Sudah seminggu lamanya Raihan bekerja, dan sudah seminggu pula kedekatannya dengan Shafa semakin merenggang. Mereka jarang bertemu, juga jarang berpapasan meskipun berada di kampus.
Saat ini, Raihan sedang bersama dengan kedua temannya yang sibuk memakan salad buatan Fathia. Fathia dan Shafa tampak baru saja datang.
"Woy Fat! Sini!" teriak Fadli dengan melambaikan tangannya.
Fathia bersama Shafa berjalan menuju ke arah mereka bertiga. Pandangan Shafa tak sengaja bertemu dengan pandangan Raihan. Semoga ia bisa menyembunyikan kegugupannya.
"Makasih saladnya Fat." ucap Fadli tanpa dosa.
Fathia membulatkan matanya melihat salad buatannya dimakan oleh Fadli."Fadli! Kok lo yang makan sih!?!" gerutu Fathia dengan kesal.
"Sorry Fat, gue laper banget belum sarapan." ucap Fadli tanpa rasa bersalahnya.
"Ihh Rere, kok lo kasihin sama dia sih?!"
Semua orang terdiam dan saling berpandangan. Detik kemudian mereka tertawa karena Fathia yang memanggil Regan dengan sebutan Rere. Kecuali Regan yang merasa salting. Itulah kenapa Raihan menamai kontak Regan dengan julukan Bang Rere.Fathia merutuki kebodohannya, biasanya ia memanggil Regan dengan sebutan tersebut waktu berduaan saja.
"Kenapa gak sekalian Mama Papa-an aja sih." goda Fadli sambil mengerling pada Regan yang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Di--diem lo! Ayo Fa masuk." ucap Fathia yang pipinya sudah memerah lalu menarik lengan Shafa.
Raihan menatap Shafa penuh arti, ia merindukan sosok tersebut.
***
Sepulang kuliah, Shafa membantu pamannya untuk merangkai berbagai bunga. Ilham keluar dengan membawa segelas jus buah yang baru ia buatkan untuk Shafa. Diraihnya jus yang berada di tangan pamannya dan diteguk hingga habia tak tersisa.
Ilham tersenyum. "Fa, ini tolong kamu belikan paman obat di apotek." ucap Ilham dengan memberi nota obat untuk Shafa beli.
Shafa mengangguk dan mulai menumpangi ojol yang ia pesan.
Sesampainya di apotek, Shafa mengantri karena sangat Ramai.
Raihan membulatkan matanya melihat Shafa di sana."Shafa!" gumam Raihan. Namun Shafa tak menyadari keberadaan Raihan.
Ia segera memakai masker penutup mulut."Mal, tukeran tempat dong!" ujar Raihan.
"Kenapa sih?" tanya Mala dengan terheran.
"Udah, cepetan."
Mereka berganti tempat, tadi Shafa mengantri di bagian Raihan, sekarang ia jadi mengantri di bagian Mala.
"Atas nama siapa?" tanya Mala.
"Ilham Syarfi."
"Silahkan tunggu dulu."
Shafa duduk diantara deretan orang yang sedang mengantri. Sesekali Shafa melihat sosok tubuh yang familiar namun wajahnya tertutup dengan masker sebagian. Shafa menggelengkan kepala.
'Tidak mungkin kalau itu dia' batim Shafa.
"Han, lo jagain tempat gue. Gue ada urusan."
"Eh--La!" Raihan menghela nafasnya karena Mala tak mempedulikan ucapannya.
Raihan melihat deretan obat didepannya. Terlihat nama Ilham Syarfi, ia menarik nafas dalam-dalam dan memanggil nama tersebut.
"Ilham Syarfi." panggil Raihan dengan was-was. Shafa mulai berdiri dan melangkahkan kakinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu [SELESAI]?
RomanceTak ada yang tak mungkin di dunia ini. Sepucuk kertas yang kutulis dengan torehan tinta sederhana mampu merubah kenyataan hidupku. Aku selalu dan akan selalu percaya akan takdir yang Allah gariskan untukku. Kuharap, esok nanti dirimu masih sama sepe...