Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Bulan ini tepat bulan ke 9 kehamilan dari Lovely. Tubuh perempuan itu sekarang semakin gemuk karena naik sampai 15 kilo dari sebelumnya. Tapi Lovely tidak mempersalahkan nya yang terpenting bayinya dalam keadaan selamat. Mendekati hari kelahiran sang buah hati membuat pergerakan Lovely semakin lambat. Bahkan kakinya mulai bengkak, namun setiap pagi hari dia akan berjalan-jalan di area komplek di temani sang suami agar bisa melahirkan normal.
Saat ini Lovely tengah duduk di sofa dengan cemilan yang ada di pangkuannya. Tetapi tiba-tiba perut Lovely merasakan keram dan keramnya tidak seperti yang biasa ia rasakan seperti sebelum-belumnya.
"Mommy Risa, akhh..." Panggilnya. Yah, Natha dan Lovely memutus kan untuk tinggal di kediaman Risa dari kehamilan yang memasuki bulan ke tujuh.Lovely terus merintih menahan rasa sakit di perutnya. Tidak lama kemudian Risa datang dengan wajah panik. "Kenapa sayang?" Tanya nya dengan raut paniknya.
"Mom, perut Vely sakit."
Dengan cepat Risa menyuruh supir untuk menyiapkan mobil. Sepertinya sang menantu akan melahirkan. Kini keduanya dalam perjalanan menuju rumah sakit. Sebelumnya Risa sudah mengabari Natha kalau Lovely akan melahirkan. Natha yang sedang bersekolah langsung meminta izin.
Sesampainya di rumah sakit perawat langsung menyediakan kursi roda untuk membawa Lovely. Kini Lovely sudah di bawa ke ruangan yang emang sudah di persiapkan untuk lahirannya nanti.
Lovely terus meringis sambil mengelus perut buncitnya. Risa yang ada di sampingnya terus memberikan kata-kata penenang supaya membuat Lovely sedikit tenang. Kata dokter sekarang Lovely baru pembukaan lima. Karena Lovely ingin secara normal jadi masih membutuhkan beberapa pembukaan lagi.
"Mom...sakit,"
"Sabar sayang, kamu pasti bisa."
Tidak lama kemudian pintu ruangan Lovely terbuka dan ternyata Natha yang datang mengunakan seragam sekolah yang sudah tidak rapi lagi. Pria itu langsung mendekati sang istri. Melabuhkan singkat di kening Lovely. "Bertahan sayang, aku yakin kamu pasti bisa demi anak kita. Aku bakalan ada di samping kamu terus."
"Sakitt," Lovely terus meringis bahkan dia sampai mengeluarkan air matanya. Baru kali ini dia merasakan sakit sesakit ini, melebihi dari sakitnya haid.
"Mana yang sakit biar aku elusin," Natha membawa tanganya ke perut buncit Lovely dia mengelus perut itu dengan pelan sambil membisikan sesuatu kepada anaknya agar jangan membuat maminya kesakitan. "Adek pelan-pelan ya jangan buat mami kesakitan. Papi tau kok kamu udah gak sabar ketemu sama kita. Sehat-sehat ya dek papi sudah gak sabar menunggu kamu lahir.
1 jam kemudian, dokter kembali masuk ke ruangan Lovely untuk kembali mengecek susah memasuki pembukaan yang keberapa. Ternyata pembukaannya hampir lengkap sehingga menyuruh suster membawa Lovely ke ruangan persalinan. Natha terus berada di samping Lovely, untuk menemani perempuan itu. Mereka terus berpegangan tangan untuk memberikan kekuatan. Setelah keluar dari ruangan meraka di sambut dengan kehadiran Rey dan kedua orang tua Lovely; Edward dan Karin. Semuanya langsung ikut mengantarkan Lovely sampai depan rungan saja dan yang hanya di perbolehkan kan suaminya saja.
Lovely memasuki ruangan bersalin langsung saja dokter menyiapkan peralatan yang di butuhkan nanti. Sedangkan Natha sendiri terus membisikan kata-kata semangat untuk sang istri. Bahkan matanya juga berkaca-kaca melihat perjuangan istrinya saat ini. Ia jadi flashback ketika Lovely mendatanginya dan mengaku kalau sedang hamil darah dagingnya. Waktu itu dia tidak habis fikir kenapa dia bisa menghamili Lovely ketika itu dan dengan kejamnya dia menolak kehadiran buah hatinya jahat sekali dirinya ini.
Sayang maafin papi yang dulu pernah nolak kehadiran kamu, nak. Batin Natha.
"Kita mulai proses persalinan nya ya tuan nona."

KAMU SEDANG MEMBACA
REYSA 2 | after married
Short StoryVOTE, COMMENT, AND FOLLOW? #Dewasa #family Kelanjutan kisah rumah tangga Rey dan Risa. Begitu juga dengan kisah para anak-anak mereka berdua. Yang tentunya beda-beda sifatnya. Apakah kisah pernikahan mereka mulus atau terhenti di jurang perceraian...