抖阴社区

45. Conversation Part 1

459 51 8
                                        

Segala upaya dilakukan agar makan malam yang berubah menjadi area saling menjatuhkan itu berakhir, atau lebih tepatnya mereka dijatuhkan satu-persatu. Mark dan Jackson pergi berdua dengan alasan berkencan dimalam yang sudah semakin larut, Bambam pergi mengantar Yugyeom dan Youngjae melalui jalan memutar agar tidak cepat pulang sedangkan Soojin bersusah payah menyembunyikan belahan gaunnya saat pergi dari penthouse.

Sekarang diruang tamu terdapat tiga cangkir teh herbal yang diberikan Jihyun saat Jinyoung pulang ke Seoul, rasa dari minuman itu benar-benar membuat Jinyoung ingin muntah saking bosannya. Bukan muntah karena kegugupan.

Sunmi mengambil cangkir tehnya dengan anggun, matanya tetap lekat pada Jinyoung yang terus menunduk. "Hm... Teh ini sangat enak."

"Itu teh herbal eomma."

"Kau sangat pintar untuk selalu meminum minuman sehat. Darimana kau dapat? Cina, India atau Kenya?" Tanya Sunmi, menyebutkan tiga negara penghasil teh terbesar didunia.

"Jinyoung yang memberikannya padaku." Jinyoung semakin menundukkan kepalanya karena disebut. Ia juga merasakan tatapan Sunmi semakin tidak suka terhadapnya.

"Sampai kapan kau akan terus diam Jinyoung?"

Jinyoung mendongak. "I-iya."

Sunmi menegakkan duduknya. "Ceritakan tentang dirimu."

"A-aku..." Jinyoung melirik Jaebum, dan mendapati anggukan dari sang kekasih. "A-aku..."

"Sudahlah. Kau terlalu terbata jika bercerita." Sunmi tersenyum miring. "Lebih baik aku yang bertanya."

"Kita mulai dari pertanyaan dasar. Namamu, umur dan asal usul."

Jinyoung mengertakan kepalan tangannya, menganggap ia sedang berada diruang interview bersama atasan barunya. "Namaku Park Jinyoung, Umur 23 tahun dan berasal dari Mokpo. Tapi sekarang menetap di Seoul."

Sunmi menganggukan kepala. "Karena kalian pernah berkuliah ditempat yang sama. Maka kita lewati latar belakang pendidikanmu. Hm, bagaimana dengan orang tuamu?"

Jaebum terdiam saja, membiarkan Sunmi dan Jinyoung berbicara. Suasana masih kondusif jadi ia tidak perlu terlibat.

"Aku tinggal bersama ibuku, kami menempati rumah peninggalan keluarga. Ibuku bekerja ditoko kue sekaligus café kecil miliknya yang berada di Gangnam."

Sunmi tediam mencerna cerita singkat Jinyoung. "Kau hanya menceritakan tentang ibumu, berarti aku simpulkan kau tidak mengetahui apapun tentang ayahmu."

"Eomma."

Jinyoung tidak menceritakan mengenai ayahnya, karena memang dari awal yang ia tahu hanya tentang ibunya. Dengan kata lain, Jinyoung hanya mengangguk mengiyakan.

"Hm, sepertinya kau lahir dari keluarga yang bermasalah."

"Eomma, tolong-"

"Diam Jaebum! Aku tidak meminta pendapatmu."

Jinyoung tersentak mendengar bentakan itu, sepertinya posisinya sekarang sudah benar-benar diujung jurang.

"Lalu, untuk membantu ibumu yang hanya memiliki toko kecil itu. Apa kau bekerja?"

Tidak ada waktu untuk bersembunyi dari kenyataan. "Aku tidak bekerja." Jinyoung menjawab apa adanya.

Sunmi terkekeh. "Kau tidak bekerja? Atau kau baru saja dipecat?"

"Jinyoung mengundurkan diri," Ujar Jaebum.

"Oh." Sunmi memandang prihatin. "Apa kau berencana untuk menumpangkan hidupmu pada Jaebum seutuhnya?"

easy to PLAY HARD TO GETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang