[01] DON'T HATE ME JUNG [JUNGRI]

"Mingyu??" panggil yeri. Dia sangat mengenal pria yang sekarang berdiri di depan rumah sewanya.

"hay. kau baru pulang rupanya" balas pria tinggi itu. Dia pun menghampiri yeri. "long time no see" sambung mingyu.

Yeri mengangguk. "apa yang membawa mu kemari?" tanya gadis kim itu.

"ada yang ingin aku bicarakan. apa kau punya waktu?" tanya balik mingyu

Yeri terdiam cukup lama, namun udara di luar cukup dingin dan membuatnya ingin segera masuk kedalam rumah. "baiklah" Yeri berjalan lebih dulu, disusul Mingyu yang juga masuk kedalam rumah itu.

"aku buatkan teh. sebentar" yeri melangkah meninggalkan pria itu menuju dapur. tak sampai 15 menit dia kembali dengan 2 mug di tangannya.

"silahkan" yeri meletakkan 1 mug di hadapan mingyu. "jadi apa yang ingin kau bicarakan? yeri memluai.

"tentang kejadian waktu itu aku minta maaf" Mingyu mengingat kejadian saat dia dan yeri bertemu di restoran dan berakhir dengan yeri di bawa oleh jungkook.

"ya.. aku sudah melupakannya, its okay"

"dan... ibuku. aku tahu kau bertemu ibuku dan dia memperlakukanmu dengan buruk"

Yeri menyunginggkan senyumnya. "ya.. aku sedikit bisa terima walau aku banyak tidak menerima nya" balas Yeri. "tapi tidak masalah aku sudah tidak terlalu mempermasalahkannya sekarang" sambungnya

keduanya diam, sampai mingyu mengeluarkan sesuatu dari dalam jaket yang dia gunakan. "aku juga ingin menyerahkan ini" lalu dia memberikannya pada yeri.

"aku akan segera menikah" sambungnya.

"selamat mingyu, sebenarnya aku ingin mengatakannya saat tadi aku mendapat undangan ini"

mingyu mengerutkan keningnya. "kau sudah mendapatkannya?"

Yeri mengangguk "calon istrimu sendiri yang memberikannya. tapi aku akan tetap menerima ini darimu"

"dia menemui tuan jungkook dan menyerahkan undagan pada tuan jung. ternyata dia juga memberikannya padaku"

Mingyu mengangguk mengerti.

"ngomong-ngomong tuan Jung. kalian sudah sampai dimana? kau mempunyai hubungan khusus kan dengannya?"

Yeri tersenyum simpul."ya.. dan aku tidak tahu dimulai dari mana. dia menunjukkannya saat aku sudah ingin menyerah dengan perasaan yang ku punya"

"luar biasa sekali. aku senang mendengarnya" balas mingyu.

"lalu bagaimana denganmu?"

"aku?... belum berubah sampai detik ini. masih mencintaimu" balas mingyu. tidak ada keraguan diucapannya. dan dia memang merasakan hal itu.

"mingyu..."

"tapi... ya percuma saja. kau tidak mencintaiku, dan aku juga akan segera menikah" potong mingyu.

"cinta itu proses. kau akan mencintai apa yang kau punya saat kau terus bersama nya, cinta itu akan tumbuh. percayalah..."

Mingyu mengangguk. dia setuju

"ya... semoga saja. karena aku juga ingin merasakannya. mencintai dan juga di cintai"

"kau akan bahagia. semua orang pantas mendapatkannya, termasuk dirimu"