, bagi seorang Argyuda Kiminggra yang sudah bertahun-tahun berkecimpung di dunia hukum, merasa cukup puas mengais keuntungan dari klien-klien beken, hingga sekarang membuat gue tidak lagi tertarik.

Ada banyak perenungan yang membuat gue berpikir bahwa... apa artinya hukum jika pergerakannya seperti jaring laba-laba, menangkap lalat-lalat kecil tapi membiarkan tawon menerobos dan mengigit. Pernah ada seseorang yang menyadarkan gue bahwa perbuatan paling tepat untuk menjadi orang berguna adalah menjadi orang baik, orang yang tanpa sungkan mengulurkan tangan bagi yang meminta tolong.

"Padahal dengan memenangkan kasus yang melibatkan pihak-pihak besar kayak gitu kan bisa menguntungkan bapak dari banyak sisi."

"Gak ah, saya gak tertarik, duit saya udah banyak kok."

Handika menghela, "Iya dah, saya tau bapak sultan." Laki-laki itu menyeruput coktailnya sebelum akhirnya kembali bersuara, "Pak, saya boleh nanya gak?"

"Perasaan dari tadi kamu udah banyak nanya?"

"Hehehe, iya juga. Tapi pertanyaan kali ini topiknya agak melenceng, pak."

CHANCE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang