抖阴社区

                                        

Gue mendorong tubuh orang tersebut agar menjauh dari kosan, tapi tenaga gue tidak sebanding dengannya. Sama seperti sebelumnya, tidak ada perlawanan dari dia saat gue mendorongnya. Otak gue mencoba berpikir bagaimana caranya agar orang ini pergi dari sini. "Udah lah gue panggil satpam aja, bener-bener orang aneh!"

Saat gue hendak berjalan menuju pos satpam, tangan gue pun ditahan olehnya. "Kau mau ke mana?"

"Lo nanya gue mau ke mana? Ya ngelaporin lo, lah! Apa lagi?"

"Aku tak mengerti," ucapnya sambil melepas perlahan tangan gue.

"Apa yang gak lo ngerti?" tanya gue dengan nada kesal.

"Lo?"

"HAH?" Gue semakin bingung dengan orang ini.

Dia gak ngerti gue? Atau bagaimana?

"Aku tak mengerti apa yang kau katakan. Tapi, aku tahu dari nada bicaramu itu kau tak suka aku ada di sini. Kenapa?"

"Hah ...?" Sekarang gantian gue yang dibuat bingung oleh orang aneh ini.

"Kenapa kau tidak suka aku berada di sini?" tanyanya lembut.

"Ya lo siapa? Gue gak kenal sama lo dan tingkah lo ini sangat creepy yet weird!"

"Lagi-lagi kau menggunakan bahasa yang aneh. Aku tak mengerti."

Gue terdiam beberapa saat, orang ini gak paham bahasa informal? Gue menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan pikiran dalam sekejap dan mengatur pola napas gue.

"Kau siapa?" tanya gue dengan nada yang mulai tenang, tidak setajam saat awal pertemuan tadi.

"Kau tidak mengenaliku?" tanyanya kaget. Matanya membulat ketika mendengar jawaban gue.

Excuse me? Did he just ask me a stupid question? Of course I don't know him! He's a stranger!

"Iya. Aku tak mengenalmu. Jadi, siapa namamu?" Dengan angkuh gue membalasnya.

"Kau benar-benar tidak mengenaliku?"

"Sudah aku jawab, iya! Aku tidak mengenalmu. Sekarang, kau boleh pergi keluar dari sini sebelum aku memanggil satpam untuk mengusirmu!"

"Satpam?" ucapnya dengan raut kebingungan lagi.

Tolong lah, ini orang dari zaman batu atau bagaimana? Masa gak tahu satpam, sih?

"Iya, satpam."

"Aku tak paham denganmu, kau benar-benar tidak mengenaliku? Aku pikir seluruh rakyat mengenaliku."

HELLO? Dia pikir dia siapa? Pak Jokowi? Dan apa tadi dia bilang, rakyat?

"Aku tidak mengenalimu dan justru seharusnya aku yang mengatakan demikian! Aku yang tak paham denganmu dasar orang aneh!" Gue berteriak seraya menatapnya penuh keheranan.

"Ah .... Sepertinya aku benar." Ia menghela napas berat, kemudian menyenderkan badannya yang bertelanjang dada itu pada tembok kosan. Sorot matanya terlihat kosong, wajahnya sangat frustasi.

Gue yang melihatnya seketika merasa bingung sekaligus ... kasihan? "Eh ... kenapa?"

"Negeri apa ini?"

Hah?

"Lo– maksudku kau baru saja bertanya apa nama negara ini?" kata gue, ia pun mengangguk lesu.

"Indonesia," jawab gue.

"Indonesia? Aku belum pernah mendengar nama negara ini."

Gue yang tak paham dengan isi pikirannya hanya bisa menatapnya bingung. "Memang kau darimana?"

"Aku dari Majapahit, apa kau tahu?"

Wait – Majapahit? MAJAPAHIT?

"Majapahit?" Gue bertanya dengan nada memperjelas.

"Kau tak tahu, ya? Mungkin negaraku memang belum sehebat negara ini, makanya kau tak tahu. Wajar jika kau juga tidak mengenaliku."

"Negaramu?"

"Iya, negaraku. Rupanya kau benar-benar tidak tahu tentang Majapahit." Ia menunduk lesu, seperti tengah menahan kekecewaan dan kesedihan yang bercampur menjadi satu.

"Tunggu! Aku tahu Majapahit! Tentu saja aku tahu!"

Ia menatap ke arah gue. "Kau tahu?"

"Iya! Tentu saja! Majapahit kan kerajaan besar yang tercatat dalam sejarah!" Setidaknya gue masih tahu apa itu Majapahit. Terima kasih kepada pelajaran Sejarah Indonesia dan Pendidikan Kewarganegaraan yang sudah mengenalkan gue pada kerajaan hebat ini!

"Apa kau mengenali rajanya?" tanyanya.

Gue mencoba berpikir sesaat. "Raden Wijaya?"

Ia menggeleng, kemudian tersenyum. "Itu kakekku."

"Hah?"

"Aku adalah Sri Rajasanagara," ujarnya sambil tersenyum hangat.

"Sri apa tadi? Rajanegara?"

"Sri Rajasanagara. Kau bisa memanggilku Hayam Wuruk."

"HAYAM WURUK?"

Gue benar-benar dibuat frustasi oleh orang aneh ini! "Lo bohong ya? Jelas-jelas Hayam Wuruk tuh hidup ratusan tahun yang lalu!"

Ia terlihat kaget dengan perubahan sikap gue yang sangat tiba-tiba.

"Jangan ngaku-ngaku! Ini tahun 2020! Mana mungkin Hayam Wuruk hidup selama 600 tahun lebih?!" lanjut gue.

"Sikapmu berubah," ucapnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Gue sudah sangat muak dengan ini semua. Sepertinya orang aneh ini adalah penipu, mengingat banyak sekali motif penipuan akhir-akhir ini. Atau mungkin dia ini adalah pasien rumah sakit jiwa yang kabur?

Tak mau ambil pusing, akhirnya gue memilih untuk membuka pintu kosan dan masuk ke dalam serta mengunci rapat-rapat pintu dan jendelanya. Persetan dengan orang tadi, dia pikir dia siapa? Hayam Wuruk katanya? Jangan gila! Gue membiarkan laki-laki tadi berdiri di depan pintu kosan. Beruntungnya, kosan ini hanya dihuni oleh beberapa orang saja dan letaknya cukup terpencil dari keramaian. Matahari sudah terbenam, tapi orang aneh itu tetap saja berdiri di depan pintu kos gue.

Sebenarnya ... dia ini siapa?

👑👑👑

author's note:
welcome! gimana prolognya? lumayan panjang ya ^_^
aku harap kalian dapat menikmati cerita ini kedepannya, happy reading!!! <3

Another Time [MAJAPAHIT] (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang