抖阴社区

0.3

175 26 0
                                        

Di depan sana, dua manusia berjabat tangan dan saling melempar senyuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di depan sana, dua manusia berjabat tangan dan saling melempar senyuman. Lalice memperhatikan satu per satu orang yang berada di sekitar mereka, terutama pria dengan potongan rambut pendek di hadapan Jungkook.

Ketika Lalice menghela napas berat, Jimin menghampirinya dengan wajah panik. Pria itu menyenggol lengan Lalice yang bersedekap lalu bertukar pandang sejenak.

"Dia sudah seperti cucu presiden yang membawa ajudannya sampai memenuhi kantor," Lalice bergumam.

"Dia tahu kau kerja di sini?"

Lalice mengedik. "Mana mungkin dia tidak tahu," jawabnya membalas.

Yang tidak habis pikir, kenapa sampai jauh-jauh ke kantor tempatnya bekerja?

Tidak. Tidak.

Lalice menggeleng, dia menendang jauh pikiran yang sepertinya akan membuatnya hilang kewarasan. Mana mungkin laki-laki seperti Choi Mingyu datang ke sini hanya untuk menemuinya? Dia laki-laki sibuk, sudah pasti ada urusan lain.

Sadarlah, Lalice!

Buang jauh-jauh Choi Mingyu dari pikiranmu!

Namun bagaimana dia mau menendang wajah sial itu ketika mata mereka sekarang bertemu?

Dengan memegang lengan Jimin, dia menghela napas dan mempertahankan pandangannya untuk membuat kesan bahwa dirinya tak gentar. Dia tidak mau kalah oleh Mingyu yang bisanya hanya menekan lalu memerasnya terus-terusan. Lalice harus menang dan menginjaknya sampai dia tenggelam ke tanah kali ini.

Lalice terus mengambil napas pendek tanpa henti ketika dia menyadari pergerakan Mingyu setelah laki-laki itu menarik jabatan tangannya dengan Jungkook. Mingyu langsung berputar dan berjalan mengabaikan orang sekitar yang kebingungan.

Sementara Jungkook yang baru saja di hadapan Mingyu ternyata sudah lebih dulu tahu ke mana langkah Mingyu akan berhenti. Dan ketika Mingyu sudah berdiri tepat di depan perempuan yang sedang dia pandang, Jungkook menatap wajah tenang namun tegas perempuan itu yang tanpa sadar mengeluarkan reaksi dari gerak tubuhnya. Jungkook membuang napas dan memilih untuk tidak mendekat.

Lalice yang dihadapkan dengan Mingyu mencengkeram erat lengan baju Jimin, sampai-sampai membuat Mingyu menahan tawa melihatnya. Lalice cepat-cepat mengurai tangannya dan bersedekap. Mungkin dengan mengunci kedua tangan di bawah dadanya bisa mengendalikan reaksi-reaksi spontan yang tidak dia inginkan nantinya.

"Well ... aku tidak menyangka akan langsung bertemu denganmu begitu baru masuk," kata Mingyu mulai mencari-cari alasan untuk masuk pada pembahasan utamanya.

Lalice ingin sekali menanggapi apa yang Mingyu katakan, namun melihat sekelilingnya, dia rasa suasana ini kurang tepat.

"Sepertinya kau cukup senang bekerja di sini."

Dan Lalice hanya akan mendengarkan saja. Dia tidak mau gegabah atau nanti akan ada isu mengerikan di kantornya.

"Masih ingat yang aku kirim semalam?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

? Terakhir diperbarui: May 08 ?

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EMPTINESS OF THE SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang