抖阴社区

Before We Meet - 2

Mulai dari awal
                                    

"Ish!" seru Mou kesal dihina, dia melempar handuk itu ke arah Matt. "Aku makan sama Caca aja!"

Mou meninggalkan mereka dan terjadi keheningan nyata. Matt mengambil handuk dari Mou dan mengesah pelan, kemudian menatap ke arah Mika. Hanya menatap, tapi tatapan itu ternyata sangat menohok Mika.

Karena dari semua arti, Mika tahu bahwa Matt menyalahkannya.

Dan, Mika menyalahkan si muka bopeng yang sekarang sudah pergi entah ke mana.

***

Terdengar suara bunyi peluit yang panjang dari pelatih futsal menandakan mereka bisa istirahat selama lima belas menit. Matt segera keluar dari lapangan dan menyingkir dari anak-anak lain yang sibuk mengobrol, ramai, dan Matt tidak suka. Matt lebih nyaman seorang diri, hanya ada dirinya dan buku catatannya yang berisi semua pikirannya. Matt lebih nyaman tidak mengobrol karena dengan itu, Matt jadi lebih mudah untuk tidak terlihat.

Lagipula, Matt menghindari percakapan yang tentunya akan mengarah pada satu orang. 

Mika Indra Astyan, cowok aneh yang kemarin lalu berteriak di tengah upacara, ah, tepatnya, di tengah pidato penting dari seorang gubernur. Matt malu untuk mengakui kalau laki-laki yang sekarang berdiri di dekat pilar koridor (mungkin maksudnya bersembunyi atau memata-matai seseorang) satu lulusan SD dengannya. Matt sudah tahan menolerir sikap Mika yang aneh di SD, dia tidak bisa menolerir itu di sini sekarang.

"Nik, sumpah itu anak freak abis," seru teman dari klub futsalnya.

Mau tak mau, sambil menelan air mineral dari botol, Matt bisa mendengar percakapan geng Niko.

"Iya, anjir. Ganggu pemandangan," balas Niko.

"Temen lu ya," ledek teman yang lainnya.

"Temen lu bego," balas yang lainnya.

Niko berdecak. "Dia nyogok ya, masuk NH? Autis begitu."

Matt menggertakan giginya dan menggenggam botol minum seerat mungkin tanpa ia sadari. Ternyata, mau bagaimana pun, Matt masih kesal bila ada orang yang membicarakan keburukan orang lain. Matt masih ingin ikut campur meski sebesar apa pun dia tidak ingin.

Matt berdiri dan menghampiri Mika. Sikapnya ini mendapat perhatian dari geng Niko. Mereka diam memperhatikan Matt.

Seolah mereka sedang menilai Matt, cowok yang pendiam di klub futsal.

Mika hendak membuka suara, wajahnya tak ayal terlihat bahagia karena Matt menghampirinya. "Matt, gue minta maaf."

"Pergi sebelum gue bener-bener ngusir lo," desis Matt langsung. 

"Matt," panggil Mika lagi. "Gue pernah se-SD sama lo, inget? Mika?"

Matt melotot. Dia mendorong Mika. "Pergi."

Dengan wajah yang pucat pasi, Mika menarik tas ranselnya dengan kedua tangan yang bergetar, lalu berlalu menjauh.

***

Sulit sekali menghindari Mika, karena pertama, laki-laki itu satu kelas dengannya, kedua, laki-laki itu sangat keras kepala. Matt sudah mengabaikannya lebih dari tiga kali dan ini mendapat pertanyaan penasaran dari teman-teman sekelas tentang hubungan mereka. Temankah, tetanggakah, ayah mereka satu rekan kerjakah.

Mulut-mulut usil itu.

"Pelajaran hari ini selesai," seru guru biologi sambil menutup buku teksnya dan bersiap pergi. Anak-anak juga sudah bergegas keluar kelas ketika guru itu berhenti. "Oh, iya, saya lupa. Ada tugas kelompok--"

TRS Universe (0) - Before and After EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang