2000 vote dan 200 komentar, lesgo gurl!
"Wake up sweety"
Ara mengernyit, bibirnya mengerang saat dinginnya tangan pria itu menempel di kulit lehernya. Benar saja, ketika dia membuka mata, didapatinya Yasa tersenyum kelewat lebar di depan wajahnya. Gadis itu membalik tubuhnya.
Kantuk masih bergelayut di matanya yang enggan terbuka. "Sepuluh menit"
Yasa terkekeh, dilihatnya punggung polos gadis itu dipenuhi bercak merah. Ia membiarkan Ara terlelap sebentar lagi.
Pria itu mengganti pakaiannya dengan kemeja kuning polos. Ia memakai jam tangan, menyisir rambutnya agar lebih rapih, terakhir ia menyemprotkan parfume. "Ra?" Yasa berjalan menuju kamar mandi, menggantungkan handuknya di dalam sana. Bibirnya menipis melihat Ara masih tertidur.
Ia melirik jam tangannya, sudah lebih satu menit dari yang dijanjikan. Segera, pria itu menghampiri sang putri tidur.
Dengan jahil pria itu membuka kelopak mata Ara, ditahannya terus sampai tepukan mendarat di bahunya. "Mass!"
"Ayo bangun, sudah sepuluh menit"
Ara menggeliat, bibirnya menguap kecil. Gadis itu mengusap hidungnya malas, "Bisa gak sih keluarnya sore aja? Mager"
"Yakin? Nanti kamu bosan"
"Eum. Lagi pula pinggulku masih pegel, ssh capek ngangkang terus" Keluhnya. Ia yakin baru tertidur tiga jam yang lalu.
Ara kapok meminta Yasa melakukannya perlahan, niatnya ingin mengerjai Yasa malah berbalik padanya. Bukannya menyenangkan, ia malah tersiksa, apalagi kondom berduri itu- egh sensasi yang baru pertamakali ia rasakan.
Yasa membantu gadis itu memijat pinggulnya dari luar selimut. "Maaf"
Ara bergumam, sejenak ia memejamkan mata kembali. Sungguh, ia mengantuk. Pijatan di pinggulnya sedikit membuat tubuhnya rileks.
Pijatan Yasa berpindah ke atas, ia meremas gundukan besar dibalik selimut "Engh" Remasan pelan itu perlahan berubah menjadi lebih intens disana.
Gadis itu menjauhkan tangan Yasa darinya. Wajahnya penuh peringatan, "Tangannya tolong dijaga ya mas. Tete aku masih sakit, jangan di uyel-uyel dulu"
"Ya terus saya harus ngapain? Saya udah serapih ini malah kamu tinggal tidur"
Ara berdecih, Yasa berlagak seperti korban disini. "Ngapain kek, harus banget remes-remes kayak tadi huh?"
"Yaudah kalo gitu saya lanjutin kerjaan aja disini. Boleh?"
"Ya terserah, asal gak ganggu aku tidur"
Yasa beralih mengambil tab nya di nakas. Kemudian duduk di ranjang. Ia menyingkap selimut gadis itu sebatas dada, "Tapi sambil pegang dikit ya?"
Ara menahan geli ketika jempol pria itu menekan pucuk dadanya lalu memutar-mutarnya dengan gemas. "Ah, lucu sekali. Kenapa bisa segemes ini?"
Pria itu menyentuh dadanya sesuka hati, sebelah tangannya sibuk membuka file kerjanya. Ribet memang, tetapi pria itu memang suka merepotkan diri sendiri.
Ara berbaring pasrah, terserah pria itu saja. Semakin dilarang, semakin jadi. Lebih baik ia mengisi energi beristirahat daripada meladeni Yasa yang sibuk dengan dunianya- tab dan payudaranya.
Tak berselang lama, pria itu menyelesaikan pekerjaannya. Ia mematikan tab, menaruhnya kembali di tempat semula. Kemudian ia memiringkan tubuh, memperhatikan wajah ayu sepupunya tertidur pulas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Cousin (21+)
Romance??????? ??????, atau yang akrab disapa ???, tak pernah menyangka jika hari tersial dalam hidupnya datang saat ia sedang mengejar kenikmatan- bermodalkan jari jemarinya sendiri. Hiburan singkat di sela kesibukan itu justru menjadi boo...