Aleanna Jargas || Jaemwin

' Berusaha terlihat sempurna di mata
manusia memang tidak ada habisnya. Oleh
sebab itu, jadilah diri sendiri. '
- Jargas -

─ ୨ৎ ─

"Listen, aku kasih kamu semua itu bukan karena kamu matre. Tapi, murni keinginan aku sendiri dan itu sebagai tanda sayang aku. Dan tolong lupain aja tentang ayah aku bilang kamu matre, dia emang gak suka sama kamu, Ann. Jadi, wajar kalau dia kayak gitu," ucap Jargas sembari menggenggam tangan Aleanna.

"Apa jangan-jangan alasan kamu akhiri hubungan kita karena ayah kamu juga? kalau itu semua benar kenapa kamu gak beritahu aku yang sebenarnya, Jar? daripada kamu beritahu alasan yang sulit di percaya dan buat aku gak bisa move on,"

"Sorry, aku udah berbohong sama kamu, Ann. Aku sengaja gak beritahu yang sebenarnya karena takut kamu malah kepikiran dan sedih. Terus, benci sama ayah aku,"

"Justru dengan kamu berbohong gitu, membuat aku gak percaya sama alasan kamu. Because i know, gak mungkin perasaan kamu hilang begitu aja. Aku udah tahu kamu bagaimana, Jar," Aleanna sangat kecewa dengan Jargas, kenapa dari awal Jargas tak memberitahu yang sebenarnya?

"Sorry, kamu boleh benci sama aku, Ann. Kamu boleh tonjok ataupun tampar aku, aku juga merasa bersalah karena gak jujur sama kamu, Ann,"

"Gak perlu, Jar. Mau sekecewa dan semarah apapun, aku gak bakalan tega melakukan itu. Karena ayah kamu aku jadi sadar kalau aku memang gak pantes buat kamu. Dari segi ekonomi aja tinggian kamu,"

"Apasih, Ann? dimataku kamu itu sangat pantas sama aku, bahkan kamu itu sudah lebih dari cukup. Kamu itu sempurna, Ann. Aku juga bangga pernah menjadi kekasih dari wanita seperti kamu, Ann,"

"Itu mah dimata kamu, beda lagi dimata manusia lain. Lagipula yang aku bicarakan fakta, Jar. Mau sesempurna apapun aku di mataku kamu, kalau memang kurang di mata orang lain ya akan selalu begitu," kata Aleanna.

"Ann, jangan karena kata-kata ayahku, kamu malah jadi insecure gini. Berusaha sempurna di mata manusia memang tidak ada habisnya, Ann. Tapi, aku yakin kamu bisa melawan semua kata-kata jahat itu,"

Benar apa yang dikatakan Jargas barusan. Berusaha menjadi sempurna di mata orang lain bukanlah hal yang mudah. Di mata orang lain, kekurangan kita sangatlah banyak dan memandang dirinya lebih sempurna. Padahal jika orang itu introspeksi diri, mungkin kekurangannya lebih banyak daripada orang di bicarakan.

Mulut manusia itu ibaratnya seperti silet yang tajam, jika salah bicara akan melukai hati orang lain. "Ucapanmu benar, Jar, thank you so much karena sudah membuat rasa percaya diriku muncul," ucap Aleanna sambil tersenyum simpul.

"Your welcome, Ann. Jangan dengarkan omongan manusia yang membuat rasa percaya dirimu hilang, ya? tetap jadi Aleanna yang selalu ceria, happy virus, humoris, suka tantrum, selalu pede dan suka menertawakan hal yang menurut orang gak lucu tapi bagi kamu lucu," tutur Jargas memberikan semangat kepada Aleanna.

"Ya, kamu juga tetap menjadi Jargas yang pemberani, ceria, banyak ngomong dan gak pernah bolos sekolah lagi,"

Bagaimana Aleanna bisa tahu kalau dirinya pernah bolos sekolah saat baru-baru putus darinya. Apakah ada salah satu temannya yang memberi tahukan hal itu?

"Kamu tahu darimana kalau aku pernah bolos, Ann? apa salah satu temanku bilang-bilang ke kamu?"

"Bukan, beberapa hari lalu pas aku sedang disuruh ambil sesuatu di gimnasium, aku gak sengaja lihat kamu di cafe depan sekolah," kata Aleanna, mendengar itu Jargas langsung tersipu malu.