抖阴社区

??04. DID

103 42 28
                                        

Haloo semua >_<

Dah lama nggak update, nih!

Kangen nggak?
Kalau kangen, jangan lupa vote dan komen-nya agar Kattie rajin nulis dan update!

Sibuk banget nih!

-
-

~•°🕊️°•~

"Di siang hari, aku adalah aku. Dewasa, tenang dan penuh kendali. Tapi di saat trauma itu muncul, bocah kecil dalam diriku mengambil alih, tertawa, menangis, dan meminta pelukan yang tak pernah kudapatkan."

~Svarga Kusuma Ocenio

~•°🕊️°•~

HAPPY READING

"Duh, ikat pinggang gue mana, sih?" Ananta menggeledah isi lemarinya, mencari benda hitam panjang yang biasa ia pakai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Duh, ikat pinggang gue mana, sih?" Ananta menggeledah isi lemarinya, mencari benda hitam panjang yang biasa ia pakai. Bahkan, kini seisi kamarnya sudah acak-acakan karena tidak menemukan barang yang ia cari. "Dalam keadaan genting kayak gini, pasti selalu menghilang. Coba aja kalau gue nggak butuh, dia pasti ada di hadapan mata gue!"

Ananta terus mendumel dan mendudukkan dirinya di bibir kasur. Ia merasa lelah dan memutukan untuk menyerah saja. "Nggak usah pakai ikat pinggang aja, deh, kalau gitu." Kemudian, Ananta meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja, lalu mengirim pesan untuk seseorang.

Bang? Lo jadi temani gue nggak?

Sebenarnya bisa saja Ananta menghampiri Svarga yang berada di kamarnya, namun Ananta terlalu malas untuk itu. Ia lebih suka mengirimkan pesan daripada harus masuk ke dalam kamar abangnya itu. Bisa-bisanya ia diamuk lagi seperti beberapa minggu lalu. Saat itu, Ananta tidak sengaja masuk ke dalam kamar Svarga, dan langsung diberi ucapan makian oleh lelaki tersebut.

Tidak mendapat balasan, membuat Ananta mengembuskan napas pelan. Ia beranjak dari duduknya dan berjalan keluar menghampiri Svarga yang berada di kamarnya. Lagi-lagi embusan pelan terdengar. Ananta mencoba untuk menenangkan dirinya ketika sudah sampai di pintu.

"Bang! Lo di dalam, kan? Lo jadi temani gue nggak?" teriak Ananta sambil mengetuk pintu.

"Bang!?"

"Lo di dalam?" Ananta menggaruk rambutnya frustasi. Bagaimana bisa Svarga melanggar janjinya sendiri?

Dengan wajah cemberut, Ananta berjalan pergi meninggalkan kamar Svarga yang tertutup rapat. Ia tidak berhenti mendumel karena kesal dan merajuk dengan cowok itu.

"Pasti anak itu nongkrong bareng teman-temannya. Memang nggak pantas diharap," dumel Ananta berjalan menuruni tangga. Bahkan, wajah yang mulanya cantik karena senyum yang terpancar indah, kini berubah menjadi masam. "Gue pesan taxi aja kalau gitu."

Rangkaian Dua Atma [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang