"Tekanan darah kamu sangat rendah gi, tante sarankan kamu ke rumah sakit untuk perobatan."
"Gak usah tan, nanti juga sembuh!" tolak Egi.
Dokter Kinanti menghela nafas sejenak ternyata, Egi tetap Egi yang susah di atur, "Egi, jangan paksa tante buat bilang sama mama kamu! Setidaknya kamu mendapatkan obat dan vitamin dari dokter."
Kalau sudah di ancam seperti itu, Egi bisa apa?
"Tante keluar dulu, sepertinya teman-teman kamu sudah menunggu di luar," dokter Kinanti melangkah keluar dari UKS namun, baru beberapa langkah dokter Kinanti kembali berbalik menghadap Egi.
"Oh ya, kapan-kapan tolong perkenalkan tante pada pacarmu itu," ucap Kinanti dengan senyum menggodanya sedangkan Egi, menatap datar tantenya itu dan kembali memejamkan mata karena kepalanya kembali sakit.
Dokter Kinanti keluar dari UKS dan bertemu dengan teman-teman Egi.
"Rangga!"
"Iya?"
"Tolong nanti Egi dibawa ke rumah sakit soalnya dia demam dan tekanan darahnya rendah," jelas dokter Kinanti yang di iyakan oleh Rangga.
Dokter Kinanti memperhatikan Kay dengan seksama seolah mereka pernah bertemu sebelumnya karena wajahnya tak asing bagi Dokter Kinan. Ah mungkin itu hanya perasaannya saja.
Sepeninggal dokter Kinanti, Kay dkk masuk untuk menemui Egi.Egi mendengar suara pintu di buka dan langkah kaki yang mendekat ke arahnya namun, Egi enggan membuka mata karena kepalanya masih sangat pusing.
"Egi bangun!" Egi yakin itu suara Kay tapi, biarlah Egi tetap diam seperti orang belum sadar.
"Kay!" panggil Rangga.
"Gue sama Neo mau ke guru piket minta surat izin biar Egi dibawa pulang aja, lo juga mau dimintain surat izin?" tanya Rangga.
Egi membuka matanya sedikit untuk mengintip, ternyata Kay mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Rangga tadi, good girl!
"Gue juga mau ke kelas untuk ngambil tas lo sama Egi," pamit Airin dan lagi-lagi Egi melihat Kay hanya mengangguk
Mereka keluar dari UKS dan meninggalkan Kay bersama Egi. Melihat itu, Egi kembali menutup matanya. Ntar ketauan bisa di tampol ahayyyy.
"Bangun dong! Masa pangeran kay yang galak jadi pangeran tidur!" ucap Kay.
Nyaman! Itulah yang Egi rasakan saat Kay mengelus rambutnya. Sehingga Egi semakin enggan untuk membuka matanya.
"Egi jangan mati dulu dong! Kan Egi belum bilang cinta sama aku, belum sayang sama aku," ucap Kay lagi.
"Gue sayang lo!" ucap Egi sambil membuka matanya, udah deh pura-pura tidurnya.
Egi melihat ekspresi kay yang mematung dengan mata menatap horor padanya.
"Egi pura-pura pingsan ya!" tuduh kay dan memukul lengan Egi.
"Duh! Lo ngapain mukul gue sih?"
"Salah sendiri ngapain pura-pura pingsan!" ucap kay dengan memelototi Egi.
"Gue gak pura-pura! Lo kira ini pentas seni," balas Egi tak kalah sewot.
Gue gak pura-pura pingsan kan? Cuma merem dan diam doang saat kay ngomong.
"Terus tadi kok nyaut?"
"Gue udah sadar dari sebelum lo pada masuk!" Lagi-lagi Egi melihat kay yang melongo, duh kok gue gemes sih.
"Gue merem gara-gara pusing!" Jelas Egi lagi, tepatnya kilahnya.
"Egi kenapa bisa pingsan?" tanya kay
"Capek!"
"Yaudah, Egi tidur aja lagi! Rangga sama Neo lagi minta surat izin buat pulang, nanti aku bangunin kalau mereka datang," Egi hanya mengangguk.
"Kay, Gue serius sayang sama lo!"
"Egi gak lagi kesambet jin terong kan?"
Ini yang Egi kurang suka dari kay, dia selalu tidak tau kapan orang serius.
"Serah lo!" ucap Egi dan kembali memejamkan matanya.
...
Egi telah sampai di rumahnya diantar oleh Rangga dan Neo serta Kay yang bersikeras untuk ikut pulang meski sudah di larang oleh Egi.
Sebenarnya Egi cuma pura-pura melarang kay, dalam hati sih sebenarnya senang mendengar Kay yang ingin merawat Egi.
Kay pamit pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk Egi dan Egi pun pergi ke kamar mandi untuk memenuhi panggilan alam.
Sekitar dua pulih menit di dalam kamar mandi karena perutnya sangat mules, Egi keluar tapi tidak menemukan sosok kay di kamarnya. Mungkin kay masih di dapur, pikir Egi.
Tapi Egi menemukan nampan berisi bubur dan minum di atas meja jadi, kemana kay?
Egi mendekat dan menemukan secarik kertas yang diselipkan di bawah mangkuk bubur.
Maaf gi, aku harus pergi karena papa menyuruh aku segera ke kantornya. Egi gak usah khawatir! Aku naik taksi kok tapi, Egi gak mungkin khawatir deh, hehehe.
Ratunya Egi.
Terdengar helaan nafas kecewa dari Egi, untuk makan pun Egi tak selera lagi. Akhirnya Egi memilih untuk berbaring di ranjangnya.
Ting!
Egi meraih ponselnya segera dan melihat siapa yang mengirim pesan. Namun lagi-lagi Egi menghela nafas panjang karena bukan kay yang mengirimkan pesan padahal Egi sudah berharap pesan itu dari kay.
From +6285200××××××
Apa kamu sudah menerima paket dari ku?Kening Egi mengerut membaca pesan dari nomor yang tak dikenal itu, "Paket? Paket apaan sih?"
...
Terimakasih telah membaca The Reason Kay.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan
⬇️⬇️
Vote+komenKarena vomen kalian adalah energi untuk aku update terosss!!!
Salam kenal pupus!
Sampai jumpa di next part!!!!!
Love me and love you💜

?DUAPULUHLIMA
Mulai dari awal