RUSAK [END]?

•••

•••

"Nanti tunggu Ayah ya, Ayah usahakan pulang lebih cepat" Ujar Adam sambil meletakan obat anaknya pada piring mini di dekat gelas.

Galan mengangguk paham.

Sebenarnya anak ini dilarang ayahnya untuk masuk sekolah, karena badannya masih sedikit hangat. Wajahnya juga sedikit pucat, tapi Galan katanya masih kuat ke sekolah. Dan malas di rumah sendirian makanya milih masuk.

Karena Adam percaya anaknya, jadi pria itu izin kan sang anak masuk. Asal pulangnya nanti dengan Adam, karena kalau dengan Rizal, Adam sedikit khawatir. Bukan karena tak percaya dengan anak tetangganya itu. Melainkan Rizal bawa motor, dan Galan yang lagi sakit seperti ini sangat tidak baik dibawa naik motor sore hari yang padat kendaraan.

Adam lantas ikut sarapan setelah menyiapkan milik anaknya.

"Kalau nanti badannya makin kerasa gak enak, langsung telpon Ayah. Jangan di tahan-tahan, atau bilang ke abang biar di bantu izin. Gak papa bilang ke abangnya demam, kalau semisal Adek belum mau Abang tau" Nasihat Adam.

Pria ini benar-benar khawatir dengan anaknya itu. Galan itu kesayangannya, Adam paling tidak bisa anaknya kenapa-kenapa. Rasa khawatirnya sebagai seorang ayah tentu saja akan sangat terasa.

"Iya Ayah ku sayang" Balas Galan membuat Adam menggeleng.

Anaknya ini memang termasuk orang ke lewat santai.

•••

Galan baru saja tiba di depan gerbang, ayahnya juga sudah pergi setelah ia turun. Galan berbalik dan mulai melangkah memasuki sekolah.

Saat tengah berjalan dengan santai, Galan tak sengaja berpaspasan dengan Agra dan seorang murid yang Galan tak tau namanya. Keduanya sepertinya baru saja dari parkiran.

"Adek! Baru sampai juga?" Agra menyapa lebih dulu.

"Iya" Jawab Galan singkat, biasa dia kan kalau ke abangnya gitu suka sok cuek.