Sudah satu bulan Joohyun memulai bisnisnya. Memang bukan sesuatu yang mudah untuk membangun sebuah bisnis dari nol, tidak jarang seseorang akan sedikit stres karena belum ada hasil dari kerja kerasnya.
Mungkin itu juga yang sedang dirasakan Joohyun, pesanan yang dia dapat hanya baru beberapa item minggu ini, tapi aku berusaha untuk meyakinkannya bahwa semua ada waktunya.
"Bersabarlah, kau sudah melakukan yang terbaik. Kulihat tokomu juga mendapat ulasan yang baik, hanya perlu waktu saja."
Kami sedang duduk bersama di sofa dan Joohyun hanya bersandar bosan sembari menatap langit-langit setelah melihat toko onlinenya di laptopku.
Dia mengangguk kecil, "Eung. Aku juga perlu desain yang lebih menarik lagi."
Joohyun menghela napas lalu menegakan tubuhnya. "Ayo, kita mulai mengambil fotonya."
Aku mengangguk dan menyiapkan kamera kecilku sementara Joohyun mempersiapkan baju-baju buatannya.
Selama ini dia selalu melakukannya di apartemenku, bahkan hasil jahitannya juga di simpan dan di kemas disini. Aku tahu dia tidak memiliki kuasa untuk melakukan semua itu di apartemennya, mungkin suaminya akan bereaksi dan sesuatu yang buruk mungkin akan terjadi jika suaminya tahu. Sedangkan aku tentu tidak keberatan sama sekali.
Aku mengambil beberapa foto dari baju-baju itu dan memastikan semuanya terlihat cantik, namun sebuah ide terlintas di pikiranku.
"Joohyun-ssi kenapa tidak kau pakai saja baju itu? Agar terlihat lebih menarik, daripada hanya menggantungnya seperti itu."
"Aku?" Dia menunjuk dirinya sendiri. "Aku tidak bisa."
"Kau bisa, kau harus mencobanya."
"Bagaimana jika suamiku tahu?" Dia terdengar sangat khawatir.
"Tenang saja, aku hanya akan memotret tubuhmu, tidak sampai wajahmu."
Sempat terdiam, akhirnya Joohyun setuju, "Baiklah, aku akan mencobanya."
"Eung, kau bisa gunakan kamarku untuk berganti pakaian."
Kami menghabiskan waktu sejam lebih untuk mengambil foto-foto baru. Aku merasa seperti beralih profesi menjadi seorang fotografer dengan Joohyun sebagai modelnya.
Aku tidak akan bosan melakukan hal ini, aku bisa dengan puas menatap wajahnya tanpa membuatnya merasa risih sekalipun.
Meskipun aku mencoba menepis perasaan bodoh ini, tetap saja kekagumanku akan dirinya sulit sekali hilang, apalagi kami menjadi semakin dekat, setiap hari bertemu, tentu saja aku sulit membuang perasaanku.
Tapi dengan segala hormat, aku hanya akan memendam perasaan ini, aku telah menegaskan hatiku bahwa kami hanya teman.
"Wahh.. kau mengambilnya dengan sangat baik, Seulgi-ssi."
Joohyun tersenyum senang ketika melihat hasil tangkapan gambarku.
"Sudah ku bilang kau pasti bisa. Kita hanya perlu mengeditnya sedikit lalu mengunggahnya," kataku dibalas anggukan semangat dari Joohyun.
Usaha yang kulakukan bersama Joohyun ternyata tidak sia-sia, benar apa yang pepatah katakan, usaha tidak akan mengkhianati hasil. Setelah satu minggu lebih berlalu, kini pesanan Joohyun semakin meningkat secara signifikan. Itu juga berkat promosi yang kami lakukan di sosial media. Dan aku yakin usaha ini akan terus meningkat.
Ternyata melihat orang lain bahagia adalah jenis kebahagiaan yang indah. Senang sekali ketika melihat Joohyun tersenyum puas dan tertawa senang ketika mendapatkan pesanan-pesanan baru.
"Terima kasih Seulgi-ssi! Ini semua berkat semua dukunganmu!"
Dia memelukku erat dan menggoyangkan tubuhku kesana kemari setelah kami mengecek toko onlinenya. Aku hanya bisa tertawa geli dan tidak bisa mengelak dari serangannya yang tiba-tiba itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Silence [SEULRENE]
FanfictionAku memutuskan untuk menyewa sebuah apartemen untuk memulai kisah hidupku. Tanpa ku sadari, aku membawa hidupku begitu jauh pada seseorang yang menjadi tetangga baruku. Joohyun datang ke dalam hidupku seperti badai sunyi, tetapi membawa kekacauan ya...