抖阴社区

Goresan Takdir Hati? dan, Kebodohan?

7.2K 667 93
                                        

"Andai sang waktu bisa berbicara kurasa dia akan memberikan teguran kepadamu.

Betapa bodohnya dirimu yang rela menghabiskan waktu hanya untuk dia yang tak pernah peduli dengan kamu." (Quotes dari Al Habib Achmad Al'Atthos)

"With You Until Jannah"

🕊🕊

Hari ini aku tudak ada jadwal kampus. Jadi, aktivitasku hari ini hanya bersantai.

Duduk bersantai di ruang keluarga sambil menikmati acara televisi, itu sudah menjadi kebiasaanku kalau tidak ada acara di luar. Tidak lupa dengan berbagai makanan ringan untuk menjadi cemilan.

"Dek, ikut Kakak yuk!"

Suara kak Fano udah mulai terdengar nih. Ujung-ujungnya juga pasti ngajak aku keluar.

"Dek, ayo ikut temenin Kakak ke kafe. Kakak mau ketemu client Papah di sana."

Tuh, kan bener. Ujung-ujungnya ngajak pergi! Sebab tidak ada jadwal kampus aku paling males keluar rumah. Bagi aku tidak disibukan dengan aktivitas kampus adalah saatnya memanfaatkan waktu untuk bersantai.

"Ih males ah, Kak!" Aku berucap dengan sewot. "Ngapain juga pake ngajak-ngajak aku segala? Yang kerja 'kan Kakak bukan aku."

"Ayolah Dek, ikut," ucapnya. Aku memberikan tatapan muka yang malas.

"Kamu gak kasian apa sama Kakak?" ucapnya bertanya. "Kakak itu udah bela-belain pulang ke rumah dulu biar bisa ngajakin kamu."

Dih! Alasan macam apa itu?

"Lagian siapa juga yang mau ikut!" Aku memprotes.

"Terus kamu gak kasian apa sama Kakak? Yang udah bela-belain jemput kamu ke sini."

Udah dikeluarin nih jurus rayuannya kak Fano. Lagian ya, aku bingung sama kak Fano, kalau mau pergi ketemu client terus dia perginya sendirian pasti aja ngajakin aku. Pake bela-belain ngejemput aku segala! Biar apa sih? Biar kagak disangka jomblo kali ya haha ...

"Tapi Kak aku itu--" Belum sempat aku berbicara tiba-tiba mamah datang dari arah kamarnya.

"Ada apa sih ini ribut-ribut?"

"Fano mau ngajakin Fisya ke kafe, Mah. Tapi Fisya malah gak mau," kata kak Fano pada Mamah.

"Loh kenapa gak mau sayang?" Mamah bertanya padaku.

"Fisya males keluar, Mah," jawabku malas. "Lagian waktu libur ngampus kayak gini tuh waktunya aku bersantai di rumah."

"Ayolah, Sya. Temenin Kakak! Entar kamu Kakak tlaktir sepuasnya deh di sana."

"Males!" Aku bersikekeuh.

"Udah sayang, temenin Kakak kamu sana kasian dia sendirian."

Mendengar ucapan mamah, aku mendengus kesal! Mamah bukannya bela aku malah membela kak Fano!

"Yaudah deh iya!"

Aku berucap judes, kak fano malah tersenyum. "Yang ikhlas dong, Dek. Jangan cemberut kayak gitu," katanya sembari terkekeh kecil.

Huh semerdekanya kak Fano ajalah! Mentang-mentang mamah belain dia.

"Iyah, kalau gitu aku siap-siap dulu."

"Gak usah make up, kelamaan jadinya. Udah gitu aja."

"Masa iyah gak make up dulu sih, Kak? Jelek dong entar keliatanya!"

"Kamu itu udah cantik, cantik kamu itu natural. Ayo cepetan kita berangkat."

"Udah sayang, sana berangkat entar Kakak kamu telat lagi," ucap mamah.

Aku memutar bola mata jengah. "Yaudah deh iyah."

Kemudian aku dan kak Fano berpamitan pada mamah.

Membutuhkan waktu tiga puluh menit dan akhirnya kami sudah sampai di tempat tujuan.

Di kafe ini aku dan kak Fano duduk di meja dengan no.03 dan client kak Fano sudah duduk menunggu sedari tadi di meja ini.

Aku hanya duduk-duduk saja sambil memainkan handponeku. Membosankan!

Sedangkan sedari tadi kak Fano dan clientnya sibuk berbincang-bincang mengenai proyek pekerjaannya. Haduuhh, ini nih sebabnya aku males nemenin kak Fano. Cuma jadi nyamuk doang!

Mataku menyapu keadaan sekitar. Kafe ini lumayan penuh. Maklum jamnya makan siang!

Mataku tertuju pada salah satu meja yang terletak paling pojok. Seorang laki-laki dan perempuan sedang mengobrol bersama mereka terlihat sangat romantis.

Dari belakang perawakan laki-laki itu sepertinya orang yang tidak asing bagiku, karena penasaran aku pun menghampirinya. Terlebih dahulu aku meminta izin pada kak Fano, dan kak Fano pun mengijinkan.

"Farel?!"

Farel Alvian seorang laki-laki yang menjalin hubungan kekasih denganku

"Fisya!" katanya sedikit kaget.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Farel padaku.

"Seharusnya aku yang nanya sama kamu. Kamu ngapain di sini? Berduaan sama cewek lagi!" Nada bicaraku sedikit meninggi.

"Lo itu siapanya Farel hah! Pake berdua-duaan segala lagi di sini!" bentakku pada perempuan ini.

"Gue ini pacarnya Farel! Lagian lo ini siapa sih? Pake bentak-bentak gue segala," jawabnya sinis.

Deg!

Sontak saja mataku membulat. Apa tadi katanya? Pacar Farel?

"A-pa ... pacar?" tanyaku sedikit terbata.

"Iyah! Kenapa? gak percaya? Lo tanya langsung aja sama Farel," ketusnya.

Mataku melihat Farel. "Jadi selama ini kamu ... selingkuhin aku?" Nada suaraku mulai merendah rasanya ada sesuatu yang sakit di dalam sana mendengar kenyataan ini.

"Ng-nggak Sya, a-aku bisa jelasin semuanya kok," ucap Farel terbata-bata, dengan nada ucapan seperti itu pun bagiku sudah cukup membuktikan.

"Mulai sekarang kita putus!" Setelah berucap seperti itu aku langsung pergi meninggalkan Farel dan perempuan itu. Entah aku tidak tahu siapa namanya.

Dadaku rasanya sesak, mataku memanas, hatiku sakit.

Aku Sakit Hati!

Ya Allah ...

Beginikah rasanya sakit hati? Sesak rasanya dada ini. Air mata sudah tidak bisa dibendung lagi, aku berlari kecil sambari meneteskan air mata meninggalkan mereka berdua. Inikah goresan takdir hati yang Engkau goreskan untuk menyakiti hatiku?

Oh Allah ...

Hatiku perih. Inikah balasan Farel untukku? Aku sudah mempercayai cintanya. Aku sudah menghabiskan waktuku untuknya. Tapi kenapa seperti ini balasan yang aku dapat? Dan bahkan sekarang Farel sudah mengkhianati cintaku!

Salah. Ternyata Selama ini aku sudah salah menilai Farel. Bodohkah aku?

TBC-

Bab:2 Bagaimana? Ada Feelnya belum? Belum juga ya? Oke jangan nyerah dulu! Baca semua chapter biar dapat Feel!

Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama
Jazakumullah Khairan Katsiiran.

With You Until Jannah √ || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang