"Maksudnya?"
"Janji buat nikahin lo."
Diam, itulah yang hanya bisa Tasya lakukan. Otaknya tiba-tiba lambat untuk bereaksi. Menikah? Dengan Rangga? Kapan Tasya membuat janji seperti itu? Ia baru saja kenal dengan Rangga, rasa-rasanya mustahil jika Tasya pernah berbicara seperti itu.
Namun, kemudian Tasya sadar. Ia pernah meminta seseorang untuk berjanji akan menikahinya kelak. Tapi itu sudah lama sekali, lagipula saat itu Tasya masih terlalu kecil dan tidak mengerti apa yang sebenarnya ia bicarakan.
Namun tunggu!
Bagaimana Rangga bisa tahu janji itu?
Apa Rangga itu sebenarnya...
Belum sempat Tasya menduga berbagai kemungkinan, tiba-tiba dua orang anak kecil laki-laki dan perempuan menghampiri mereka. Keduanya seperti sedang mempersiapkan sesuatu, hingga mereka seperti berdialog yang membuat perhatian Tasya teralihkan.
"Al jangan pelgi!" Ucap anak perempuan itu pada temannya, anak laki-laki itu berbalik kemudian mengusap pelan rambut anak perempuan tadi.
Tasya mengernyit, apa mereka sedang berakting?
"Maaf, Cha..." Jawab anak laki-laki itu, ekspresinya menunjukkan dia berat untuk meninggalkan temannya.
"Kalo Al pelgi, nanti siapa yang main sama Acha lagi?"
"Aku cuma pergi sebentar kok,"
"Bohong! Kata bu Siti Al mau ketemu olang tua Al, dan gak bakal balik lagi." Anak perempuan itu menunduk, menunjukkan ekspresi murung. Tiba-tiba saja Tasya kembali merasakan perasaan takut kehilangan beberapa tahun yang lalu. Takut kehilangan seorang teman.
"Mama aku sakit, Cha. Aku harus ketemu Mama." Ucap anak laki-laki itu berat, Tasya bisa merasakan kebimbangan sosok Al saat itu.
"Al boleh pelgi, tapi halus janji dulu sama Acha!"
"Janji apa?"
"Nanti kalau udah besal, Al nikahnya sama Acha!"
Tasya terkejut sekaligus menahan tawa, seperti ini kah dia dulu? Benar-benar konyol, bagaimana diusia sekecil itu, ia bisa mengatakan pernikahan?
"Gamau! Nanti kalo udah gede aku nikah sama cewek yang aku sayang, bukan sama kamu!" Tolak anak laki-laki itu.
Tasya berkerut, tidak! Bukan seperti ini percakapannya, Al tidak menolaknya.
Tasya menoleh pada Rangga, menatap tajam cowok itu yang tengah menahan tawa.
"Hueee!!! Pokoknya Al halus nikah sama Acha!" Anak perempuan itu merengek menuntut permintaannya dikabulkan, namun bukannya mengabulkan, anak laki-laki itu semakin yakin untuk menolaknya.
Melihat itu Tasya geram, ini pasti ulah Rangga yang merubah dari keadaan aslinya. Seolah-olah Tasya yang ngebet pengen nikah sama Rangga. Sedangkan Rangga dengan cool menolaknya mentah-mentah.
"Stop!" Ucap Tasya menghentikan drama mereka, kedua anak itu berhenti, dengan isyarat tangan Rangga mereka berlari entah kemana meninggalkan Tasya dan Rangga berdua.
"Kok gitu?" Protes Tasya tak terima, Rangga tertawa melihat ekspresi Tasya yang cemberut.
"Gitu gimana?"
Tasya tak menjawab, ia memilih memalingkan wajahnya dari Rangga.
"Emang lo dari kecil udah ngebet nikah sama gue kan?" Goda Rangga.
Dengan cepat Tasya menoleh, "Dih Geer!!" Sembur Tasya cepat.
Rangga semakin tergelak, hal itu membuat Tasya semakin diam menahan malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive and Overprotective Boy [END]
Teen Fiction"Ngefans kok sama plastik." "Apa lo bilang?! Dasar wibu psikopat! suka kok sama cewek 2D!!!" "Siapa bilang gue suka sama cewek 2D? gue sukanya sama lo." Bagaimana rasanya ketika kamu diculik seorang cowok ganteng tak dikenal kemudian dikekang dan di...