抖阴社区

01 | Sungai Han

197 17 7
                                        

Waktu menunjukkan pukul 8 malam. Hari ini Haneul berhasil menyelesaikan jam belajarnya di luar rumah dengan sangat baik, seperti biasa. Meskipun ia tahu jika sesampainya di rumah, kakaknya, Seokjin, akan memintanya belajar lagi.

Ia berjalan di jembatan yang berada di atas Sungai Han, sambil mendengarkan lagu melalui earphone. Kebiasaan itu memang setiap hari ia lakukan. Terutama saat belajar, karena mendengarkan beberapa lagu mampu membuatnya lebih tenang dan fokus.

Tetapi tidak untuk kali ini. Seseorang dengan hoodie hitam berdiri di samping pagar pembatas dan bersiap untuk memanjat.

Apakah dia ingin bunuh diri? Haneul bertanya pada dirinya sendiri. Tanpa pikir panjang, Haneul melepas earphonenya lalu memasukkan ponsel sekaligus earphone itu ke saku blazernya. Gadis berusia 17 tahun itu langsung berlari menghampiri seseorang tadi.

"Hajima!" Teriak Haneul. Sontak saja seseorang yang berpakaian serba hitam itu menoleh. "Apa yang akan kau lakukan?!"

Seseorang itu pun membatalkan niatnya untuk mengakhiri hidupnya. Ia menatap Haneul sejenak tanpa mengatakan apapun, lalu mengalihkan pandangan.

"Baca setiap tulisan yang ada disini dan jangan lakukan hal bodoh." Haneul menunjuk kalimat-kalimat yang tertulis di pagar pembatas itu. Semuanya berarti agar mencintai diri sendiri dan tidak mengakhiri hidup di sungai besar ini. "Jika kau ada masalah-"

Seseorang itu langsung pergi meninggalkan Haneul. "Bahkan dia tidak membuka masker atau sekadar mengatakan terimakasih. Ah maja, dia ingin bunuh diri, bagaimana mungkin bisa mengatakan terimakasih?"

Haneul pun menatap punggung seseorang itu sampai akhirnya hilang dari pandangannya. "Terkadang aku juga ingin melakukan itu, tapi menjadi anak yang kurang pintar sepertiku ini sudah menjadikan beban untuk eomma." Ia terkekeh dengan ucapannya sendiri.

)(

"Haneul-a, wasseo?" Sambut Hyewon, ibu Haneul yang sedang minum teh di teras rumah, bersama Seokjin.

"Kalian menikmati teh tanpa aku? Heol..."

"Aigoo kemarilah." Ucap Seokjin sambil melambaikan tangan untuk memanggil Haneul. Gadis itu pun mendekat dan duduk di salah satu kursi. "Ini untuk adikku yang sudah bekerja keras hari ini."

Haneul menerima cangkir berwarna putih yang diberikan Seokjin dengan kedua tangannya. "Gomawo oppa-nim."

Seokjin pun tertawa. "Oppa-nim? Lucu sekali..."

"Bagaimana sekolahmu?" Tanya Hyewon sambil membelai kepala gadis itu.

"Yah seperti biasa. Hanya saja, materi pelajaran semakin sulit." Haneul menyengir.

"Apa kau kesulitan? Apakah akademi tidak membantu?" Hyewon menjadi khawatir.

"Jika kau kesulitan, mari kita cari akademi tambahan untukmu." Usul Seokjin sambil terkekeh.

"Yak! Kau ingin aku menjadi gila?"

"Micheogane naneun micheogane..." Seokjin bernyanyi sambil berjalan meninggalkan teras. Sedangkan Haneul mencebikkan bibirnya.

"Eomma, berada di sekolah selama 9 jam, di akademi selama 3 jam, itu sudah lebih dari cukup. Kumohon jangan carikan akademi lain, eoh?"

"Kau tahu? Eomma tidak pernah sekalipun ingin memaksa anak-anak eomma untuk belajar dengan sangat keras. Kau ada di akademi itu karena kau sendiri yang mengatakan ingin mengikuti setiap jejak Seokjin, kan?

only thenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang