抖阴社区

                                        

Jungkook mengangkat satu alisnya menatap gadis dengan piyama pink yang berdiri didepannya sedang mematung menatapnya, "Eh, kenapa lo disini? Perlu bantuan apa?"

Tak menjawab, Jungkook malah menarik pergelangan tangan Lisa menuju dapur yang berada dibawah. Sentuhan tangannya pada pergelangan tangan Lisa membuat sengatan listrik baginya. Entah kenapa, namun sentuhan yang dia berikan berbeda. Gadis itu pernah merasakan sentuhan yang sama, tapi entah kapan itu.

"Dapur? Lo laper? Ngomong dong kalo laper.. di meja kan ada-" perkataannya terhenti sesaat melihat tak ada makanan apapun di atas mejanya. "Bibi nggak masak hari ini? Loh, biasanya masak kok. Bibi mana ya? Tumben nggak nongol. Biasanya ud-"

"Sakit." ucap Jungkook seketika menjawab pertanyaan Lisa yang terapung di udara.

Gadis itu menautkan alisnya,
"Dari mana lo tau bibi gue sakit? Orang lo baru aja nyamp-"

"Dikamar." Jungkook mengarahkan dagunya ke arah kamar milik pembantunya yang berada di samping kanan dari posisinya sekarang.

Karena penasaran dengan yang diucapkan Jungkook, akhirnya Lisa menghampiri kamar milik pembantunya itu mencoba melihat keadaannya, dia sakit seperti yang dibilang lelaki itu atau mungkin bibinya sedang tertidur dan akhirnya lupa untuk membuatkan makanan.

Dibukanya pintu kamar milik pembantunya, terlihat Bi Inah tengah berbaring dengan nafas yang teratur. Gadis itu mencoba lebih dekat dengan pembantunya dan memeriksa apakah benar Bi Inah sedang sakit.

"Bi.." Lisa menggoyangkan pelan tubuh wanita paruh baya yang tengah tertidur pulas itu.

Melihat kedatangan Lisa, sontak membuat Bi Inah terbangun dari tidurnya. "Eh non lisa, aduh maap non. Saya ketiduran,"

"Bi Inah sakit ya?"

"En-enggak kok non.. Bibi nggak pa-pa," Bi Inah tersenyum ke arah Lisa.

Tangan Lisa terulur untuk menyentuh dahi Bi Inah untuk mengecek suhu tubuhnya. Seketika gadis itu terkejut merasakan punggung telapak tangannya menghangat, menandakan jika pembantunya benar-benar sedang sakit.

"Ya ampun Bi Inah.. Badan bibi panas banget, bibi beneran sakit ya? Kenapa nggak ngomong sama Lisa sih bi.. Tau gitu kan Lisa bisa bawa Bi Inah ke rumah sakit." gadis itu terlihat menyesal karena terlambat mengetahui keadaan pembantunya.

"Nggak usah non.. Bibi nggak pa-pa kok, nggak perlu ke rumah sakit segala." tepis Bi Inah.

"Nggak, bibi harus tetep dibawa ke rumah sakit. Lisa takut nanti demam Bi Inah jadi semakin parah. Sekarang bibi siap-siap, ganti baju. Biar Lisa panggilkan Pak Somad buat nganterin bibi ke rumah sakit terdekat." Lisa berdiri dari posisinya.

"Eh tapi non Lisa.."

"Udah, bibi buruan ganti baju. Biar Pak Somad nganterin bibi ya," Lisa keluar dari kamar Bi Inah dan melewati Jungkook yang sedang bersender di dinding kamar Bi Inah. Gadis itu terlihat tergesa-gesa mencari keberadaan sopir pribadinya itu. Menatap begitu perhatiannya Lisa kepada orang yang berada disekitarnya, menambahkan nilai tersendiri bagi Jungkook mengenai gadis itu.

Setelah misi menyelamatkan pembantu rumahnya selesai, kini tinggal satu misi yang belum diselesaikan gadis itu. Misi membuatkan Jungkook makanan. Gadis itu bahkan sama sekali tidak berat hati melihat Jungkook menyuruhnya seperti ini, karena apa? Dia suka menyibukkan diri sendiri, terlebih untuk hal yang bersangkutan dengan memasak.

-Mine-

"Nih, nasi goreng ala chef Lisa." dia meletakkan sepiring nasi goreng yang telah susah payah dibuatnya di atas meja makan dan siap untuk disantap.

Lelaki berkaos hitam polos itu menatap makanan yang tersodor didepannya, terlihat lezat namun Jungkook tidak tau bagaimana rasanya. Sepertinya Jungkook tidak yakin jika nasi goreng buatan Lisa mempunyai rasa yang lezat.

"Kenapa? Dimakan dong, susah tau bikinnya." Lisa menatap Jungkook yang terus memperhatikan makanan buatannya tanpa berkedip, "Yaelah, enggak gue racunin kok. Aman dan Halal."

Dengan sedikit keraguan, akhirnya Jungkook memasukkan sendok berisi nasi goreng itu ke dalam mulutnya. Lisa terus menatap lurus ke arah lelaki itu, berharap setelah ini dia akan mendapat pujian karena makanan lezat yang dibuatnya.

Mulut yang sedari tadi mengunyah tiba berhenti dari aktivitasnya. Seketika wajahnya berubah, tangannya terulur ke arah mulutnya. Ya, dia memuntahkan masakan Lisa pada telapak tangannya.

"Asin!!" Jungkook segera menuju kamar mandi untuk mencuci tangannya.

"Asin? Ah masa' sih, tadi udah bener kok takaran garemnya." Karena penasaran dengan yang dikatakan Jungkook mengenai masakannya, akhirnya gadis itu mencoba sendiri masakannya. Dan ternyata benar, masakannya sangat asin. Lisa bangkit dari tempat duduknya dan mengambil tisue lalu memuntahkan makanan itu.

"Kalo nggak bisa masak, nggak usah sok-sokan bisa!! Lo mau bunuh gue dengan garem sebanyak itu?!" bentak Jungkook pada Lisa.

Gadis itu menundukkan kepalanya. Dia merasa bersalah karena sudah membuatkan makanan yang sangat buruk. Biasanya ia tidak pernah gagal dalam memasak apapun.  Semua yang di masak nya enak dan tak ada masalah, namun entah kenapa saat Lisa mencoba menunjukkan bakatnya pada Jungkook, ia justru mendapat bentakan.

"Maaf, gue nggak ada niatan buat ngeracunin lo atau apapun itu. Gue juga nggak ngerti kenapa bisa seasin itu."

"Udah, gue nggak selera makan lagi!" Jungkook meninggalkan Lisa yang masih mematung dengan segala perasaan bersalah.

Jungkook menginjak satu per satu tangga menuju kamarnya. Namun sebelum ia membuka pintu kamarnya dan berniat masuk ke dalam, langkahannya terhenti ketika melihat Lisa sedang menghampiri seekor kucing dengan bulu yang cukup lebat dengan satu tangannya membawa sepiring nasi goreng masakannya tadi. Jungkook bersembunyi dibalik dinding untuk bisa mendengar ucapan Lisa dengan jelas.

"Lucunya.. Ini, dimakan ya. Kamu harus tau, aku yang masak lho tadi. Tapi sepertinya aku salah takaran hari ini, masakanku asin. Dia tidak mau memakannya. Padahal aku sudah bersusah payah membuatnya. Yah, tidak apa-apa.. Mungkin aku memang tidak bakat memasak." ucap Lisa pada kucing di depannya. Walaupun kucing itu masih sibuk memakan nasi gorengnya, namun gadis itu tetap mengajaknya berbicara sampai nasi goreng buatannya termakan tak tersisa.

"Woah.. Hebat sekali, kamu menghabiskannya. Terima kasih ya, ternyata masih ada yang mau menghargai usaha ku. Kucing pintar.." Lisa mengusap kepala kucing itu terus menerus.

Dibalik dinding itu, sebuah rasa bersalah muncul. Entah kenapa, Jungkook menjadi merasa bersalah karena telah membentak Lisa dan tidak menghargai usahanya. Sebelum Lisa mengetahui keberadaannya, segera Jungkook masuk ke dalam kamarnya dan membaringkan tubuhnya di atas kasurnya.

-Mine-

Tbc lagi muehee:'v

Aduh, Jungkook kejem banget ya sama Lisa. Enaknya diapain ya biar nggak kejem gitu? Di timpuk leh uga nggak?😂

Eh iya, menurut kalian apakah Jungkook bakal minta maaf karna udah bentak Lisa tadi?

Yuk votement nya😌
Do you wanna next chapter? Vote✨

Mine ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang