抖阴社区

Sarada

8.3K 613 9
                                        


__Keesokkan harinya__

Dirumah sakit

"Ngghhh...." lirihan seseorang dan gerakan pada tangan yang digenggamnya selama semalam membangunkan tidurnya.

"Sarada!" detik berikutnya mata yang terpejam selama kemarin itu akhirnya terbuka menampilkan mata obsidian gelapnya.

"Tou-chan.... Kaa-chan...." panggil sarada, gadis yang terpejam selama kemarin itu.

"Sarada.... Ini tou-chan sayang" ujar sasuke  lirih setelah mendengar kata 'kaa-chan' yang keluar dari bibir mungil sarada, pasalnya sarada tak pernah memanggil hinata dengan panggilan 'kaa-chan' sarada hanya memanggil hinata dengan panggilan 'dia' ataupun 'kau', panggilan 'kaa-chan' yang sarada ucapkan hanya untuk ibunya yang telah meninggal yaitu sakura.

"Tou-chan..." lirihnya seraya memandang wajah ayahnya yang terlihat lelah dan juga terlihat kantung mata, ya benar sasuke tidak bisa tidur dengan keadaan sarada yang masih berbaring diranjang rumah sakit dengan selang yang menempel pada tubuhnya itu, walaupun begitu sasuke bisa tidur ketika jam menunjukan angka 5 dan sekarang tepat jam 08:00 pagi yang artinya ia tidur selama 4 jam "tou-chan kenapa ada kantung matanya?" tanyanya sembari mengusap kantung mata tersebut.

"Tidak apa-apa"

"Tou-chan jangan boong! Pasti waktu tidur tou-chan sedikit"

"Tou-chan hanya lelah sarada"

"Pasti ini gara-gara sarada ya? Pasti tou-chan semalam terjaga karena menjaga sarada terus"

"Ya benar, tapi tidak sepenuhnya seperti itu kok. Tou-chan tadi tidur jam 12" ujarnya berbohong agar tidak mengkhawatirkan sarada.

"Apa tou-chan sudah bercerai dengan 'dia'? " tanyanya.

"Belum, mungkin..." gantungnya "-nanti" lanjutnya.

"Apakah tou-chan mencintai kaa-chan?"

"Tentu saja, sarada"

"Apakah tou-chan mencintai 'dia' dan sanada?"

Pertanyaan sarada membuat sasuke terkejut, ia bingung sungguh.

"Tidak sayang, tou-chan hanya mencintai kaa-chan dan sarada. Selamanya" ucapnya, tidak mengetahui ada sepasang istri anak yang mendengarnya dari luar ruangan tersebut. Hinata melirik sanada yang hanya diam mematung, tak ingin mendengar obrolan yang lebih menyakitkan lagi ia segera menarik anaknya pergi.

"Kaa-chan kita mau kemana?" ujar sanada.

"A-ano kaa-chan harus mengantarkanmu pergi sekolah"

"Katanya setelah melihat sarada"

"Sarada harus istirahat"

.

.

.

.

.

.

.

Dalam mobil yang hinata kendarai hanya berisi keheningan hingga-.

"Kaa-chan bukan aku yang mencelakai sarada" ujar sanada memecahkan keheningan.

"Benarkah? Lalu?"

"Jadi begini...."

Flashback  

Dipinggir jalan terlihat dua orang anak-anak yang laki-laki berumur 7 tahun dan yang perempuan 6 tahun tengah bertengkar.

"Jangan menyakiti kaa-chan!" seru sanada kepada perempuan yang menatapnya nyalang.

"Kaa-chan mu itu merebut tou-chan ku dan membuat kaa-chan ku meninggal!"

"Itu tidak benar! Tou-chan mu hanya ingin menikahi kaa-chan dan ingin kaa-chan menjadi kaa-chan mu juga!"

"Tidak! Aku tidak mau kaa-chan seperti 'dia', dia jahat! Dia telah membuat tou-chan mengingkari janjinya untuk selalu bersama kaa-chan!" serunya sambil mendorong sanada, tapi karena tak berhati-hati ia terselandung kakinya sendiri dan membuatnya berada ditengah jalan lalu terjatuh hingga sebuah mobil berkecepatan tinggi tengah melaju kencang kearahnya hingga tak mampu untuknya menyelamatkan diri, sampai semua itu terjadi begitu saja.

Tin...tinn....

Brukk...

Dugghh...

Tubuh kecil sarada terpelanting jauh dan mendarat dengan kerasnya pada pohon besar pinggir jalan, darah segar memenuhi kepala dan tubuh sarada. Sontak sanada yang berada ditempat kejadian segera menghampiri tubuh sarada dan segera meminta tolong.

End flashback

"Begitu ceritanya, aku jujur kok"

"Iya kaa-chan percaya kok, kalau terjadi lagi segera hindari ya?" ujarnya lembut seraya mengacak rambut raven anaknya.

.

.

.

.

.

.

"Nah sanada, beri surat ini kepada wali kelas sarada ya? Hati-hati, belajar yang rajin ya" kata hinata lalu memberikan sebuah amplop berisi surat izin bahwa sarada tidak bisa menghadiri kelas seperti biasanya dikarenakan sedang sakit.

Cup

Dikecupnya pipi gembil anaknya yang memerah.

"Kaa-chan! Jangan menciumku aku sudah besar" kesalnya.

"Gomen ya anak kaa-chan yang manis" di cubitnya pipi gembil itu.

Cup

Kecupan yang sanada berikan pada pipi chubby nya membuat  hinata tersenyum lebar.

"Jaa" seru sanada sambil berlari memasuki sekolahnya itu.





























"Kau begitu mirip dengan tou-chan mu sanada..."





__*...TBC...*__

BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang