[ Proses ]
Echa Clarisaniya dan Arkana Wipangga Nasution dua siswa yang memiliki kepribadian bertolak belakang terpaksa untuk bekerja sama demi bertahan hidup, menghadapi berbagai tantangan, mulai dari mencari makanan hingga membangun tempat berlind...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jakarta International School
Semua orang tahu, Jakarta International School atau biasa disingkat dengan JIS adalah salah satu sekolah ternama di Jakarta selatan dan merupakan sekolah impian bagi setiap siswa. Dri setiap tahun ke tahun, siswa JIS banyak yang mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di luar negeri dan juga sering membuka bidikmisi untuk siswa yang kurang mampu agar bisa bersekolah di JIS.
Dari penjelasan tersebut, bisa dilihat, sistem pendidikan di JIS terbilang sukses. Sistem mengajarnya tidak perlu diragukan lagi, pasti sangat baik.
Organisasi yang berdiri di JIS seperti OSIS, pramuka dan paskib juga dinilai sangat baik. Terutama para anggota OSIS yang sering membuat program kerja sama antar sekolah yang berguna manjalin hubungan baik dengan sekolah lain dan mengharumkan nama sekolah serta semua organisasi yang ada. Salah satu anggota inti OSIS yang berperan besar dalam terlaksanakannya program kerja OSIS itu sendiri adalah Echa.
Echa Clarisaniya merupakan sekretaris OSIS Jakarta International School. Dengan keahliannya dalam membuat proposal serta kepintarannya dalam public speaking, membuat pihak-pihak yang menjadi sasaran untuk bekerja sama seperti sponsor dan ketua OSIS dari sekolah lain mau menandatangi proposal kerja sama yang dibuat oleh Echa. Perlu digaris bawahi, Echa tidak bekerja sendiri, ia dibantu oleh ketua, wakil, bendahara dan anggota OSIS lainnya.
Selain terkenal karena perfeksionisannya dalam menjalankan tanggung jawab sebagai sekretaris OSIS. Echa juga terkenal dengan kecantikannya dan julukannya sebagai polisi sekolah, kaki tangan dari guru BK. Echa bekerja sama dengan guru BK untuk menciduk siswa yang terlambat datang ke sekolah, siswa yang membolos dan siswa yang sedang berbuat masalah di lingkungan sekolah. Tidak jarang, banyak para siswa yang membenci Echa. Diantaranya, Arkana dan teman-teman cowok itu.
Setiap pagi dan selesai jam istirahat, Echa akan melakukan patroli, ia mendatangi tempat-tempat yang sering dijadikan sarang oleh siswa bermasalah seperti belakang gudang atau pojok kantin.
Tentunya, disetiap sekolah manapun, tidak semua siswanya memiliki sikap yang sama. Ada juga siswa yang berbanding terbalik dengan siswa yang bersikap santun. Mereka yang berbanding terbalik, mereka bukan siswa yang bodoh, hanya saja, mereka tipe siswa yang ingin kebebasan berekspresi dan malas belajar. Sehingga, mereka sering kali di cap sebagai siswa yang bermasalah.
Seperti pagi-pagi biasanya, Echa kembali melaksanakan kegiatan patrolinya. Dari jarak yang kurang lebih dua meter dari tempatnya berdiri. Ia melihat Arkana yang baru saja memarkirkan motor. Sebelum menghampiri Arkana, Echa melihat jam di layar ponselnya. Jam menunjukan pukul tujuh lewat lima menit. Echa menduga, kalau hari ini, Arkana kembali telat.
"Dasar cowok bermasalah!" Batin Echa, ia berjalan cepat menghampiri Arkana.
"TELAT LAGI, LO?!" Teriakan Echa mengagetkan Arkana saat ia melepaskan helem. Arkana menoleh, ia menatap wajah Echa dengan dahi yang mengerut heran. Ia berfikir, kapan salah satu dari anggota OSIS ini datang. Perasaan, tadi tidak ada orang.