Ia memandang suaminya yang masih terpana melihat bayi laki-laki yang ada di gendongannya. "Miles? Bisakah aku melihatnya lebih dekat?" tanya Daphne dengan manik birunya yang berkilat senang.
Miles Bletchley, suami tercintanya Daphne yang lebih tua satu tahun di atasnya dan teman-temannya, mengulas senyum lembut pada istrinya dan mencium pucuk kepala anaknya sebelum menyerahkannya pada Daphne.
Pria berkulit eksotis yang berdiri di ujung ranjang Daphne hanya merangkul istrinya dan bertukar seringai senang pada pria berkulit pucat yang berdiri di samping Miles.
"Congratulation mate! Akhirnya kau menjadi ayah juga!" ucap Blaise Zabini menaik-naikkan alisnya menggoda Miles yang sontak langsung tertawa malu.
"Setelah perjuangan dan pengorbanan yang berat tentunya," sahut Draco Malfoy terkekeh yang membuat Miles—sekarang ditambah Daphne—tersenyum merona.
Pansy Parkinson—yang tentunya kini sudah berganti menjadi Zabini—membuat wajah merajuk main-mainnya pada Daphne. "Ini tidak adil Daph! Kau yang terakhir menikah, kenapa kau pula yang mendapat anak lebih dulu," ujarnya segera tertawa bersama Astoria di sebelahnya.
Daphne hanya tertawa dengan pipi yang merona luar biasa untuk menanggapi selamatan dan ledekan teman-temannya. Manik birunya kembali beralih pada wajah gembil merah yang berada di gendongannya.
"Kau yang memberi namanya, 'kan, Daphne?"
Daphne kembali mendongak menatap wajah suaminya, tersenyum, dan kembali memandang anaknya. "Matthew... Matthew Aldrich Bletchley..." Daphne kembali mendongak menatap Miles yang kini menatapnya dan anaknya penuh sayang. "How is it?"
"Amazing name," ucap Miles mengangguk tersenyum. "Matt will be a good boy to his family and his friends," ujarnya seraya mengalihkan pandangannya pada sahabat-sahabatnya.
"Be a great wizard in the world," tambah Blaise nyengir lebar.
"And be a kind and brave person to keep what he loves safe," timpal Draco seraya mengulas senyum tipis dan memandang Matthew dengan pandangan yang tidak bisa diartikan oleh siapapun. Termasuk dirinya sendiri.
Semua orang langsung memandang Draco. Ketiga sahabat seangkatannya tahu persis apa maksud Draco. Masing-masing dari mereka saling memandang satu sama lain dan kembali menatap Draco dengan pandangan yang sulit diartikan.
Daphne yang pertama kali berdehem memecah keheningan sementara dan memandang Draco dengan tatapan sinis main-mainnya. "Apa kau menyuruh anakku untuk masuk Gryffindor, Malfoy?"
Dan hening yang semula hampir memenuhi seisi ruangan itu langsung buyar dengan gelak tawa mereka.
"Pansy! Pastikan anakmu harus lahir di tahun yang sama dengan anakku!" seru Daphne seraya melotot pada Pansy.
Pansy balas melotot. "Kami juga sedang berusaha tahu!" Ini bukan Pansy, tapi Blaise yang langsung merangkul Pansy.
"Yang perlu kau khawatirkan itu adikmu dan Draco! Kau tahu 'kan, Malfoy bereproduksinya lama sekali!" timpal Pansy yang diiringi gelak tawa semuanya.
Draco menatap sepasang suami-istri yang mengaku sahabatnya itu tersinggung. "Jangan bawa nama keluarga dong! Dasar bajingan..."
"No more swearing in front of my son!" seru Miles tegas yang langsung membuat teman-temannya yang lebih muda itu mengangguk dan tertawa.
Tok tok tok...
Suara pintu yang diketuk berhasil membuat semua yang berada di dalam ruangan itu mengalihkan pandangannya pada kepala yang menyembul dari balik pintu cokelat rumah sakit. "Apa ini ruangan keluarga Bletchley?" tanya perawat itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
[?] Empty Space || drarry
Fanfiction[2nd Book] ?'Cause only you could fill this empty space.? ?―I love you, Drake!? started; 05062020 ended; 30062020 republished:15032023 ?2020, KekepUC