抖阴社区

MP 08 | Worried

3.4K 237 0
                                        

Pagi harinya, Rosé tengah sibuk bercermin memastikan sudah rapi apa belum penampilannya, sebelum ia berangkat sekolah. Tidak tahu kenapa ia agak sedikit peduli dengan penampilannya. Padahal Rosé tipe orang yang tidak terlalu mempedulikan soal penampilan. Apa jangan-jangan gara-gara mau dijemput Jimin?

Rosé turun melewati anak tangga, dan melihat Pamannya yang tengah duduk menyantap sarapannya.

"Pagi, Rosé.."

"Pagi juga, Paman!"

"Sarapan, cepat. Sekalian ada yang mau Paman bicarakan. Duduk, lah."

Rosé langsung menuruti perintah Lee Hwang. Duduk lalu memakan sarapannya yang telah disediakan. Dan juga menunggu Lee Hwang yang akan membicarakan sesuatu padanya.

"Paman ingin bicara apa sama Rosé?"

"Nanti Paman akan pindah."

"Hah? Jadi aku ikut pindah juga, dong?"

Pagi-pagi seperti ini Rosé sudah dibuat terkejut dengan perkataan Pamannya. Ia tidak mungkin pindah, kan? Rosé belum juga satu minggu disini.

"Tidak. Kamu tetap disini sendiri. Belajarlah mandiri. Paman sendiri akan pindah ke Busan. Tapi, Paman janji akan menjamin keselamatanmu."

Rosé sedikit merasa lega ketika Lee Hwang bilang ia tetap akan berada disini. Rosé senang berada disini pasalnya. Karena sudah bertemu dengan ketiga teman baru yang baik dan sangat asik. Dan juga cowok yang tengah memenuhi isi pikirannya akhir-akhir ini, Jimin.

"Tapi Paman bakal kesini buat jenguk aku, kan? Sebenarnya aku takut sendirian, Paman. Tapi ini kan tujuan Mama, Papa pindahin aku kesini. Aku jadi nggak bisa apa-apa, deh."

"Tentu. Paman kesana juga kan kebetulan Tante kamu tinggal di Busan. Jadi Paman akan sering kesini bersama Tante. Lagi pula nanti kan umur 17 tahun Papa dan Mama kamu pasti pindah tinggal bersama kamu. "

"Hmm iya, Paman."

"Kamu harus belajar mandiri, Rosé. Kamu harus jadi pemberani. Jadi ketika Papa dan Mama kamu tinggal bersama kamu lagi nanti, kamu sudah berubah jadi dewasa tidak manja lagi. Dan kamu juga tidak akan terlalu terkajut dengan.." ucapan Pamannya terjeda membuat Rosé bingung.

"Dengan apa, Paman?"

"Kamu akan taulah nanti. Nanti siang Paman sudah berangkat ya, Rosé."

"Yaudah. Berarti sekarang Paman sekalian pamit? Aku kan nggak mungkin pulang siang."

"Iya."

Tin Tin Tin

Rosé mengangkat alisnya ketika mendengar klakson mobil dari luar. Rosé yang merasa kalau itu adalah Jimin, ia pun dengan semangat segera pamit pada Pamannya.

"Yaudah, Paman hati-hati ya diperjalanan. Aku berangkat dulu. Itu teman aku udah jemput."

"Iya. Kamu jaga diri baik-baik ya, Rosé. Kalo ada apa-apa telfon Paman."

Rosé mengangguk sebelum berlari kecil keluar rumah. Ketika keluar dari gerbang rumah ia langsung saja menemukan Jimin yang tengah sandaran dimobilnya dengan gayanya yang cool.

Rosé menelan ludahnya ketika sudah melihat penampilan Jimin yang keren. Memakai kacamata hitam dan jaket levisnya, yang dibalutkan ke seragamnya membuat Rosé rasanya ingin bilang. 'Wahh..Beruntung banget gue hari ini'

"Kok bawa mobil? Ini mobil lo?" Rosé menghampiri Jimin agar lebih dekat.

"Bukan. Iyalah mobil gue. Gue lagi mau bawa mobil aja."

"Yaudah buruan masuk, yuk!"

Rosé langsung saja masuk kedalam mobil Jimin. Saat mobil Jimin mulai berjalan, keheningan pun tercipta. Karena belum ada satupun yang berbicara. Rosé sejak tadi berusaha mengontrol detak jantungnya, sedangkan Jimin bingung ingin bicara apa.

MY PRINCE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang