[Completed]
"Kengeriannya, ketakutannya, depresinya. Bahkan aku seolah-olah bisa mendengar pekikan ngilu kawanan mereka, begitu nyaring. Serta tusukan tombak perak yang menembus dada kiriku, memecahkan jantungku dan mematahkan seluruh tulang rusukku...
"Terimakasih, Pak," Kun membungkuk pada para sipir-sipir penjara.
Mujur sekali ia memiliki teman sekaya Winwin. Masa tahanannya yang harusnya 24 tahun ditebus langsung sehingga hanya seminggu ia mendekam di penjara, sementara 3 minggu lainnya ia habiskan di rumah sakit memperbaiki tulang ekor, kaki, dan kedua tangannya.
Di depan gedung tahanan itu sudah ada Yangyang, tersenyum menunggunya sembari membawa sebuket hydrangea biru.
Kun tersenyum. Dihampiri dan diciumnya dalam-dalam bibir tunangannya itu. "Kau mau aku lamar lagi atau langsung kunikahi?"
Yangyang tertawa pelan. Ia menjunjung buket bunga itu. "Pertama-tama, aku ingin memperbaikimu terlebih dahulu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kun menatap guci berisi abu Hendery itu penuh rasa menyesal. Di sentuhnya permukaan guci yang halus itu dengan mata berkaca-kaca. Ditaruhnya buket bunga hydrangea biru di depan guci itu.
"Ia gugur secara terhormat. Letnan Muda yang Agung," katanya sambil memberi penghormatan.
Yangyang menarik nafas panjang. Disentuhnya bahu Kun pelan. "Ayo pulang, ge."
Kun mengangguk. Dan untuk terakhir kalinya, ia menatap guci itu dengan penyesalan yang bertumpuk.
Kun dan Yangyang pun pergi tanpa menoleh ke belakang lagi.
Mereka tak menyadari kelopak hydrangea biru yang berkilau gemerlapan setelahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tombak dan panah perak mulai berterbangan di langit. Lengkingan kesakitan menjadi alunan melodi yang membersihkan hutan dari sunyi. Satu persatu makhluk itu mati. Logam mewah itu menghancurkan jantung mereka. Jasadnya terinjak-injak dan melebur dalam tanah hutan dan ruh mereka dipaksa untuk melayang meninggalkan perang.
"Matanya yang cantik namun kosong, terbuka lebar pada harapan-harapan. mais la lumière l'a rendu aveugle.
"Harapan-harapan kosong itu akhirnya pergi, ketika salah seorang pemuda dari kalangan manusia menemukannya kembali."