抖阴社区

61 - The Morning After

954 98 13
                                        

⚠️⚠️

Dominick tidak ingat apakah pernah membiarkan dirinya larut seperti ini, mengerahkan seluruh staminanya. Di ranjang hotel yang sunyi, hanya suara napas dan denyut jantung mereka yang terdengar. Sesekali erangan dan desahan sahut-menyahut. Cahaya kota yang menembus dari balik tirai tipis menggambar bayangan keemasan di kulit Ashley--dan pada saat itu, dia tampak bukan berasal dari dunia ini. Terlalu memesona. Keringat membasahi pelipisnya, rambutnya berantakan dan melekat di leher dan pipi. Tidak ada yang lebih indah dari kekacauan yang melebur dalam dirinya.

Ashley tidak seperti wanita-wanita lain yang pernah Dominick kenal. Tidak ada upaya untuk terlihat menarik di mata orang lain. Tidak menggoda dengan kesengajaan. Semua yang ada pada wanita itu sungguh natural. Namun, entah bagaimana, setiap hal kecil dari dirinya--cara wanita itu membisikkan nama Dominick, cara tubuhnya melengkung mengikuti sentuhannya, bahkan caranya menahan air mata karena emosi yang tidak tertampung--membuat Dominick merasa seperti pria paling hidup di muka bumi.

Dia memuja semua hal yang ada pada diri Ashley. Segala kelembutan meledak menjadi ledakan rasa di bawah jemarinya. Tangannya tidak berhenti menari, meraba, bahkan merengkuh seluruh permukaan kulit, seakan-akan tidak ingin melewatkan seinci pun. Segala pertahanan yang dia lihat runtuh, hanya untuk terbuka lebih dalam. Setiap desahan yang menyebut namanya terdengar seperti mantra, seperti pengakuan, seperti jeritan sunyi dari tempat yang paling tersembunyi dalam diri Ashley.

Dan, saat Dominick menatap wajahnya--mata yang terpejam separuh, bibir yang sedikit terbuka, dada yang naik turun dengan cepat--Dominick merasakan kekalahan. Akan tetapi, kekalahan itu indah, seakan-akan telah mengakhiri perang panjang dalam dirinya dan menemukan satu-satunya tempat di mana dia bisa berhenti berlari.

Dominick menyentuh pipinya, perlahan, lalu menghujani kecupan dengan kekaguman yang tidak bisa diungkapkan. Dia ingin menyimpan momen ini dalam ingatan selamanya. Bukan karena itu adalah malam yang liar, tetapi karena itu malam di mana dirinya benar-benar menyentuh jiwa seseorang--dan jiwanya sendiri ikut terbuka, terbongkar, dan tanpa sadar, diserahkan.

Ashley mengangkat wajahnya sedikit, dan di balik sisa-sisa ketegangan, matanya menangkap tatapan Dominick dengan ketelanjangan emosi yang sama. Mereka tidak perlu berbicara. Tidak perlu menyebutkan apa yang baru saja terjadi. Karena tubuh mereka telah bicara dalam bahasa yang tak bisa dimanipulasi, bahasa rasa yang tidak mengenal kepura-puraan. Bibir mereka kembali bertemu tanpa ada keraguan.

Setelah satu pelepasan terakhir yang membuat seluruh tubuh menggigil, Dominick menarik Ashley ke pelukannya, mendekapnya erat. Dia bukan bermaksud ingin memilikinya lagi malam itu, tetapi karena takut kehilangan perasaan ini ketika matahari terbit sekitar tiga jam lagi. Dalam pelukannya, tubuh Ashley hangat, lembut, nyata. Ini jelas bukan mimpi, tetapi kenyataan yang membuat Dominick tidak lagi ingin hidup di antara kesibukan dan ketegangan seperti sebelumnya.

Setelah semua yang terjadi, dia bahkan tidak tahu bagaimana kelanjutannya. Apakah dunia mereka cukup besar untuk menampung kebersamaan ini, atau justru akan meretakkan segalanya. Satu hal yang pasti, malam itu, dalam keheningan yang begitu penuh, Dominick hanya tahu bahwa dirinya tidak akan pernah menyentuh wanita lain dengan cara yang sama seperti dia menyentuh Ashley.

Malam itu bukan hanya tentang tubuh, atau ketertarikan fisik, melainkan tentang kepercayaan. Tentang dua orang yang menyerah pada rasa--bukan karena lemah, tetapi karena akhirnya mereka menemukan satu sama lain.

Bagi Dominick, tidak ada satu hal pun yang lebih kuat dari itu.

•••

"Ternyata kau bekerja di perusahaan yang bagus."

Dare or JomloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang