..........................
Angin malam berhembus pelan di atas atap penginapan kota Galarc. Udara dingin menyusup di antara sela-sela dinding, membawa keheningan yang hanya bisa didengar mereka yang terbiasa hidup dalam sunyi. Di hadapan Kirito, sebuah layar bercahaya biru keunguan melayang diam. Tulisan digital terpampang jelas di permukaannya.
_____________________________________
[NEXUS VEIL SYSTEM: CHAT GROUP]
▸ Calon kandidat terdeteksi...
▸ Koneksi antar dunia sedang dipersiapkan...
▸ Ingin bergabung dengan grup ini?[ YES ] [ NO ]
_____________________________________
Kirito menyipitkan mata. Ia membaca ulang kata-kata itu perlahan, mencerna satu per satu baris seperti sedang menimbang langkah di medan yang belum dikenalnya.
"...Nexus Veil?" gumamnya. "Koneksi antar dunia...?"
Tak ada suara lain. Hanya embusan angin yang menampar pelan rambutnya. Ia memandang langit malam sebentar, lalu kembali ke layar di depan. Pilihan [YES] dan [NO] seolah menunggu keputusannya dengan sabar.
Ia menarik napas pendek. Dalam pikirannya, tidak ada alasan kuat untuk ikut campur. Dunia ini sudah cukup damai, dan ia sendiri tidak lagi terikat pada ambisi masa muda. Tapi...
"Aku ingin tahu," katanya dalam hati. Rasa ingin tahu itu bukan sekadar soal teknologi atau dunia lain, melainkan tentang apa yang sebenarnya tersembunyi di balik sistem ini—dan mengapa sistem ini muncul sekarang, di hadapannya.
Dengan gerakan tenang, ia menyentuh pilihan [YES].
Tidak ada ledakan cahaya.
Tidak ada perubahan di sekelilingnya.
Hanya satu getaran kecil yang terasa di dada—seperti detak jantung yang lama tertidur, dan kini perlahan terbangun kembali.
Kirito tetap diam. Ia menatap layar itu sampai perlahan memudar, digantikan oleh kegelapan malam yang kembali mendominasi.
Di tempat lain, jauh dari kota Galarc—sesuatu mulai bergerak.
..........................
Lokasi: Kota Nagazora – Malam yang sunyi setelah hujan
Kota Nagazora larut dalam diam, ditemani bayangan hujan yang belum sepenuhnya pergi. Langit masih diselimuti awan kelabu. Genangan di jalanan memantulkan cahaya lampu kota, buram dan bergetar oleh angin malam yang menusuk. Di kejauhan, suara kendaraan terdengar samar, namun cepat menghilang ditelan dingin yang menggantung.
Di lantai atas salah satu apartemen tua di pinggir kota, Raiden Mei duduk menyandar di balkon sempit. Tubuhnya memeluk lutut, kepala bersandar pada dinding beton yang kasar. Hujan memang telah reda, tapi bekasnya masih ada di udara... dan di pikirannya.
Tidak ada makanan sejak pagi. Tidak ada kabar. Tidak ada tempat yang benar-benar bisa ia sebut rumah.
Ayahnya dikurung karena tuduhan konspirasi korporat. ME Corp—seluruh warisan keluarganya—direnggut begitu saja. Teman-teman yang dulu ada... menghilang satu per satu. Dan ia sendiri? Tersisa di pinggir dunia, diam-diam dilupakan.
Namun ia tidak menangis. Ia sudah terlalu lama melewati batas itu. Kini, hanya ada kesunyian.
Di sampingnya, ponsel tua yang rusak tergeletak tanpa daya. Layarnya retak. Baterainya hampir mati. Tidak ada sinyal. Bahkan jaringan kota sebagian besar masih lumpuh sejak kerusuhan terakhir.
Malam itu seharusnya berlalu seperti malam-malam sebelumnya—datar, dingin, dan sunyi.
Tapi ketika ia mendongak, sesuatu muncul.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nexus Veil System: Chat Group
ActionDeskripsi: Tersembunyi di balik tirai realitas, sebuah entitas tertinggi yang bahkan melampaui konsep waktu, ruang, dan eksistensi, menyadari sesuatu yang tak pernah ia bayangkan: sebuah anomali yang tak dapat ia pahami, tak dapat ia jangkau, bahkan...