抖阴社区

shai babybear ? 21 ?

6.2K 589 24
                                        

"emmh swuswu"

"Mawu swuswuu" anak tiri aulia itu masih saja mengigau meminta susu, membuat seseorang yang sedari tadi duduk di bawah sofa menghampirinya, pria itu mengangkat shai ke gendongan koalanya.

Ia menimang shai saat anak itu terusik dari tidurnya.

Alferd mengambil ponselnya yang tergeletak di meja ruangan itu, ia menelpon aulia untuk membuatkan shai susu dan menyiapkan keperluan shai.

Bapak lima anak dua istri itu, yang duduk di bawah sofa sedari tadi, niatnya memang menunggu shai yang keluar rumah tadi.

Memastikan jika anak itu pulang dengan selamat.

Alfred membawa shai menuju lantai kamarnya, ia menaiki anak tangga satu persatu tanpa membuat anak itu terbangun.

Alfred membawa shai kekamar utama roderigo yang berada di lantai 3 setelah tadi ia menaiki lift dari lantai dua ke lantai tiga. Rumah alferd memiliki tiga lantai, satu lantai umum, dua lantai kamar anak alferd dan lantai tiga adalah kamar miliknya, tempat kerjanya dan ruangan penyimpanan data rahasia, maka dari itu untuk menuju lantai tiga harus dengan izin langsung dari alferd itu sendiri.

Alferd membaringkan shai pada kasur miliknya, tidak ada aulia disana dan alferd yakin istri keduanya itu sedang mengambil peralatan milik shai.

"Emmmh mau pipiiis" shai menutupi selangkangan nya dengan kedua tangan, berharap rasa ingin buang airnya tertahan.

"Iisshh pipiiis maleees" anak itu menggeliat tak enak, alferd yang melihat itu langsung membawa shai ke gendongan nya dan membawa anak itu kedalam kamar mandi miliknya, shai yang masih setengah sadar itupun masih menggeliat tak nyaman.

Setelah sampai, alferd membuka celana tidur shai, dan mengarahkan belalai mini itu ke kloset, shai yang mengerti langsung saja membuang urine nya dengan lega.

Nikmatnyaaa....

Setelah dirasa tidak ada lagi air yang keluar dari mini belalai itu, alferd menarik selembar tisu basah yang selalu ada di kamar mandinya, mengelapkan nya pada milik shai, membersihkan belalai yang masih bayi itu biar tidak ada kumannya.

Setelahnya alferd membawa shai keluar dari kamar mandinya, dan terlihat disana sudah ada aulia yang membereskan peralatan shai, ada botol dot yang sudah penuh dengan susu, ada popok, dan ada minyak telon serta baju tidur shai.

"Sini nak, ganti baju dulu" aulia melambaikan tangannya mengode alferd untuk segera menghampiri nya.

Shai di dudukan di kasur aulia dan alferd, anak itu diam saja saat aulia membuka kancing baju tidurnya, sedangkan alferd ia berbaring di belakang shai dan menghadap langsung ke arah shai.

"Berdiri sayang, buka celananya" aulia memberi perintah untuk anak itu bangun.

"Biar aku ganti sendiri aja di kamar" anak itu menolak halus, tolong lah shai tidak mau seperti ini pliis.

-plin plan emang ni anak

Aulia tersenyum dan menggeleng.

"Biar mami aja sayang, ayo" aulia mengapit kedua ketiak shai membantu anak itu untuk berdiri di kasurnya.

"Mami tidak jijik?" Shai berkata pelan, ia mengangkat satu kaki kirinya saat aulia melepaskan celananya, kedua tangannya berpegangan pada pundak aulia, shai takut jatuh, kasurnya tinggi loh.

"Kenapa jijik? Shai anak mami" aulia tersenyum, ia memakaikan shai minyak telon setelahnya memakaikan popok agar anak itu tidak perlu ke kamar mandi jika ingin buang air.

Shai kembali duduk saat aulia selesai memakaikannya celana tidur, menyisakan bajunya saja yang tinggal di kancingkan.

"Nah selesai" ujar aulia setelah melihat penampilan shai yang menggemaskan.

Sedangkan anak itu hanya diam, ia duduk bersila dengan botol dot yang ia pegang di pangkuannya.

"Kenapa...mami papi seperti ini?" Shai kembali memberikan diri bertanya tentang perubahan mereka, tolong shai ingin tau jawaban mereka.

Alferd duduk dari berbaring nya, ia memangku shai diikuti aulia yang juga duduk di hadapan shai, jadinya mereka bertiga duduk bersila dengan shai yang di pangku oleh alferd, mereka terlihat seperti keluarga bahagia.

Alferd menghirup wangi manis yang keluar dari rambut shai.

"Maafkan papi shai, papi...baru menyadari sekarang jika apa yang papi lakukan padamu malah membuatmu luka, papi kira jika kamu sama dengan kedua kakak mu" alferd memeluk shai dengan erat.

"Maafkan papi...izinkan papi menebus semua kesalahan papi, izinkan papi mengisi kekosongan hati kamu yang selama ini papi buat" shai hanya diam, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan.

"Maafkan mami juga hmm, selama ini mami tak terlalu berusaha untuk dekat dengan shai" aulia menambahkan tangannya terulur untuk mengusap kepala shai.

"Kalian...tidak jijik dengan shai yang seperti ini?" Anak itu memainkan nipel dotnya sembari menunduk.

"Aku kan..." Shai tidak melanjutkan ucapannya, anak itu mendongakkan kepalanya menatap alferd dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa hmm?" Alferd tersenyum lembut, senyum yang tak pernah shai lihat selama ini.

"Kalian tidak bohong kan? Kalian tidak ingin buat shai hanya berharap kan?" Shai menatap aulia dan alferd bergantian.

"No baby, papi sungguh-sungguh, maafkan papi hmm" shai menubruk alferd dengan pelukannya, ia menangis keras di bahu alferd, ini! Ini yang shai selama ini inginkan, persetan dengan rasa sakit yang selama ini alferd berikan padanya, ia hanya ingin di perhatikan, biarkan semua orang bilang jika ini sudah terlambat, ia sudah tidak membutuhkan ini, nyatanya shai hanya ingin merasakan apa itu 'keluarga' apa itu disayang, dimomong seperti bayi. shai sudah terlalu lama menunggu, maka saat ada kesempatan seperti ini, bukankah shai harus memanfaatkan nya?.

Alferd dan aulia memeluk shai dengan erat, seolah pelukan itu akan terlepas, aulia juga senantiasa mengucapkan kalimat penenang untuk shai.

Shai harap mereka sedang tidak bersandiwara, shai juga berharap jika ini adalah awal dari kebahagiaan yang ia tunggu selama ini.

Dan malam ini adalah malam yang melegakan untuk shai, anak itu tertidur dengan nyenyak di pelukan alferd dan aulia.

🐻🐻🐻

888 kata

Shai BabybearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang