Di depan minimarket
Yangyang menatap papan nama minimarket di depannya, lalu menoleh ke arah jalan dengan ekspresi bingung. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum melangkah ke depan, pura-pura baru pertama kali datang ke Korea.
Saat itulah, seorang pria paruh baya yang baru keluar dari minimarket menjatuhkan dompetnya tanpa sadar. Yangyang, dengan refleks cepat, segera mengambil dompet itu sebelum sempat tergilas oleh sepeda yang melintas.
"Ahjussi!" panggilnya, berlari kecil menghampiri pria tersebut. "Anda menjatuhkan ini."
Pria itu terkejut, lalu tersenyum lega. "Oh, terima kasih, anak muda! Aku bahkan tidak menyadarinya."
Saat itulah, seseorang yang berdiri di dekat pintu minimarket memperhatikannya. Sanghoon. Ia menyaksikan kejadian itu dengan mata sedikit menyipit, tampak tertarik.
Yangyang berpura-pura tidak menyadari tatapan itu dan hanya tersenyum pada pria tadi. "Aku senang bisa membantu."
Pria itu mengucapkan terima kasih beberapa kali sebelum pergi. Yangyang kemudian menatap sekeliling, berpura-pura bingung seakan tidak tahu harus ke mana.
Sanghoon akhirnya melangkah mendekat. "Kau bukan orang sini?"
Yangyang menoleh dengan ekspresi sedikit terkejut. "Oh? Ya... Aku baru saja tiba di Korea. Aku sebenarnya sedang mencari alamat, tapi kurasa aku tersesat."
Sanghoon melirik ponsel di tangan Yangyang. "Kau bisa pakai Google Maps."
Yangyang tertawa kecil. "Aku tahu, tapi aku belum terlalu terbiasa dengan tempat ini. Ini pertama kalinya aku ke Korea."
Sanghoon mengangguk pelan, menatapnya sejenak sebelum akhirnya berkata, "Kalau begitu, aku bisa menunjukkan jalan. Kebetulan aku tidak sibuk."
Yangyang berpura-pura ragu sebelum tersenyum. "Benarkah? Wah, aku beruntung sekali bertemu orang baik. Aku Jung Hwan, terima kasih sebelumnya!"
Sanghoon hanya mengangguk kecil. Yangyang tersenyum dalam hati-langkah pertama sudah berhasil
______________
_________________________Malam itu, bar dipenuhi dengan suara dentingan gelas dari pengunjung. Tempat ini cukup populer di kalangan anggota kepolisian-suasananya cukup berisik, tapi tidak terlalu ramai
Yuta duduk di sudut ruangan, meneguk perlahan minuman yang ia pesan. Matanya tak lepas dari dua pria yang duduk di dekat bar, terlibat dalam percakapan yang tampak cukup serius. Jang Minho dan Kang Woojin.
Dari informasi yang ten berikan, Minho adalah seorang detektif dengan pengaruh cukup besar, sementara Woojin lebih dikenal sebagai polisi yang mudah menerima suap. Jika ingin mendapatkan celah, Woojin adalah target yang lebih mudah didekati.
Beberapa menit berlalu, Minho bangkit dari kursinya, meninggalkan Woojin yang kini sibuk dengan minumannya sendiri. Inilah saat yang pas. Yuta berdiri, berjalan santai ke arah bar, lalu duduk di kursi kosong di sebelah Woojin. Ia memesan minuman tanpa banyak bicara, seolah hanya pelanggan biasa yang kebetulan duduk di sana.
Suasana hening sejenak, sebelum akhirnya Woojin melirik ke arahnya.
"Malam panjang, ya?" Yuta berkomentar ringan, cukup untuk membuka percakapan tanpa terdengar mencurigakan.
Woojin menghela napas sebelum menyesap minumannya. "Kau tidak tahu setengahnya."
Yuta tersenyum tipis, mengambil gelasnya, lalu mengangkatnya sedikit. "Kalau begitu, semoga minuman ini membantu."

KAMU SEDANG MEMBACA
diklaim:agent(Revisi)
FanfictionMulai sekarang Lo harus mau jadi pacar gue-jeno GK mau-haechan Mau GK mau Lo harus mau-jaemin Kita aja gk kenal-renjun Gue jisung itu Jaemin dan itu Jeno sekarang udah kenalkan jadi kalian bertiga jadi pacar kita-jisung GK bisa gitu dong-chenle