抖阴社区

prolog

236 15 0
                                        

vote and follow
-----------------------

“Cuma permainan, kan?”
Entah siapa yang pertama kali mengucapkannya.
Kalimat itu melayang ringan di antara suara mesin bus, dentuman lagu dari speaker portable, dan tawa yang tak henti-henti sejak satu jam terakhir. Sebuah permainan bernama Mafia sudah jadi bahan obrolan utama sejak pagi. Mereka menyebut-nyebutnya dengan semangat: “Gue pengen jadi mafia!” — “Harusnya gavin detektif sih, cocok banget!” — “Wah, kalau orion jadi mafia kita semua tamat!”

Bus melaju membelah jalan sempit berliku, dengan pepohonan lebat di kiri dan kanan seolah jadi lorong menuju dunia lain. Desa nirwana jati , kata guru pendamping, adalah tempat yang tenang, sedikit terpencil, dan… punya sejarah panjang. Katanya, cocok untuk kegiatan pengembangan karakter dan logika sosial.

Tapi bagi mereka, ini cuma liburan. Waktu untuk bersenang-senang sebelum ujian datang.

gavin duduk di kursi depan, membuka catatan rundown kegiatan dan mendengarkan arahan guru sambil sesekali menoleh ke belakang. Di wajahnya, tanggung jawab sudah seperti nafas. Ia tak minta jadi pemimpin, tapi orang-orang selalu berpaling padanya saat keadaan mulai rumit. Dan meski hari ini seharusnya ringan, hatinya terasa berat.
Mungkin karena lelah.
Atau mungkin karena firasat—yang belum sempat diberi nama.

chruzian di sisi lain bus, duduk menyilang dengan punggung menyandar santai. Jari-jarinya memainkan koin logam, memantulkannya dari jempol ke telunjuk secara berulang. Ia memperhatikan percakapan teman-temannya, tapi nyaris tak pernah ikut. Beberapa kali ia tertawa kecil, entah karena komentar lucu atau sesuatu yang hanya ia pahami sendiri. Ia ahli membaca situasi—dan lebih ahli lagi dalam menyembunyikan niat.

orion berdiri di lorong tengah, membuat semua tertawa dengan tarian absurd dan suara kerasnya. Speaker kecil di tangan kanannya menyiarkan lagu-lagu beat cepat, sementara tangan kirinya memegang makanan ringan yang tak habis-habis. “Siapa pun mafia malam ini, hati-hati sama gue!” katanya sambil tertawa.
Ia selalu seperti itu: keras, berani, tapi sering lupa—dalam permainan seperti ini, suara paling keras justru yang pertama diam.

felicia duduk dengan tenang di sisi jendela. Buku catatan kecil di tangannya penuh coretan, meski tak ada tugas yang sedang dikerjakan. Ia menuliskan hal-hal seperti: "orion cenderung overreact. chruzian  observatif tapi tertutup. gavin terlalu peduli." Bagi felicia , permainan itu bukan soal menang atau kalah—tapi soal membaca. Karena setiap permainan menyimpan pola, dan setiap pola bisa dipetakan… kalau kau cukup jeli.

meira menyender di kaca jendela, sesekali bernyanyi mengikuti lagu yang diputar. Ia tidak terlalu paham aturan permainan Mafia, dan sebenarnya sedikit takut. Tapi ia menutupi itu dengan senyum dan tawanya yang lembut. Ia percaya pada yang lain. Ia ingin percaya. Tapi apa yang terjadi jika orang-orang yang kau percaya mulai menyimpan rahasia?

karina  duduk sendiri, di barisan paling belakang, sebagian wajahnya tertutup bayangan. Earbud hanya satu terpasang, tapi matanya tetap tajam memperhatikan. Ia tak banyak bicara, tapi tahu semua nama, semua kebiasaan, semua kecenderungan. Ia tidak pernah memulai drama, tapi entah kenapa… drama selalu terjadi saat dia ada.
Dan bila permainan ini tentang manipulasi, karina bukan pion.
Dia bisa jadi pemain terbaik… atau mungkin dalangnya.

“Anak-anak, sepuluh menit lagi kita sampai,” kata suara guru dari pengeras suara bus. “Nanti malam jangan lupa, kita punya sesi simulasi permainan Mafia. Seru-seruan, ya. Jangan baper.”

Tawa kembali terdengar. semua orang bersorak, meira tertawa kecil, felicia mencatat waktu.
gavin diam sebentar sebelum tersenyum. chruzian memainkan koinnya lebih cepat.
Karina memejamkan mata. Sebentar saja.

Tak ada yang tahu bahwa saat bus melintasi gapura tua desa nirwana jati ,
mereka semua sebenarnya sudah memasuki permainan.
Dan kali ini… tidak semua dari mereka akan tertawa di akhir.

the mafia gamesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang