"Aku ingin melindungi mu Taehyung-ah. Karena aku sayang padamu.
Semoga hubungan mu baik-baik saja nee. Aku pergi," ucap nya.
"Dan, satu hal yang ingin ku sampaikan. Aku Tak pernah membenci mu Kim Taehyung," lanjut nya.
Dengan udara yang masih sejuk dan menyeruak. Jisoo berjalan dengan langkah guntai di temani angin pagi.
Jam 05;30...tentu masih sangat sepi.
"Saat kecil aku bermimpi untuk tidak merasakan jatuh cinta. Bahkan berjanji untuk tak pernah sakit hati karena cinta," seru pelan di dengar angin, "Namun semua berbanding terbalik," lanjut nya.
"Hiks... Taehyung-ah! Tak pernah kah kau merasakan menjadi diriku?"
"Hiks... Aku pikir pengakuan mu kala itu memang benar, tetapi sama saja seperti waktu SMA kau membohongi ku,"
Terus berjalan hingga terhenti tak kala ia menemui tempat sampah, di keluarkan nya kain yang sedari tadi ia simpan di saku bajunya.
Perlahan mencoba untuk melepaskan kain itu agar terbuang, "Benda kecil ini harus hilang, sebelum ia menghancurkan hati orang lain yang melihat nya."
Sungguh berhati mulia, Niat Jisoo hanyalah tak ingin membuat Taehyung ataupun calon istri nya merasa sedih akan kelakuan bodoh Taehyung.
Tangan kecil itu menyentuh dadanya.
"Biar aku yang menanggung Rasa sakit nya."---
Ceklek!
Pintu terbuka menampilkan gadis dengan rambut lusuh memasuki rumah.
"Jisoo!!" Teriak kedua orangtuanya.
Irene tentu langsung memeluk Jisoo.
"Kamu kemana saja? Pagi ini baru pulang?" Irene meminta penjelasan Jisoo, namun gadis itu diam menatap lantai."Jisoo jawab," ucap Suho pelan.
"Jisoo? Cerita sama eomma? Kamu ada masalah apa nak?" Tanya Irene lembut.
Terkoyak sudah hatinya. Berlari ke pelukan sang eomma, "eomma! Hiks...hiks..." Gadis itu akhirnya menangis sekerasnya.
"Eomma! Jisoo lelah?!" Teriak anak nya.
Suho ikut menenangkan, "lelah kenapa Jisoo, ceritakan dengan appa?"
"Ji-soo lelah," suara yang terdengar melemah.
"Jisoo? Kamu kenapa?" Tak ada balasan.
Tak terdengar suara tangisnya, "Jisoo?" Irene memeriksa nya.
"Yoebo Jisoo pingsan!" Ucap Irene panik.
Suho tanpa pinggir panjang Langsung mengendong Jisoo, "lebih baik kita bawa dia ke kamar."
---
Pria itu terbangun dengan Rasa pusing menyeruak kepalanya, "Akkh!!" Ringis nya memegang kepalanya.
Berusaha menahan. Dan terkejut melihat seprai yang sudah tergunting di sampingnya.
"Si-apa yang menggunting nya?"
Taehyung terperangah melihat pakaian nya berserakan di lantai.
"Ah aku ingat! Semalam aku mabuk?"
"Mungkin itu penyebab nya,"
Dengan mudahnya Pria itu berkesimpulan. Tanpa mengetahui Hati mana yang sudah di hancurkan nya.
---
Dengan langkah tegap ia menyusuri kantornya, "Taehyung? Lo ngeliat Jisoo ga?" Tanya Jennie Bertemu Taehyung di depan lift.
"Aku tak melihat nya," ujar pria yang tak Tahu kejadian semalam.
Jennie mencemaskan temannya.
"Kata Jisoo, dia semalam ketemuan sama Lo? Masa Lo ga tau si Tae?" Jennie bersih kukuh ingin mengetahui nya."Gue ga tau Jen. Gue ga ketemuan sama dia kok semalam," Sungguh dia tak menyadari kesalahannya.
Jennie segera menemui teman nya yang lain, "Rose-ya! Lisa-ya!" Panggil nya.
"Ah nee ada apa Jennie?" Tanya Rose.
"Aku tak mendapatkan kabar dari Jisoo, hati ku sangat khawatir," jelas Jennie.
"Bagaimana kalo kita pergi menemui Jisoo ke rumah nya?" Tawar Lisa.
Rose sedikit bingung, "Bagaimana dengan pekerjaan kita Lisa?" Tanya Rose.
Lisa menjentikkan jarinya, "Kita izin untuk beberapa jam," usul Lisa.
Jennie setuju, "Baiklah, ayo," ajak Jennie untuk menemui Taehyung dan meminta izin.
---
Orang-orang sedang cemas akan hal yang dialami Jisoo. Jennie, Rose dan Lisa sedang berada di ruang Tamu Jisoo.
"Jisoo ada di kamarnya Tante?" Tanya Jennie membuat Irene mengangguk.
"Semalam ia pergi dan baru pulang pagi tadi. Dengan Rambut berantakan serta dia menangis?" Jelas Irene membuat ketiganya terkejut.
"Menangis?" Kaget Lisa.
Jennie mengangguk, "Iya Tan. Jisoo sempet bilang ke Jennie, kalau semalam dia mau ketemuan sama Taehyung," jawab Jennie.
Irene nampak bingung, "Jisoo bilang dia lelah."
Rose semakin di buat khawatir, "Ya ampun Jisoo."
Irene tak bisa berfikir lagi, "lebih baik kalian menenangkan Jisoo di dalam," unjuk Irene hingga Jennie dan yang lainnya memutuskan untuk ke kamar Jisoo.
Tepat di depan kamar sudah terdengar suara tangisan, dengan perlahan Jennie membuka pintu.
Di lihat nya Jisoo sedang menangis di lantai.
"Jisoo?" Ucap ketiganya.
Serentak mereka bertiga berlari dan memeluk Jisoo, "Jisoo kenapa?" Tanya Jennie ternyata ke khawatiran nya benar.
"Ak--aku han-cur Jen."
Jennie mengusap kepala Jisoo, "Hancur kenapa Jis? Cerita sama kita?"
Jisoo hanya menggeleng. Memegang kepalanya gusar.
"Siapa yang sakiti Lo Jis? Bilang sama gue!?" Ujar Lisa.
Jisoo tak lain tetap menangis membuat temannya semakin erat memeluk nya.
Hiks..
Selesai
GIMANA GIMANA?
MAU SAD ENDING ATAU HAPPY ENDING NI GUYS! KOMEN DONG.
DIEM-DIEM BAE! KOMEN APA KOMEN ^_^
PAY PAY}:‑)

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] "MINE!" |VSoo END? 18+
FanfictionSedikit berbau 18+ Rasa Pengecut yang di miliki oleh Taehyung sejak SMA, membuat satu kisah yang tadinya memakan durasi pendek malah menjadikan nya lebih panjang. Kesalahpahaman yang terjalin, Membuat Permasalahan Semakin Rumit. hati yang mulia ser...
25% Hiks...
Mulai dari awal