「 ???????, ??? - ???? ??????? 」
Penderitaan yang sebenarnya adalah hidup dalam penyesalan. Jika masih ada waktu, maka manfaatkanlah. Jika diberi kesempatan, maka hargailah.
"Meski sedikit, kita sudah sempat membuat kenangannya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari itu, subuh benar aku sudah terbangun dengan mood berapi-api. Berucap pada Papaku kelewat semangat, "Ayo, Pa. Lebih cepat! Soya ingin sampai disana lebih dulu sebelum pemuda itu tiba."
Papa melirikku, "Kang Taehyun?"
"Tidak udah pakai disebut segala namanya, Pa. Papa jelas tau." Baiklah, pipiku sudah merona merah sekarang. Papaku memang tahu segalanya tentangku. Secara aku anaknya!
"Tunggu sebentar, Papa mengecek catatan laporan sedikit. Takut ada yang terlupa kalau kau menyuruh Papa tergesa-gesa begini."
"Lebih cepat, Pa. Pokoknya Soya akan mengambek jika nanti keduluan pemuda itu disana." Aku mengerucutkan bibir sebal. Silahkan mengatai aku gadis manja, itu memang benar adanya. Memangnya pada siapa lagi aku bisa begini selain pada Papaku itu?
Aku melirik lagi pada selembar kertas cantik yang sudah aku gunting pakai perasaan. Berbentuk gambar awan berwarna merah muda. Aku mempersiapkan itu tadi malam.
Setelah mendapat jawaban tidak memuaskan dari Hueningkai tentang betapa ia tidak tahu menahu tentang Kang Taehyun aku semakin diliputi rasa penasaran. Padahal Taehyun jelas-jelas masih ada disana. Melukis dengan tenang seperti kebiasaannya. Papa bahkan bicara dengannya, Papa menanyakan langsung namanya. Aku masih ingat caranya membungkuk dengan sopan kemarin.
Lalu, apa alasan Soobin dan Kai tidak mengenalnya? Dan mengapa juga Taehyun seolah terkurung di balik kebun jeruk sana. Sendirian dan kesepian? Sejak kapan ia begitu? Apa selama tidak ada satupun orang yang mendekatinya? Wah, kejam sekali!
Ah, silahkan tampar aku, guys! Aku sendiri tampaknya tidak berkaca. Sampai sekarang aku masih belum berani menghampirinya. Rasanya masih sama. Terlalu sulit!
Maka sebagai penggantinya, aku mempersiapkan ini.
Halo, Taehyun. Namaku Kim Soya. Kau mengagumkan! Salam kenal, ya.
Padahal aku masih mau menambahkan banyak, seperti: Kau sangat tampan, aku sampai terpana! Kenalkan aku Kim Soya di gadis penguntit yang hobi mengintipimu melukis selama satu minggu ini. Kau luar biasa, terlihat seperti pangeran dari khayangan! Aku suka kau! Benar-benar suka!
Tapi, aku takut nantinya dia malah nekat mencariku sampai menemuiku, lalu mencaci makiku karena tindakn tidak terpujiku itu. Meskipun aku belum tahu Kang ini sebenarnya orangnya seperti apa. Aku hanya kebiasaan memikirkan kemungkinan terburuk sebelum bertindak.
Aku sampai disana. Lantas berlari menyusuri luasnya kebun jeruk untuk mencapai bukit rendah dibaliknya. Dugaanku benar, dia belum ada disana. Tempatnya biasa melukis itu sepi, sunyi, hening bagai sudah beribu-ribu tahun tidak berpenghuni. Aku melangkah mendekat ke tempatnya biasa duduk.