"Halo, Elita," ia mengulurkan tangannya untuk tos yang disambut ceria pasiennya. "Punggungnya udah nggak sakit?"
"Masih, tapi kalau aku pikirin, sakitnya makin terasa."
"Dia nggak mau diem, Dok, padahal kalau bangun harus merintih dulu," keluh ibunya. "Jadi, apa penyakit Elita sebenarnya sih, Dok?"
Eros menampilkan hasil CT Scan pada layar besar. "Ini adalah tulang belakang Elita," ia melingkari bagian yang bermasalah. "Tulang Elita mengalami ketidakstabilan hingga bergeser sebanyak lima puluh persen dari jalurnya."
"Sementara tulang L5 merosot ke depan dan tulang sakrum pada tempatnya, saraf yang berada di antaranya mengalami tekanan, itulah yang membuat Elita kesulitan mengangkat sebelah kakinya hingga lurus dan kesemutan hingga mati rasa."
Baik Elita maupun ibunya nampak syok, ketidakmampuan menyimbangkan tubuh adalah hal yang fatal di dunia balet.
Orang bilang, buah jatuh tak jauh dari pohonnya, Ibu Elita, Elya, adalah ballerina yang pertunjukannya sudah sering Eros saksikan bersama ibunya di masa remaja Eros. Dan Elita mengikuti jejak karier ibunya.
Kini, di usia tiga belas tahun, Elita sudah bergabung dengan kelompok balet yang pertunjukannya pernah sampai ke Broadway.
Untuk menghibur keduanya, Eros mengeluarkan cokelat batang simpanannya dan menyodorkan pada Elita. "Sekarang kan lagi libur latihan sama pertunjukannya, boleh cheating sedikit kok."
"Terima kasih, Dokter." Elita menerimanya dengan senyum manis meski matanya terlihat berkaca-kaca.
"Elita suka balet?"
Anak itu mengangguk pelan. "Aku suka balet, Dok, suka banget sampai-sampai aku lebih milih latihan ketimbang tidur."
Yang Eros ketahui, Elita berlatih balet semenjak usia empat tahun, lebih dari separuh hidup anak itu dihabiskan untuk balet.
"Bu, Elita, saya sarankan untuk operasi, Elita sudah menstruasi, kan?"
Sambil malu-malu, Elita mengangguk mengiyakan.
"Pada beberapa kasus rasa nyeri dan kebas biasanya hilang setelah terapi latihan fisik, pemakaian penyangga, suntikan epidural, obat-obatan, juga pengurangan aktivitas yang melibatkan pelenturan badan." Eros melirik Elita sebelum melanjutkan, "Tetapi Elita masih ingin melanjutkan kariernya sebagai ballerina, kan?"
Anak itu mengangguk semangat. "Mau, Dok! Aku masih bisa balet?"
"Tentu dong! Namanya operasi fusi, kita kembalikan tulang Elita ke tempat semula dan menyetabilkannya agar tidak bergeser lagi."
"Berapa lama waktu penyembuhannya, Dok?"
"Sekitar delapan hingga enam belas bulan untuk pasien di atas tujuh belas tahun. Setelah itu Elita diperbolehkan latihan ringan, bahkan mungkin tiga bulan setelah operasi Elita boleh mencoba pemanasan tapi sesuai aturan, ya?"
Wajah keduanya kembali cerah, ibunya menarik Elita ke pelukan dan mencium dahi putrinya. "Tuh, Mama bilang juga kamu nggak perlu khawatir, kan?"
Sepeninggal Elita dan ibunya yang rawat inap esok hari, Farris berdehem, tak mendapat reaksi dari Eros, Farris berdehem sekali lagi hingga Eros menoleh padanya.
"Dok, punya cokelat? Saya mau dong, hari ini rasanya saya kurang semangat."
"Mau yang semangat?" Eros menyimpan terlebih dahulu laporan kondisi Elita baru berbalik menatap Farris dengan kedua tangan di atas perut. "Serahkan laporan yang kemarin saya minta sebelum saya pulang, saya kasih cokelat."
"Mending saya beli sendiri cokelatnya," gumam Farris.
Pasien terakhirnya masuk, hari ini entah mengapa Eros kedatangan banyak atlet, yang datang kali ini adalah anak dari keluarga atlet. Eros kenal ayahnya, Ramadhan Taufik dari cabang renang yang pernah datang padanya dengan retakan di C3 akibat kecelakaan. Sementara si ibu adalah atlet senam lantai yang Ursa kenal, Kirana, dan Eros adalah orang yang disarankan oleh Ursa sendiri ketika Kirana mengeluhkan sakit punggung putri Kirana, Mimosa.

KAMU SEDANG MEMBACA
CANIS [END] √
RomanceSEKUEL URSA Janu Averroes Mahawira, M.D, FICS Namanya terdengar cerdas, wajahnya menunjukkan kebijaksanaan, dan tutur katanya menggambarkan keluasan pengetahuan. Namun begitu jam praktiknya selesai, Eros tak lebih dari pria pemalu, kikuk, dan manut...
6 || Chiron - Sagittarius
Mulai dari awal