抖阴社区

Chp18; Haris

288 16 0
                                        

Happy Reading 💐














Pagi itu, rumah keluarga Darren sudah ramai sejak matahari belum sepenuhnya naik. Aresh berlari-lari kecil di ruang tengah sambil membawa mainan robotnya, suaranya menggema dengan tawa yang ceria. Di dapur, Theodore sedang menyiapkan sarapan sambil mengecek laptopnya—menyicil tugas kuliah sebelum waktunya habis.

“Pelan-pelan, Aresh. Robot kamu bisa patah tuh,” seru Theodore tanpa menoleh.

Asher hanya terkekeh dan melanjutkan aksinya, pura-pura robotnya adalah pesawat luar angkasa yang sedang menyelamatkan dunia. Darren muncul dari lorong, mengenakan kemeja biru tua dan dasi yang belum ia ikat dengan sempurna.

“Pagi,” ucapnya singkat, suaranya terdengar lelah.

Theodore melirik, lalu mengangguk. “Sarapan udah siap pak, mau dibekali atau makan di sini?”

Darren duduk di ujung meja, menyenderkan tubuhnya sejenak sebelum menjawab, “Di sini aja, hari ini bakal panjang.”

“Lembur lagi, Pak?” tanya Theodore sambil menuangkan kopi ke cangkir.

“Bisa dibilang,” jawab Darren, menatap kosong pada uap kopi yang mengepul. Ada sesuatu di wajahnya—bukan sekadar kelelahan, lebih dari itu, seperti kecemasan yang ditahan.

Theodore tidak bertanya lebih jauh. Ia bukan orang yang suka mencampuri urusan pribadi, apalagi urusan pria yang statusnya cuma bos-nya doang.

Setelah sarapan selesai dan Aresh diantar ke sekolah, Darren kembali ke ruang kerjanya sebentar. Di dalam, ia membuka laci meja dan mengambil sebuah map merah tua. Di dalamnya, laporan keuangan dengan tanda merah besar di pojok kanan: DEFISIT.

Ia meremas map itu perlahan, lalu menutup matanya. “Kalau begini terus, bisa bangkrut sebelum akhir tahun,” gumamnya.

Di layar laptopnya, sebuah email belum sempat dibuka. Subjeknya:
"Penawaran Solusi Finansial – Haris Putra, Konsultan Independen"

Ia sudah dengar nama itu. Haris bukan sekadar konsultan—lebih mirip pebisnis bayangan yang bermain di wilayah abu-abu. Sekali kamu setuju, sulit mundur.

Darren menghela napas.

——————

Sore itu, udara di luar mulai meredup saat Darren berdiri di depan pintu kantor, mengenakan jasnya dengan rapi. Ia mengeluarkan ponsel dari saku dan mengirim pesan singkat kepada Theodore.

“Theo, aku mungkin pulang agak telat malam ini. Ada urusan penting yang harus kuselesaikan,” tulis Darren.

Di ruang tamu rumah, Theodore sedang sibuk dengan tugas kuliahnya ketika ponsel bergetar. Ia membaca pesan Darren, lalu membalas dengan singkat, “Oke, Pak. Hati-hati ya.”

Darren menatap layar ponselnya sejenak, lalu menghela napas panjang. Ia tahu malam ini akan menjadi malam yang berat.

Saat langkahnya mengarah keluar gedung, ia mengangkat kepala dan menatap langit yang mulai gelap. Ada beban yang tak terlihat namun sangat terasa di pundaknya.

“Ini demi perusahaan... demi Aresh... dan... demi aku sendiri,” gumamnya pelan.

Tanpa sadar, sebuah bayangan mendekat. Seorang pria berdiri di dekat pintu masuk gedung, mengenakan jas hitam dengan senyum dingin di wajahnya.

“Haris,” ujar pria itu, memperkenalkan dirinya dengan suara tenang namun mengandung ancaman terselubung. “Aku dengar kamu butuh ‘solusi’, aku bisa bantu.”

Darren menatap pria itu dengan waspada. Ia tahu, pertemuan ini bisa mengubah segalanya.

——————

okeyy, jangan lupa vote ya sayang aku semua💗💗

Engineered To Babysit (Teedew/Dewtee) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang