Lee Felix, seorang model terkenal dengan kecantikan yang memikat, memiliki dua sahabat yang begitu posesif terhadapnya. Lee Minho, pria setampan pahatan patung dewa Yunani, dan Hwang Hyunjin, sosok yang tampak seperti pangeran dari dunia webtoon.
Ba...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Felix sebenarnya takut, tak berani menatap langsung ke wajah minho, namun ia tahu ia harus melakukannya. Dengan suara yang bergetar namun dipaksa terdengar tegas, ia mendongakkan kepalanya, menatap dalam-dalam ke mata pria yang selama ini selalu melindunginya.
"Jelaskan." ucapnya lirih, nyaris seperti bisikan, namun cukup untuk membuat minho mengangkat alisnya.
Minho tersenyum miring, seolah tak menyangka keberanian kecil itu datang dari bibir tipis Felix. Tapi ia tak berkata apa pun. Ia hanya menghela napas, lalu perlahan merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya. Jemarinya bergerak cepat, mencari sesuatu dan akhirnya, layar itu ditunjukkan tepat di hadapan Felix.
Sebuah artikel terbuka.
Berita yang menyebar di berbagai forum dan media sosial berjudul besar:
"Lee Felix Tertangkap Berkencan dengan Dua Pria Sekaligus?" Isi artikel diiringi foto-foto yang diambil diam-diam, yang bahkan felix tak tau itu siapa dan kapan, dan dibumbui komentar-komentar netizen: "Rakus." "Tak tahu malu." "Bermain di belakang." "Sok polos" "Munafik." Akun-akun anonim yang jelas dibuat hanya untuk menyebarkan kebencian.
Tangan Felix mulai bergetar. Matanya membulat, bibirnya bergetar tanpa suara. Ia tak bisa berkata apa pun. Suara Minho yang tenang dan rendah menusuk ketenangan ruang itu.
"Kau tahu sekarang alasannya. Dan kau juga tahu, bukan, betapa kami membenci jika ada yang berani menyentuhmu apalagi berusaha menyakitimu."
Felix memandang ke arah Minho, matanya mulai memerah. Suaranya keluar nyaris tercekat. "S-siapa yang membuat ini?"
Minho hanya menoleh sekilas, dengan senyum datar.
"Menurutmu siapa lagi?"
Felix menelan ludah. "Heejin?"
"Yes, tepat sekali." sahut Hyunjin, cepat dan dingin.
Felix terdiam sejenak. Masih menatap ponsel yang digenggamnya, seakan berharap semua itu hanya mimpi buruk.
"Lalu... apa yang kalian perbuat pada Heejin? Kenapa kalian begitu yakin kalau itu dia? Maksudku... kalian tak bisa sembarangan menuduhnya. Lagipula dia..."
Hyunjin menyela, suaranya rendah namun tajam. "Felix, kau pikir kami akan bertindak tanpa bukti? Kami bukan anak-anak yang bermain-main dengan emosi. Kami tahu apa yang kami lakukan."
Felix terdiam. Ia mengerti... dan hampir lupa siapa dua pria yang kini duduk di sampingnya.
"T-tapi... apa harus sampai seperti ini...?" gumamnya, nyaris tak terdengar.
Minho mendekat. Tangannya terulur, membelai rambut pirang Felix dengan lembut seperti biasa.
"Tentu." ucapnya tenang, namun terdengar mengerikan bagi felix.