Ada yang lebih manis ketimbang susu pisang yang selalu aku beli, yaitu senyumanmu.
~•~
Sekarang sudah bulan agustus, libur panjang musim panas sudah berlalu, menjadi momok menakutkan bagi anak-anak yang berstatus pelajar. Musim panas yang menyenangkan--bagi mereka yang lupa akan tugas yang diberikan guru--cerita yang dibuat bersama teman-teman, mungkin sudah cukup menjadi obat pereda lelah karena belajar sepanjang tahun. Tapi tidak, mari ucapkan selamat datang pada neraka dunia yang sebenarnya, yang mana akan mengurung semua orang untuk dididik menjadi orang yang sama. Lupakan.
Hari ini adalah hari pertama di mana ajaran baru di mulai, hari-hari baru yang lebih berat juga akan di mulai. Universitas ternama tempat di mana orang-orang terlihat tersenyum sumringah, menanti waktu menyenangkan di mana mereka belajar
Lelaki dengan pakaian kelewat casual, jeans robek pada bagian lutut, sepatu sneakers putih, anting panjang di kedua telinga, rambut acak-acakan namun terlihat begitu menarik. Istilah; bad boy, lebih menarik ketimbang good boy adalah definisi bagaimana tatapan kagum dan memuja terlihat tertuju kepadanya. Tersenyum dengan dagu terangkat pongah, tempatnya berpijak sekarang bak karpet merah sebuah peragaan busana. Semua gadis yang ada di sana melotot, bahkan tak sedikit yang memekik pelan karna kagum.
Masih di tempat yang sama, di mana semua orang juga mengalihkan atensinya pada sebuah mobil mewah, menit berikutnya seorang gadis cantik nan anggun turun dari sana. Decak kagum, mata melotot seperti mau keluar dengan mulut menganga. Cantik sekali, benar-benar cantik. Seolah dari tatapan mereka, semua orang memiliki pandangan yang sama. Tidak ada lagi istilah cantik relatif, sebab sekarang semuanya sama. Rambut bergoyang diterpa angin, bibir merah cherry mengkilat dengan proporsi tubuh yang begitu menakjubkan.
Persis seperti the queen and the king yang baru saja melewati karpet merah, bahkan Jungkook yang juga menghentikan langkahnya menoleh dan ikut memaku perhatiannya. Beberapa orang yang tadinya asyik memperhatikan pemuda bernama Jungkook itu, langsung berlarian mendekati sosok gadis cantik bak dewi mitologi yang kini mengerutkan keningnya bingung. Tubuhnya terlalu di tempat, mengerjap cepat sebelum akhirnya memasang raut wajah kesal yang begitu kentara.
"Ada apa ini?" tanyanya terdengar kesal.
Seorang gadis dengan penampilan yang begitu fashionable menyodorkan tangannya, berharap disambut tapi detik berganti menit malah tak ada tanggapan dan membuat gadis itu menarik kembali tangannya. "Perkenalkan, namaku Yoo Hana. Aku mau kita berteman,"
Gadis itu hanya diam, matanya lantas melirik dari atas sampai bawah tubuh gadis bernama Hana itu sebelum akhirnya berdecih. "Sinting," katanya.
Woah, kurang hajar sekali dia! Semua orang langsung merubah raut wajahnya, tangan yang tadi sibuk mengharap bisa berjabatan kini tersilang di depan dada. Memperlihatkan sebuah kekuasaan, serta rasa tidak suka yang begitu kentara. Begitulah manusia, sangat cepat memperlihatkan rasa tidak suka hanya karena satu sikap dan bahkan mereka belum mengenal gadis itu dengan baik. Hanya langsung menyimpulkan, tak mau mendengarkan lagi dan sekarang tiba-tiba berubah jadi penindas yang siap menghancurkan. Hana terlihat marah, tangannya terkepal begitu kuat di kedua sisi tubuh dan mendesis marah. Dia bukan hanya kesal, tapi juga malu. Belum pernah diperlakukan begini, tapi sekarang malah ada satu gadis sok berkuasa yang berani padanya.
Awas saja!
~•~
Jungkook sejak tadi memperhatikan sesosok gadis cantik yang kini terlihat tidak nyaman di tempatnya duduk, minuman yang sejak tadi tak tersentuh sesekali dia perhatikan. Semua orang memperhatikan dengan lekat, sesekali berseru agar gadis itu mau meminum segelas penuh beer itu. Dari wajahnya terlihat, kalau gadis itu menyesali keputusannya untuk berkumpul dengan teman satu angkatan serta seniornya ini. Wajahnya terlihat kecut, apalagi harus mendengar rayuan cringe menyebalkan dari mulut pemuda di sini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fragile Heart
Fanfiction[Base on true story, Rest In Peace friend ?] Geum Jungkook sekarat, baginya hidup hanyalah omong kosong. Namun pertemuannya dengan Song Jihyo di kampus membuatnya merasa bahwa dia harus terus berjuang. Sampai akhirnya, keinginan untuk memiliki soso...