"gue nanya Jeffery bukan lo!" Mina menatap Gion kesal.
"Jeffery-nya gak minat jawab tuh." balas Gion santai, tak lupa pemuda itu tersenyum jahil membuat Mina semakin naik pitam.
"Gion diem deh!" Sentak Mina.
"Gue mau tidur, kalo mama dateng bilang ya Yon." Jeffery membalik badannya membelakangi Mina dan Gion.
"Noh udah bobok lagi dia. pulang gih, masih pagi juga udah keliaran." Gion kembali memakan Mie nya.
Mina menatap Gion dengan mata yang sudah berkaca-kaca, sungguh Mina hanya ingin menjenguk Jeffery lalu mengapa Gion sangat tidak suka dengannya.
Padahal selama ini mereka baik-baik saja. Mina dan Gion tak pernah berdebat dan berkelahi, lalu mengapa Gion seperti ini.
Dengan itu, Mina segera beridiri dan berjalan sembari berucap, "Gue pulang."
Seketika Gion mendongak saat mendnegar suara Mina yang keluar sembari membanting pintu dengan kuat.
"Dih ngambek."
Dirumah sakit yang sama namun dikamar dan lantai yang berbeda, Rosje tengah duduk setengah tidur di Kasurnya. didepan nya sudah ada keluarga besarnya, tentu saja ia sedang diinterogasi.
Rosie sudah siumanx kondisinya tidak terlalu buruk namun tidak baik juga. Lukanya tidak dalam namun cukup parah.
Sedaritadi Bundanya terus meng-interogadisnya, namun Rosie hanya diam sembari memakan bubur rumah sakit yang rasanya sangat tidak enak.
"Bunda serius ini, kamu ngapain jam segitu keluar rumah?" Tanya Bunda untuk yang kelima kalinya.
Rosie menghela nafas pelan, ia juga bingung ingin menjawag apa, kalau jujur Bundanya pasti akan sangat marah padanya.
"Mau beli pembalut, bunda." Jawab Rosie bohong.
"Beli pembalut?! suster bilang kamu ketabraknya didepan rumah sakit? Emang rumah sakit jualan pembalut?!" Tanya Bunda sedikit menaikan intonasinya.
"Bun, biarin adek istirahat dulu, kalau udah keluar dari rumah sakit baru tanyaain." Ayah mencoba menenangkan Bunda.
"Ayah, mas Chandra sama Bunda sarapan aja dulu, biar Mahen yang jaga Rosie." Ucap Mahen menengahi.
"Yaudah kalo ada apa apa chat mas ya." Ujar Chandra.
Mahen mengangguk, setelah itu ayah, bunda, dan Chandra keluar. Rosie menghela nafas lega, setidaknya ia bisa bernafas lega untuk sekarang sembari memikirkan alasan apa yang akan dibuatnya nanti.
"Udah gak ada siapa siapa dek, ayo jujur sama mas." Ujar Mahen.
Rosie menunduk takut, sebenarnya Mahen ini yang paling lembut dan sabar pada Rosie, namun kalau sudah marah jangan ditanya.
"Mas janji ya jangan marah."
"Iya janji, mas gak bakalan marah, sekarang jawab, kamu ngapain tadi malam?" Tanya Mahen selembut mungkin.
"Tadi malem aku gak bisa tidur, terus kakak kelas aku bilang kalau Jeffery kecelakaan, makannya aku kerumah sakit." Jawab Rosie jujur.
"Terus kenapa bisa ketabrak?" Tanya Mahen lagi.
"Aku berdiri di trotoar, Tiba-tiba ada mobil nabrak aku."
Mahen mengangguk, ia juga tahu alasan Rosie tertabrak karena yang menabrak adiknya sudah minta maaf dan bertanggung jawab. Katanya, rem mobilnya blong dan berakhir menabraj trotoar beserta Rosie.
"Jadi Jeffery dirawat disini?" Tanya Mahen.
"Iya."
"Mau jenguk dia?" Tanya Mahen.
Sebenarnya Mahen ingin tertawa, lucu sekali adiknya. Niat hati ingin menjenguk orang kecelekaan malah dirinya ikut kecelakaan dan berakhir dirawat dirumah sakit yang sama juga.
Baru saja Rosie ingin menjawab, namun tiba-tiba ada sebuah pesan yang mencuri perhatiannya, disana ada nama Juned yang sudah mengirimnya banyak pesan.
Juned temen Banu
Rosie.Juned temen Banu
Lo mau tau ga kenapa Jeffery tiba tiba nembak lo?Juned temen Banu
Karena gue suka sama lo, gue bilang ini ke lo.Juned temen Banu
Sorry to say, lo itu cuam bahan dare Jeffery sama temen temennya.Juned temen Banu
Dan yang gue tau pasti, dare nya itu sampe dua minggu itu artinya tiga hari lagi.Juned temen Banu
Sebelum lo dipermalukan lebih baik gue kasih tau, dan lebih baik juga lo putusin Jeffery.(Read)
Rosie terdiam, ia membaca ulang pesan dari Juned. Ia menggeleng pekan dan sedetik kemudian air matanya jatuh tanpa diminta.
Dadanya terasa sesak saat mengetahui fakta bahwa dirinya dipermainkan selama ini, belum lagi fakta bahwa dirinya terbaws perasaan oleh Jeffery. Sungguh Rosie sakit dan malu.
"Kenapa dek?" Tanya Mahen khawatir.
"Mas ayo anterin aku ke ruangan Jeffery."
Mahen hanya mengangguk, ia langsung menggendong Rosie setelahnya menaruh sang adik diatas kursinya dan membawanya keluar.
Disepanjang jalan hanya ada keheningan, Rosie mengusap airmatanya yang terus turun tanpa ia inginkan. Pun juga dengan Mahen yang berusaha menenangkan sang adik.
Ditengah perjalanan, Rosie tak sengaja bertemu dengan Mina yang duduk sembari menangis.
"Mas berhenti bentar." Kata Rosie pada Mahen.
"Mina lo kenapa?" Tanya Rosie yang seketika membuat Mina mendongak.
"Rosie? Lo kok disini? Kenapa?" Bukannya menjawab Mina malah balik bertanya dengan wajah bingung dan paniknya.
"Gue kecelakaan, lo sendiri kenapa nangis disini? Mau jenguk Jeffery ya, kok disini?"
Mina menangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Rosie lalu kemudian berucap, "Tapi gue diusir Gion, dari awal dateng dia juga gak suka sama gue, kata kata nya kasar banget, sakit Ros."
"Hah?? Kok Gion gitu, padahal dia lucu loh, gue gak tau kalau dia kasar." Balas Rosie tak habis fikir.
"lo mau jenguk Jeffery? Sama gue aja." Ujar Mina mengalihkan pembicaraan.
"Boleh, mas sarapan dulu aja nyusul yang lain aku sama Mina." Ucap Rosie pada Mahen yang sedari tadi diam.
"Yaudah, hati hati ya." Balas Mahen membiarkan adiknya menyelesaikan masalahnya.
Sekepergian Mahen, Mina mulai mendorong kursi Roda Rosie menuju keruangan Jeffery.
"Btw lo kenapa bisa kecelakaan Ros?" Tanya Mina.
"Rem mobil yang nabrak gue blong, jadinya gue ketabrak." Jawab Rosie santai.
"Ih kok santai banget sih, gue ngeri bayanginnya." Balas Mina.
Tanpa keduanya sadari diujung Sana Ada Ten yang menguping, lalu pemuda itu berlari menuju kamar Jeffery dengan cepat.
Di Chap ini berubah banget, maaf ya kalau perubahan nya kurang bagus, atau lebih bagus yang lama.
Tapi menurutku yang lama terlalu menyudutkan Mina, jadi nya aku ubah deh.
Btw Mina biasku loh di Twice sama Jihyo juga, jadi jangan salah paham yaaaa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Failing In Love | Jaerose [End]
Fanfiction"Alasan lo jadiin gue pacar apa?" Rosie tidak tahu apa alasan Jeffery menjadikannya pacarnya. Katanya, Cinta. Tetapi kalimat itu sangat meragukan. Namun kedatangan Jeffery kedalam hidup Rosie nyatanya cukup membuat hari-harinya semakin berwarna. Wal...
? hurt
Mulai dari awal