抖阴社区

                                    

Draco Malfoy terkekeh. "Sori, pekerjaanku disini sangat banyak," katanya seraya menunjuk mejanya yang penuh dengan berkas-berkas dan perkamen yang belum ditandatangani.

Blaise hanya tertawa. "Keren sekali kau, baru empat tahun bekerja sudah jadi kepala departemen!"

Draco mendengus namun tetap merasakan telinganya memerah. "Ini hasil kerja keras tahu!"

"Kerja keras," dengus Blaise. "Tabungan warisan ayahmu di Gringotts masih banyak, 'kan?" lanjutnya lagi.

Draco memutar bola matanya. "Aku akan menafkahi keluargaku dari hasil keringatku sendiri, Blaise, terimakasih. Warisan itu akan kuberikan pada Scorpius dan anak-cucuku nanti," jawabnya dengan nada bangga yang tidak bisa ia sembunyikan.

Blaise menaikkan sebelah alisnya bingung. "Who's Scorpius?" tanyanya.

Sahabatnya tidak menjawab, tapi Blaise bisa melihat pipi Draco bersemu tipis. Blaise tertawa, mengangguk-angguk mengerti. "Nama anakmu nanti, eh? Astoria sudah tau?"

"Bahkan saat malam pertamaku, yang kukerjakan adalah mencari nama anakku nanti," aku Draco lemah.

Blaise tertawa kencang.

Pria bersurai pirang platina itu mengibaskan tangannya. "Ok, jadi apa tujuanmu kesini?" tanya Draco langsung ke topik.

"Oh iya, aku lupa tujuanku tadi," ucap Blaise menepuk jidatnya. "Aku mau tanya, apa kau diundang ke pesta pernikahannya Weasley?" tanyanya.

Draco menaikkan sebelah alisnya. "Weasley yang mana?" Draco balik tanya.

Blaise mengambil sebuah amplop undangan dari saku jubahnya dan menunjukkannya pada Draco. "Bungsu," ucapnya seraya memberikannya pada sahabatnya.

"Bungsu? Yang keenam saja kita tidak dekat apalagi yang bungsu, 'kan?" dengus Draco tapi tetap mengambil amplop merah cokelat yang disodorkan padanya itu dan melirik Blaise sekilas.

Ia pun segera membuka segelnya. Selembar kertas putih jatuh di atas sepatu hitam mengkilatnya. Draco bisa mendengar nafas yang tercekat di sekitarnya. Entah itu dari sahabatnya, atau bahkan dirinya sendiri.

Pria bersurai pirang itu pun segera membuka kertas itu dan membacanya cepat.

Di sudut hatinya yang selalu merasakan kehampaan, Draco bisa merasakan sebuah remasan singkat di jantungnya kala ia melihat sebaris nama yang bersanding di sebelah nama Weasley yang Blaise maksud.

Draco mengalihkan pandangannya pada Blaise yang kini tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Apa?" tanya Draco risih.

Blaise mengerjap. "Apa?" ia malah balik bertanya.

Draco memutar bola matanya jengah dan kembali mengibaskan tangannnya. "Tidak, aku tidak diundang," ucapnya kembali ke topik awal. "Hang on," ucapnya tiba-tiba seolah tersadar dari sesuatu. Ia mengerutkan dahinya, kembali melihat surat dan amplop undangan itu, dan langsung memandang Blaise.

"Kok kau bisa diundang?" tanyanya dengan pandangan menuduh.

Blaise mengangkat bahu. "Daphne dan Miles juga diundang kok, bahkan Theo juga diundang! Dia bahkan juga mengundang Marcus Flint dan geng quidditch Slytherin lama kita."

"Kok kau, Daphne, Miles, Theo dan geng quidditch lama kita bisa diundang?"

"Karena kami diundang?"

"Bagaimana denganku dan Pansy?"

"Bagaimana denganmu dan Pansy?" dengus Blaise seraya memberikannya tatapan yang-benar-saja pada satu-satunya pewaris Malfoy di depannya. "Aku dan Pansy sudah menikah, jadi kami satu paket."

Draco menyipitkan matanya. "Membuatku bertanya-tanya kenapa kalian bisa diundang sedangkan aku dan Astoria tidak."

Blaise hanya mangut-mangut. "Yeah, kau benar."

"Bukankah itu aneh?"

"Yeah."

"Right." Ucap Draco seraya menaikkan alisnya lagi dan mengangguk.

Kedua sahabat itu saling bertatapan sampai Draco mengibaskan tangannya, tidak berniat mendiskusikannya lebih lama soal pernikahan Gideon Weasley dan Potter. Ia pun memasukkan surat putih itu ke dalam amplop merah-cokelatnya dan mengembalikannya pada Blaise.

"Jadi kau benar-benar tidak akan pergi?" tanya Blaise lagi sementara tangannya kembali memasukkan amplop undangan itu ke saku jubahnya. "Aku, Pansy, dan Daphne mungkin bisa menyelipkanmu dalam acara."

Draco mengendikkan bahunya tidak peduli. "Aku tidak diundang Blaise," Draco berbalik menuju kursinya. "Lagi pula kalau pun aku diundang, aku ragu aku akan bisa meluangkan waktuku untuk datang ke pernikahannnya," jawabnya mencoba mengabaikan rasa ngilu samar di dadanya.

And I don't miss you
You're not the every single thing I do

"Yeah, mungkin kau benar." Blaise mendesah saat melihat sahabatnya kembali mendudukkan dirinya di kursi kerjanya.

Pria berkulit eksotis itu menatap langit-langit, mencoba mengalihkan pandangan sejuta maknanya dari manik kelabu sahabat pirangnya itu. Ia segera menggelengkan kepalanya dan saat berniat untuk pamit pulang, ia melihat seekor burung hantu putih terbang dan berhenti di jendela ruang kerja Draco.

"Drake," panggilnya seraya mengendikkan kepalanya ke jendela.

Draco mengikuti arah pandang sahabatnya dan mendesah. "Aku ingat, kemarin aku sudah menandatangani laporan kerjasama yang diminta oleh Mr. Goldstein," keluhnya tapi tetap berjalan menghampiri burung hantu itu.

Blaise mengernyit. "Sepertinya aku kenal burung hantu itu," celetuknya.

Draco mendengus tanpa menoleh pada Blaise. "Burung hantu seperti ini banyak tahu," tandasnya.

"Bukaan! Aku yakin aku kenal burung hantu ini," ucap Blaise masih bersikeras. "Tapi dimana ya..."

Draco hanya memutar bola matanya dan mengambil amplop merah-cokelat yang terkait di kaki burung hantu itu. Burung hantu itu segera mematukkan paruhnya di telapak tangan Draco dan langsung pergi terbang, meninggalkan Draco yang menatap amplop merah-cokelat dengan tatapan yang sulit diartikan.

Ia segera beralih memandang Blaise yang masih sibuk mengingat burung hantu putih. "Apa?" tanyanya saat menyadari bahwa Draco tengah memandangnya.

Draco mengangkat amplop yang dipegangnya dengan wajah kaku, sementara Blaise terperangah.

"Aku diundang."

.

.

to be continued

[K/N — 5 Juni 2020] sebenernya di word, cerita ini one-shoot

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[K/N 5 Juni 2020sebenernya di word, cerita ini one-shoot. tapi ya, gatau, kepengen aja gitu jdi multi-chapter, eheheheheh.

[K/N 7 Juni 2020] yagitu gan, seperti yg udah khe bilang, ini tuh udah dipublish di platform sebelah dari kemarin ehehehhe. 

yowes tah, kalo suka jan lupa tinggalin jejak ya. baik berupa vote, kritik-komen-saran, oke oke?! wkwkwk. thanks pal! 💜

[?] Empty Space || drarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang