抖阴社区

15. Pluhmm

453 69 21
                                        

Lantunan musik menggema dari langit-langit café yang sedang tidak banyak pengunjung dipagi ini, suara merdu ditemani musik R&B/Soul dari Hatfelt membuat suasana tempat itu semakin hangat seperti kopi hitam buatan mereka yang sedang Jinyoung cicipi.

Lagu itu berjudul Pluhmm buah berbiji keras yang digemari bangsa eropa lebih dari 200 tahun, Jinyoung tidak mengerti mengapa lagu indah yang mengalun lembut ditelinganya itu memiliki lirik manis dengan penggambaran buah plum.

Buah Plum yang menjadi menu pilihan dari Soojin, wanita yang sedang duduk didepannya. Berkata pada pelayan jika ia sedang dalam masa diet dan meminta rekomendasi minuman yang cocok, lalu datanglah pada mereka kopi hangat dan jus plum.

"Bagaimana kabarmu?"

Jinyoung membuka percakapan setelah mereka terdiam lama dan pendengarannya tidak lagi mendengar lagu itu yang sudah berganti lagu lainnya.

Soojin mencodongkan badannya diatas meja, matanya menatap intens Jinyoung. Membuat Jinyoung salah tingkah dan mengalihkan pandangan pada dekorasi vintage café itu.

"Aku membencimu." Jinyoung menaikan kedua alisnya. "Semakin lama aku menatapmu, kau semakin terlihat manis."

Jinyoung gugup, ia mengambil gelas putih dan menyesap kopinya membuat Soojin tertawa kecil.

"Kabarku baik, bagaimana denganmu? Tidak terasa sudah 2 tahun kita tidak saling berkomunikasi."

Jinyoung mengiyakan, tidak terasa 2 tahun lamanya Jaebum berpisah dengan sahabat-sahabatnya dan lebih memilih melepas mimpinya untuk ikut mengelilingi dunia karena tertahan oleh Jinyoung.

"Kau tidak ingin bertanya mengapa aku mendatangimu pagi-pagi?"

Jinyoung tentu penasaran, dari awal bertemu hal pertama yang Jinyoung pikirkan adalah untuk apa Soojin mencarinya.

Tangan lentik Soojin mengambil gelas kopi Jinyoung. "Aku ingin mencobanya." Jinyoung diam saja ketika bibir Soojin menyentuh pinggiran gelas itu, atensinya dapat melihat bagaimana leher Soojin bergerak pelan menelan kopi yang memiliki rasa sedikit pait dengan aroma kayu manis dan manisnya vanilla.

"Rasanya pas." Soojin meletakkan kembali gelas itu.

Jinyoung tertegun melihat apa yang membekas digelas putihnya, sebuah warna merah yang membentuk bibir tipis Soojin. Ia baru menyadari wanita itu juga menggunakan perwarna bibir yang sama persis.

"Kau tidak penasaran kepada Jaebum belakangan ini?"

Jinyoung mengepalkan tangannya dibalik meja, ia tidak ingin mendengar tentang hal ini dipagi hari. Ini bisa mempengaruhi dan mengganggu fokusnya seharian.

"Aku tidak tahu apa yang membuat Jaebum semakin lembek sekarang, ia bahkan terlihat seperti anak yang tunduk pada Ibunya."

Satu hal yang membuat Jinyoung selalu iri pada Soojin adalah rasa percaya diri dan bagaimana santainya wanita itu ketika membicarakan hal yang menyinggung. Seperti saat ini, ia duduk bersandar pada kursi dengan tangan yang mendekap didepan dada. Menaikkan sedikit dagunya dan memperlihatkan jika ia selalu memandang orang lain dengan remeh.

"Kami sedang bersenang-senang kemarin dan menikmati suasana." Soojin melirik Jinyoung, sedang memeriksa ekspresi lawan bicaranya. "Tapi tiba-tiba ia panik seperti seorang pendosa yang harus menebus dan menyatakan dosanya."

Jinyoung menunduk, ia sudah membuat kesimpulan. Yang sangat ia kesali adalah harus mendengar semua ini tidak dari Jaebum langsung.

"Kau semakin pendiam sekarang." Soojin terkekeh. "Atau aku yang terlalu banyak bicara?" Jinyoung tidak ingin menjawab atau ia akan terdengar lemah karena suaranya akan bergetar.

easy to PLAY HARD TO GETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang