Seokjin masuk ke dalam rumahnya dan melihat Hyewon bersama seorang pria sedang duduk di teras. "Seokjin-a? Kau sudah pulang?"
"Ani, aku hanya mengambil beberapa buku yang tertinggal."
"Perkenalkan, dia Donghyuk-ssi, orang yang dulu membantu eomma mendapatkan dompet." Ucap Hyewon.
"Ah.." Seokjin ingat. "Annyeong haseyo." Ucapnya sambil sedikit membungkukkan badannya memberi hormat dan dijawab Donghyuk dengan senyuman.
"Eomma, kalau begitu aku masuk." Pamit Seokjin.
Setelah mendapatkan buku yang dicari, Seokjin pun segera kembali ke mobil.
"Apakah ada tamu?" Tanya Yerim sesampainya Seokjin di mobil.
"Teman eomma." Jawab Seokjin.
"Ah begitu..."
Seokjin pun mengendarai mobilnya menuju ke kampus setelah itu.
)(
Tteokbokki.
Tulisan itu terpasang di atas foodtruck berwarna kuning yang berada di daerah Hongdae. Mengingat ini adalah jam pulang sekolah, tentu saja tempat itu cukup dipenuhi pelajar. Bahkan ada yang rela makan sambil berdiri di depan meja pemesanan-seperti yang dilakukan kebanyakan orang biasanya.
Dan disitulah Yoongi bersama Haneul berada. "Ahjumma, dua tteokbokki seperti biasa." Ucap Yoongi pada penjualnya, lalu duduk di salah satu meja setelah itu.
Tidak lama, dua piring datang. Keduanya pun mulai menyantap makanan yang entah sejak kapan menjadi makanan favorit mereka.
"Apa kau pernah menyukai seseorang?" Tanya Yoongi. Pertanyaan yang tidak pernah terbayangkan akan keluar dari mulut Yoongi.
"Kau sangat lucu." Haneul terkekeh. "Tetapi... yah... pernah. Kurasa 99% manusia pernah menyukai seseorang. Memangnya ada apa?"
"Bagaimana ciri-cirinya?"
"Bagaimana ya? Setiap orang pasti berbeda, tetapi ada beberapa ciri umum, seperti kau memikirkannya setiap hari, atau kau selalu ingin bertemu dengannya, kurasa itu ciri-cirinya." Haneul terdiam sebentar untuk mengunyah tteokbokkinya. "Apa ada seseorang yang sedang memenuhi pikiranmu?"
Yoongi tidak menjawab tetapi ia menunjuk dengan sumpitnya. Ya. Ia menunjuk Haneul.
"N-ne?" Tentu saja Haneul terkejut.
"Tteokbokkinya mewarnai bibirmu. Semuanya jadi berwarna oranye." Ucap Yoongi.
Sontak saja Haneul tertawa kecil. "Ah..." ia pun mengambil tisu lalu membersihkan bibirnya.
"Kau? Apa ada seseorang yang sedang kau sukai?" Yoongi balik bertanya.
"Akhir-akhir ini... kurasa tidak ada..." ucap Haneul.
Keduanya pun melanjutkan makan diselingi obrolan lain. Setelah selesai, Haneul pamit untuk pergi ke tempat les, sedangkan Yoongi bergegas untuk pulang.
Tidak. Yoongi membatalkan niatnya kembali ke rumah. Ia menaiki bus ke arah rumah Taehyung.
Sesampainya disana, ia berniat untuk pergi karena tujuan awalnya adalah meminta pendapat pada Taehyung tetapi rupanya ada Hoseok disana. Tentu saja Hoseok hanya akan menggodanya jika ia membahas soal seorang gadis.
Akan tetapi, "Yoongi-ya!" Panggil Taehyung.
Ia sudah tertangkap mata Taehyung yang sedang berdiri di balkon kamarnya.
Mau tidak mau ia masuk ke rumah Taehyung. Dan disinilah ia sekarang. Bergabung dengan obrolan Taehyung dan Hoseok di balkon.
"Apa ada hal yang mengganggumu? Kau sepertinya sedang memikirkan banyak hal." Tanya Hoseok.
"Dia-"
"Jangan katakan!" Potong Yoongi sebelum Taehyung mengatakan yang tidak-tidak. Tetapi itu malah membuat Hoseok semakin penasaran, sedangkan Taehyung terkekeh.
"Yoongi sedang menyukai seorang gadis." Celetuk Taehyung tiba-tiba.
"Yak! Aniya jinjja." Sahut Yoongi.
"Ku tebak kau baru saja bertemu dengannya." Balas Taehyung.
"Jika iya, kenapa kau malah terlihat kalut?" Sahut Hoseok.
"Aku sendiri tidak tahu apakah aku memang menyukainya atau tidak." Ucap Yoongi.
"Kurasa kau memang menyukainya. Kau tidak pernah peduli dengan seorang gadis atau bertemu dengan seorang gadis di luar sekolah. Jadi, apa lagi?"
"Huh?"
Yoongi tidak paham dengan kalimat yang dilontarkan Hoseok. Merasa gemas, Taehyung pun menambahi. "Tentu saja ungkapkan perasaanmu dan jadikan dia kekasihmu."
"Bagaimana jika dia tidak menyukaiku? Bagaimana jika dia menolak dan malah menjauh? Seperti yang biasa ada di dalam drama, dia menjadi membenciku dan-"
"Sepertinya sifat cerewetmu patut ditambahkan ke 7 keajaiban dunia." Sahut Taehyung sedangkan Hoseok tertawa.
"Bagaimana jika kau katakan sekarang?"
"Hoseok-ssi! Ide cemerlang!" Seru Taehyung. "Mana ponselmu? Cepat tanyakan."
"Bukankah lebih baik untuk mengatakannya langsung?" Tanya Yoongi.
"Bagaimana jika malam ini seseorang menyatakan perasaan padanya? Kau tidak akan bisa bertemu dengannya lagi." Celetuk Taehyung. Dia benar-benar pandai membuat keadaan menjadi panas.
"Arasseo arasseo." Yoongi pun mengeluarkan ponselnya dari saku celana.
Ia segera membuka aplikasi chat lalu membuka roomchatnya dengan Haneul.
"Apa yang harus ku katakan?" Tanya Yoongi.
Taehyung menghela napas lalu mengalihkan pandangannya. Ia memilih untuk menghirup udara segar. Hoseok terkekeh lalu mengintip apa yang akan Yoongi tulis.
Kim Haneul
Haneul, aku ingin mengatakan dengan jujur.
Aku menyukaimu."Daebak!" Seru Hoseok lalu tertawa. "Jalhaesseo." Ucap Taehyung.
"Dia tidak segera membacanya. Apa yang harus ku lakukan?" Entah bagaimana Yoongi menjadi panik.
"Hapus saja pesannya." Ucap Taehyung.
Tidak sesuai dugaan, Yoongi benar-benar menghapus pesan itu.
"Kau menghapusnya?" Seru Taehyung dan Hoseok bersamaan. Sedangkan Yoongi hanya memasang wajah inosen.
"Kau mau terjun bebas dari sini?" Hoseok menawarkan.
"Ani. Kita ke Namsan Tower saja, ku antar kesana dan terjunlah." Ucap Taehyung.
"Yak! Aku hanya melakukan apa yang kalian katakan." Balas Yoongi.
Tanpa mereka tahu, Haneul sudah membaca pesan itu melalui notifikasi yang ada di ponselnya, sebelum Yoongi menghapus pesan itu.
)(

KAMU SEDANG MEMBACA
only then
Fanfiction[ COMPLETED ] Tidak ada yang selalu berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Kim Haneul, ia dihadapkan pada situasi yang sulit. Ia harus memilih antara kebahagiaan ibunya atau sebuah rasa yang baru datang pertama kali seumur hidupnya. Min Yoongi...
09 | Tteokbokki
Mulai dari awal